Wednesday, July 10, 2019

Menanti Kematian Kemacetan Kota Malang


 Menanti Kematian Kemacetan Kota Malang

Hasil penelitian lembaga analisis lalu lintas di seluruh dunia yang bermarkas di Inggris, Inrix, menyebutkan bahwa berdasarkan Traffic Score Board 2017, Kota Malang menempati posisi ketiga sebagai kota termacet di Indonesia, di bawah Jakarta, dan bandung.

Lucunya, kemacetan di Kota Malang, dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemacetan yang terjadi di Ibu Kota Jawa Timur tersebut. Padahal. Kota Surabaya, cenderung memiliki aktifitas dan mobilitas lebih tinggi dibandingkan Kota Malang.
Kondisi jalan di Kota Malang, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir tidak banyak berubah. Dengan jumlah dan lebar jalan yang hanya mengalami sedikit pertambahan, harus mampu mengakomodir kenaikan jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Malang dan Sekelumit Kemacetanya

Perlu kalian tahu juga, berdasarkan data dari BPS Kota Malang, pada 2017, total ruas jalan di Kota Malang tercatat sebanyak 2.960, dengan panjang kesuluruhan mencapai 1.221,2 Kilometer, yang naik dari tahun sebelumnya yakni, 1.027,11 Kilometer.
Sementara jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang pada tahun yang sama tercatat sebanyak 592.772. terbagi dari mobil penumpang sebanyak 95.320 unit, bus sebanyak 998 unit, truk sebanyak 20.438 unit, dan sepeda motor mencapai 476.017 unit.

Angka tersebut mengalami kenaikan setiap tahun, jika dibandingkan tahun tersebut, tentu tahun sekarang volume kendaraan bermotor semakin bertambah. Lantas, apa solusi yang tepat bagi pemerintah Kota Malang Raya untuk mengatasi kemacetan yang sudah kadung tak terkontrol ini.
Pemerintah beberapa mengambil langkah berupa rekayasa lalu lintas di beberapa titik Kota Malang, namun solusi tersebut bukan menjadi solusi jangka panjang untuk mengakomodir kemacetan di Kota Malang. Dilihat dalam beberapa bulan terkahir saja, Dinas Perhubungan Kota Malang tengah melakukan uji coba untuk mengurangi kemacetan di Kota Malang yang semakin parah.
Selain menjadi daerah tujuan wisata, Kota Malang yang notabenya sebagai Kota pendidikan, dimana pada saat musim wisuda, kepadatan kendaraan yang masuk ke wilayah Kota Malang tidak bisa terhindarkan. Bahkan, penyelenggaraan wisuda di beberapa kampus dituding menjadi biang kerok kemacetan yang terjadi.

Upaya pemerintah Kota yang sebatas pemberlakuan rekayasa lalu lintas, manajemen kapsitas kendaraan seperti pengaturan lampu lalu lintas, dan beberapa pelebaran yang minim. Upaya tersebut, seringkali tidak berjalan dengan baik, dikarenakan tingginya volume kendaraan yang melintas.
Kalau saya mengutip Dekan FEB Brawijaya perihal tanggapanya mengenai kemacetan di Kota Malang, tentu kita dapat membayangkan bagaimana wajah Kota Malang 10 tahun kedepan.  Sampai saat ini saya tidak melihat ada lembaga pemerintah yang berani mengeluarkan regulasi pembatasan jumlah kendaraan, termasuk di Kota Malang. Bahkan, meningkatnya jumlah kendaraan tidak berbanding lurus dengan meningkatnya ruas jalan," kata Nurkholis di sela Dialog Publik dengan tema "Kota Malang Darurat Infrastruktur Ekonomi" di FEB UB Malang, Selasa (30/4)

Malang oh Malang, nasibmu kian hari kian malang.
Malang tidak butuh Wali Kota baru, Malang hanya butuh hari libur agar tidak macet.


No comments:

Post a Comment