~ Maiyah dan Spontanitas ~
Tulisan ini berangkat dari amanah Kang Kafi Majlis Alternatif Jepara, Simpul Maiyah Jepara. Saat saya disibukan dengan laporan akhir tahun yang tak kunjung selesai, tiba-tiba ada WhatsApp masuk dari beliau, dalam hati saya sudah terpikir bahwa ada sesuatu yang penting sehingga beliau chat pribadi saya, bukan lagi di group. Prediksi saya benar, beliau memberikan tugas kepada saya untuk membuat mukadimah MAJ dengan tema "Shalawat Tandang Gawe". Karena ini tugas, mau tidak mau saya harus menyelesaikannya dengan waktu tidak kurang dari 24 jam. Padahal, saya sendiri sudah dua minggu lebih tidak menulis di blog dan status Facebook. Tapi apa daya, saya kudu sedikit menyisihkan waktu untuk mencoba memahami pointer-pointer yang Kang Kafi berikan kepada saya untuk kemudian saya jadikan mukadimah.
Saya berada di tengah-tengah jamaah Maiyah Religi Malang |
Saya merasa tulisan yang saya kirimkan ke Kang Kafi sangat tidak maksimal, sedikit ada penyesalan dalam hati karena khawatir ekspetasi yang beliau berikan kepadaku tidak terjawab dengan baik. Sebagai pemakluman, saya sudah memberikan pesan permohonan maaf dan mohon bimbingannya.
Saya memang sedikit kagok jika harus menulis untuk orang lain, media lain atau hal-hal yang sejatinya tidak menginterpretasikan diri saya sendiri. Hal ini bukan berarti kesombongan dalam diri saya, melainkan murni karena saya kurang nyaman harus berpendapat objektif dengan cara menindih pendapat atau gagasan pribadi saya. Dengan saya menulis untuk orang lain atau media lain yang notabennya media tersebut tidak memberikan kolom bagi pewarta secara khusus, saya sangat khawatir muncul ekspetasi yang tidak dapat media berikan sehingga muncul kekecewaan kepada lembaga, media atau personal yang membaca. Akan beda kasus jika saya menulis di blog, status facebook atau media yang secara jelas menuliskan nama saya, akan dengan nyaman saya menerima makian, cacian dan siap mempertanggungjawabkan atas apa yang telah saya tulis.
Saya memiliki pengalaman dimaki-maki orang bahkan berencana dipenjarakan karena tulisan yang saya buat, tapi saya siap mempertanggungjawabkan apa yang saya tulis. Hal tersebut yang membuat saya lebih nyaman menulis di sosial media saya pribadi atau media-media yang memberikan kolom khusus bagi penulis amatiran dan kampungan seperti saya. Jika tulisan saya bermasalah, mereka tahu harus menghubungi siapa.
Sampai status ini terpublish, saya masih berusaha mencari formula bagaimana dapat menulis bukan atas nama pribadi. Saya sangat ingin membantu dan berkontribusi ke pelbagai komunitas yang saya ikuti, khususnya dalam ranah literasinya.
Pernah ingin membuat website atau akun anonim yang isinya kumpulan tulisan-tulisan, tapi setelah saya pikir dalam-dalam kok saya ini pengecut sekali dengan bersembunyi dengan topeng akun atau situs anonim.
Pernah terpikir juga bukan masalah kesulitan mencari formula, melainkan saya sendiri yang malas untuk menulis.
Iya, mungkin alasan terakhir itu sangat kongkrit.
Terlepas alasan apapun, saya tetap membutuhkan kritik dan arahan.
Monggo, apa kritik kalian untuk tulisan saya kesekian ini!
No comments:
Post a Comment