Thursday, May 30, 2019

Meridhai Allah


Meridhai Allah
*Ali Ahsan Al Haris

Beberapa hari yg lalu saya bertemu dengan salah satu penjaga parkiran di institusi pendidikan. Saya sendiri tidak mengenal betul siapa bapak ini, tapi obrolan kami sangat akrab karena ternyata bapak jukir ini kenal baik dengan salah satu senior saya waktu sekolah dulu.

Saya mengenal betul siapa senior yg dimaksud oleh bapak ini, selain sekolah, senior saya ini sangat aktif membantu para jukir untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka. Dari mulai gapok, tunjangan bulanan dan kejelasan kontrak para jukir. Dari hasil perjuangan senior saya dan kawan-kawan inilah para jukir mendapatkan kesejahteraanya, ya bisa di bilang tidak seperti yang lalu itu.



Karena bapak ini menjadi ring 1 para jukir untuk berjalan bersama sama dengan senior saya, dan hasilnya memang sudah jelas terasa. Maka obrolan saya dengan beliau seperti kawan lama yang sudah tidak jumpa.

Nah yang menarik, saat saya bertanya perihal gaji yg sekarang diterima apakah cukup untuk kebutuhan bulanan beliau. Kesimpulan yg saya dapat dari beliau, hidup itu harus ridha meridhai setiap apa yg di dapat, kalau sekali saja tidak ridha dengan yg kita dapatkan, itu bisa menjadi petaka untuk diri sendiri dan keluarga. Apa yg di maksut petaka disini? Matinya hati akan rasa syukur atas semua nikmat yg Tuhan berikan, itu intinya.

Kita sering menuntut lebih ke Allah, sekali doa kita tidak di kabulkan oleh Allah, kita sering sambat dan selalu mengeluh kenapa kenapa kenapa dan kenapa kok tidak bisa, tidak seperti mereka, kenapa susah dan susah.

Mbokya kita itu belajar meridhai Allah, jangan suka curiga sama Allah.
Lantas saya bertanya pada beliau, "Pak, sampeyan kuwi meridhai Allah atau malas berusaha sehingga apa-apa sampeyan syukuri sehingga malas berusaha lebih giat?
Bapaknya diam, saya nya bengong. Saya seruput kopi yg sedari tadi dingin, mata bapaknya tajam menikam saya, dan kami tertawa bersama. Hahaha


No comments:

Post a Comment