MAKALAH MIKROBIOLOGI
PERAIRAN
“Aplikasi Pemanfaatan
Mikroba dalam Biomonitoring Perairan”
Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Mikrobiologi Perairan M03 : Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc.
Oleh :
Hana Surya Amanah P. A. (185080100111045)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Malang,10 Desember 2019
Penyusun
Latar Belakang
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aplikasi
Pemanfaatan Mikroba dalam Biomonitoring Perairan” dalam mata kuliah Mikrobiologi
Perairan.
Penulis
bermaksud menulis makalah ini untuk menambah wawasan para pembaca akan mata
kuliah Mikrobiologi Perairan, terutama pada materi ide pengaplikasian manfaat
mikroba untuk memonitoring kualitas suatu perairan.
Penulis
ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi Perairan,
yang telah membantu menyiapkan dan memberi masukan dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang telah
disepakati.
Penulis
pun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga apa yang kami lakukan dapat menjadi hal yang membawa dampak
baik bagi pembaca dan semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
Malang,10 Desember 2019
Penyusun
Latar Belakang
Berubahnya kualitas suatu
perairan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang hidup di perairan tersebut.
Perubahan kualitas suatu perairan dapat disebabkan salah satunya oleh masuknya
bahan pencemar ke dalam perairan. Pencemaran air pada dasarnyadapat berasal
dari sumber terpusat yang membawa bahan pencemar dari lokasi-lokasi khusus
seperti pabrik, instalasi pengolah limbah dan tanker minyak. Pencemaran air
juga disebabkan oleh sumber tak terpusat, yang ditimbulkan jika hujan mengalir
melewati lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar diatasnya seperti pestisida
dan pupuk, kemudian mengendapkan dan masuk ke lapisan air, baik air permukaan,
air tanah dangkal bahkan air tanah dalam. Keadaan ini, tentunya akan berbahaya
bagi seluruh kehidupan, karena tidak mungkin tidak butuh air untuk
kehidupannya. Oleh karena hal tersebut, perlu dilakukan pemantauan kualitas air
sungai dengan organisme yang hidup di perairan tersebut baik makroorganisme
maupun mikroorganisme, sebagai bioindikator perairan.
Kualitas air harus dimonitoring
secara berkala-kala dengan cara yang efektif dan tepat serta ekonomis untuk
mengetahui pengaruh berbagai bahan pengotor spesies hidup di air, yang
perubahannya bertanggungjawab atas ketidakseimbangan dalam ekosistem perairan.
Salah satu cara untuk mengetahui kualitas perairan yang paling efektif dan
ekonomis adalah dengan menggunankan mikroorganisme sebagai bioindikator dalam
biomonitoring perairan. Contoh mikroorganisme yang dimanfaatkan adalah mikroba
seperti Escherichia coli.
1.2 Manfaat
Penulisan ini diharapkan dapat
menjadi masukan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan mengenai pengaplikasian mikroba dalam upaya memonitoring kualitas suatu
perairan sehingga bermanfaat untuk proses pembelajaran selanjutnya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan tentang pengaplikasian mikroba dalam upaya memonitoring kualitas suatu
perairan.
Biomonitoring perairan secara
umum didefinisikan sebagai suatu upaya penggunaan respon organisma perairan
secara sistematis untuk mengevaluasi perubahan-perubahan kualitas lingkungan
perairan. Biomonitoring yang merupakan konsep pemanfaatan pengetahuan ekosistem
dengan segala perubahannya sangat tepat untuk dikembangkan dan digunakan untuk
program pengendalian kualitas perairan. Teknik ini diharapkan mampu memberikan
indikasi atau gambaran bahwa suatu lingkungan perairan cocok untuk spesies
tertentu, dimana keberadaanya menunjukkan kondisi ekosistem dan kualitas lingkungan yang spesifik, sehingga pada
akhirnya dapat disimpulkan bahwa keberadaan spesies tertentu menunjukkan
kualitas lingkungan yang tertentu pula. Oleh karena itu, teknologi ini akan
sangat berguna dalam melakukan evaluasi dampak pembangunan terhadap kehidupan
perairan, mendapatkan gambaran perubahan struktur dan keanekaragaman biologis
suatu perairan akibat terjadinya pencemaran di lahan perairan tersebut. Bahkan
secara jangka panjang dapat dijadikan alat ukur barometer keberhasilan
pengelolan lingkungan perairan.
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Escherichia coli
Escherichia
coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Banyak
industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli,
misalnya dalam produksi obatobatan seperti insulin dan antiobiotik. Secara
teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini dengan
syarat genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
jenis produk tertentu yang diinginkan. Mengingat besarnya peranan ilmu
bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri
juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita.
Bakteri E. coli ditemukan pada
tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan diberi nama sesuai dengan nama penemunya.
E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer
dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3. Bakteri
ini dapat hidup pada rentang suhu 20-40 0C dengan suhu optimumnya pada 370 C
dan tergolong bakteri gram negatif.
Domain : Bacteria Kingdom : Eubacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
Pada umumnya, bakteri ini dapat
ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi
beberapa seperti E. coli tipe O157:H7 dapat mengakibatkan keracunan makanan
yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan
bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa
adenin dari unit 28S rRNA sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber
bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger
yang belum matang.
Dari sekian ratus strain E. coli yang
teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat patogen. Hampir semua rekayasa
genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E coli karena struktur
genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset E. coli menjadi
model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media
kloning yang paling sering dipakai. Teknik rekombinasi DNA tidak akan ada tanpa
bantuan bakteri ini. Bakteri E. coli yang berada di dalam usus besar manusia
berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan berperan sebagai
mikrobiota usus yang membantu proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa
makanan dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini juga membantu produksi
vitamin K. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi perdarahan
seperti pada luka/mimisan. Bakteri E. coli banyak digunakan dalam teknologi
rekayasa genetika. Penggunaannya adalah sebagai vektor untuk menyisipkan
gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Oleh sebab itu, negara-negara
di Eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli ini, dan bahkan
melarang mengimpor sayuran dari luar karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan
dan menyebabkan kematian. Kebutuhan nutrisi E. coli tidak jauh berbeda dengan
nutrisi manusia, yaitu gula, protein, dan lemak. E. coli memiliki kemampuan
lebih karena dapat mencerna asam organik (asetat) dan garam anorganik (amonium
sulfat) sebagai sumber nutrisi karbon dan nitrogen. Bakteri ini tidak mampu
mengkonsumsi karbohidrat rantai panjang dan juga tidak dapat melakukan
fotosintesis. Bakteri E. coli juga merupakan makhluk heterotrof yang tergantung
pada molekul-molekul organik sederhana seperti gula, protein, dan asam organik.
Dengan demikian, apabila E. coli bertahan hidup di tanah, maka diperlukan
adanya molekulmolekul tersebut yang kemungkinan dihasilkan oleh mikroorganisme
lain dalam tanah.
2.3 Aplikasi Escherichia coli untuk Biomonitoring Perairan
Kepadatan bakteri indikator
pencemaran E. coli di negara berkembang terutama negara tropik pada umumnya
jauh lebih tinggi daripada di perairan subtropik. Konsentrasi bakteri bisa
berkisar antara 2x102 MPN/100 ml sampai 19x103 MPN/100 ml. Kuatnya pencemaran juga dipengaruhi oleh
faktor musim dan intensitas limbah kegiatan di darat. Bakteri ‘fecal’ E. coli
masuk ke perairan melalui aliran sungai serta limpasan air hujan sehingga
kelimpahan bakteri akan semakin tinggi pada saat hujan. Keadaan yang demikian
disebabkan oleh konsentrasi materi organik (Nitrogen dan Fosfor), perubahan
salinitas dan suhu maupun intensitas cahaya yang meningkat. Derajat kematian kelompok bakteri koliform
seperti E.coli yang berada di lingkungan laut maupun estuari makin bertambah
dengan naiknya salinitas, suhu maupun intensitas cahaya matahari. Ciri-ciri
bakteri yang dijumpai di estuari antara lain bersifat aerob/anaerob fakultatif,
termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat
memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C.
Stasiun yang terletak jauh dari daratan (yang berada di tengah laut atau dekat
dengan pulau terluar), umumnya memiliki konsentrasi bakteri coliform yang
sangat kecil atau bahkan nihil, sedangkan beberapa stasiun yang dekat dengan
daratan, umumnya ditemukan bakteri coliform meskipun dalam jumlah yang kecil.
Adanya bakteri coliform ini bisa menjadi indikasi masuknya kontaminan fekal di
lingkungan. Kecilnya kepadatan bakteri coliform di air laut wilayah pesisir,
bisa disebabkan karena sedikitnya limbah fekal yang masuk ke perairan melalui
sungai-sungai yang ada atau bakteri colifom yang masuk ke air laut tidak bisa
bertahan lama karena salinitas yang cukup tinggi (> 30‰). Pada salinitas
ini, bakteri coliform hanya mampu bertahan beberapa jam saja. Pada penelitian
pemanfaatan perairan kolong bekas penambangan timah untuk budidaya kepiting dan
rajungan menunjukkan rendahnya kepadatan bakteri E.coli sehingga perairan
kolong dapat dikatakan tidak tercemar dan dapat dimanfaatkan untuk budidaya. Sedangkan
hasil penelitian pada perairan Pulau Pari menunjukkan kepadatan bakteri E. coli
yang tinggi sehingga perairannya tidak dapat dimanfaatkan untuk budidaya.
BAB IV
PENUTUP
Biomonitoring perairan secara
umum didefinisikan sebagai suatu upaya penggunaan respon organisma perairan
secara sistematis untuk mengevaluasi perubahan-perubahan kualitas lingkungan
perairan. Biomonitoring yang merupakan konsep pemanfaatan pengetahuan ekosistem
dengan segala perubahannya sangat tepat untuk dikembangkan dan digunakan untuk
program pengendalian kualitas perairan. Contoh mikroorganisme yang dimanfaatkan
dalam biomonitoring adalah mikroba seperti Escherichia coli. Escherichia coli
adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri ini banyak
memiliki manfaat maupun bahaya. Salah satu manfaat bakteri tersebut adalah
dapat digunakan sebagai agen biologi dalam memonitoring kualitas suatu
perairan. Apabila jumlah E. coli banyak di suatu perairan maka dapat
disimpulkan bahwa perairan tersebut
memiliki tingkat pencemaran yang tinggi, dan sebaliknya apabila jumlah E.
coli sedikit maka perairan tersebut
mengandung bahan ppencemar dengan jumlah relatif sedikit. Dengan kata lain,
semakin tinggi tingkat populasi E. coli, maka semakin tinggi pula kadar
pencemaran di suatu perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Cylen, O. and A. Ugur. 2012. Biomonitoring
of heavy metal resistance in Pseudomonas and
Pseudomonas related genus. Journal of Biology Enviromental Science. 6(18):
233-242.
Komarawidjaja, W. Dan Titiresmi.
2006. Teknik biomonitoring-sebagai alternatif “tool” pemantauan kualitas lingkungan perairan. Jurnal
Teknik Lingkungan. Edisi Khusus: 144-147.
Randolph, K., J. Wilson, L.
Tedesco, L. Li, D. L. Pascual, and E. Soyeux. 2008. Hyperspectral remote
sensing of cyanobacteria in turbid productive water using optically active
pigments, chlorophyll a and phycocyanin. Remote Sensing of Enviromental. 112(2008):
4009-4019.
Sutiknowati, L. I. 2016.
Bioindikator pencemar, bakteri Escherichia coli. Oseana. 41(4): 63-71.
No comments:
Post a Comment