Phone Sex, Vidio Call Sex, dan Sex Sungguhan
Saat saya menuliskan tulisan ini, mungkin kabar ditangkapnya salah satu perempuan jebolan ajang pencari bakat yg tertangkap di Kota Batu karena prostitusi online sudah basi dibaca para pemirsa, atau jika menengok kebelakang lagi; Vanesa Angel yang tertangkap di Surabaya dengan Mucikari dan pelanggannya.
Bisnis Prostitusi Online |
Lantas apa yg menarik dari pemberitaan tersebut? Sebenarnya banyak, cuman saya hanya ingin menyoroti dari segi prostitusi onlinenya.
Bagi penikmat internet, kemudahan mengakses data internet dengan gawai dan paket data macam kita tentu sudah mengamini bahwa prostitusi online sudah ada dan merajalela. Atau bahasa kerennya sudah menjadi rahasia umum kita semua.
Banyak para perempuan di jagad dunia maya yg secara terang-terangan menjajakan dirinya dengan memakai foto sexy dan kata-kata yg menggoda. Para lelaki hidung belang atau yang belum ber belang pun mencoba di rayu lewat platform semacam twitter, face book, bee talk dsb. Jasa yg mereka tawarkan bisa hanya chat sex, vidio call sex bahkan sex sungguhan dengan tarif mahal sampai murah.
Bagiku ada yg menarik, jika pembaca mengamati lebih detail. Para perempuan yang berkutat dalam bisnis prostitusi online (Ya kalau boleh dibilang seperti itu sih), mereka menjajakan dirinya lewat akun pribadi pun anonim, atau sederhananya mereka berdikari dalam menjajakan jasa mereka. Yah mungkin saja sewa mucikari itu mahal, dan mereka sadar kalau tarif mereka juga tidak akan mampu untuk membayar mucikari yg mereka sewa.
Tapi bukan berarti tidak jarang dari mereka yg menyewa mucikari, nyatanya kasus Vanesa Angel juga melibatkan seorang mucikari. Jika pembahasan berhenti disini, dapat saya simpulkan bahwa mucikari digunakan oleh para perempuan yg bertarif mahal, memiliki jam terbang tinggi, pengalaman, dan tentu tidak ingin ribet dengan menjajakan dirinya lewat akun-akun di atas.
Lantas siapa yg salah dari kasus prostitusi online? Bagi saya ya semuanya. Mulai dari mucikari, pembeli dan perempuan yang menjajakan dirinya itu. Akan tetapi, beberapa kasus prostitusi online yg sempat viral di jaga maya kita, media banyak menyorot sosok perempuan dan mucikarinya. Jarang sekali media menyorot si pembeli, ketidakadilan semacam ini yg mungkin membuat bisnis prostitusi online adem ayem dan malah semakin merajalela.
Dan silakan mau percaya atau tidak, prostitusi online ini akan makin meluas jaringannya. Karena dasarnya adalah kebutuhan pribadi. Para pelanggannya butuh kepuasan, penjaja seks dan mucikarinya butuh uang. Simbiosis mutualisme.
Yang bisa meruntuhkannya perlahan-lahan adalah bila hukum di negara kita sudah bisa menimbulkan efek jera yang cukup dalam bagi para pelakunya. Kapan? Kapan-kapan kalau Pemerintah gak lupa, eh sempat.
No comments:
Post a Comment