Mikrobiologi Perairan
“Pemanfaatan Bakteri
(Morganella morganii) Dalam Mereduksi Limbah Merkuri Melalui Metode
Bioremediasi”
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Mikrobiologi Perairan
Dosen : Andi
Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc.
Kelas M03
Disusun oleh:
Annesya Anggun
Kinanti 185080107111011
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga tugas Mikrobiologi Perairan tentang Ide aplikasi pemanfaatan
mikroba dalam memonitor kualitas lingkungan perairan ini dapat disusun dengan
baik. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca,
Tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontibusi dan memberikan bantuan
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi materi,
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang,
5 Desember 2019
Penyusun
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Limbah
merkuri merupakan suatu limbah berbahaya yang sering digunakan sebagai proses
amalgamasi dalam penambangan emas. Dampak dari merkuri akan semakin meningkat
terlebih para penambang tidak pernah mengolah limbah merkuri tersebut sebelum
dibuang ke lingkungan, sehingga diperlukan suatu metode untuk menjadikan limbah
merkuri tersebut tidak beracun atau bahkan hilang. Salah satu metode yang dapat
dilakukan yaitu melakukan proses bioremediasi.
Bagaimana
deskripsi dari pemanfaatan teknologi bioremediasi?
Apa
keunggulan dan kelemahan dari teknologi bioremediasi ?
Bagaimana
arah pengembangan dari teknologi pemanfaatannya?
Untuk
mengetahui deskripsi dari pemanfaatan bioremediasi.
Untuk
mengetahui keunggulan dan kekurangan dari bioremediasi.
Untuk
mengetahui arah pengembangan dari teknologi pemanfaatan bioremediasi.
Bioremediasi merupakan metode
ramah lingkungan karena memanfaatkan bakteri. Bakteri dapat hidup di lingkungan
dengan konsentrasi logam berat yang tinggi dan dapat mendegradasi limbah
beracun dalam lingkungan. Namun untuk mendapatkan bakteri tersebut perlu
dilakukan tahapan awal yaitu proses isolasi, seleksi, dan dilanjutkan dengan
proses karakterisasi dan identifikasi. Bioremediasi juga dapat didefinisikan
sebagai proses pemulihan secara biologi terhadap komponen lingkungan yang
tercemar. Salah satu teknik bioremediasi adalah biodegradasi yaitu proses
penguraian oleh aktivitas mikroba yang mengakibatkan transformasi struktur
suatu senyawa sehingga terjadi perubahan integritas molekuler dan toksisitas
senyawa tersebut berkurang atau menjadi tidak toksik sama sekali.
Salah satu jenis bakteri yang
mampu mereduksi adanya merkuri yaitu Morganella morganii. Morganella morganii
merupakan bakteri berbentuk batang dan termasuk dalam Gram negatif yang pertama
kali diisolasi oleh Morgan tahun 1907 dari kultur pediatric fecal. Bakteri ini
diklasifikasikan sebagai Proteus morganii dan merupakan Genus Morganella.
Bakteri ini biasanya banyak ditemukan tersebar di lingkungan. Ciri dari bakteri
Morganella morganii adalah diameter koloni 1-2 mm, berwarna putih keabu-abuan,
opaque (tidak tembus cahaya), bentuk lingkaran, convex (cembung), dan lembut,
dengan tepian yang rata. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah 24 jam dengan suhu
optimal 22-35 °C. Bakteri ini bersifat motil (dapat bergerak) dengan alat gerak
berupa flagella, namun beberapa strain tidak dapat membentuk flagella pada suhu
di atas 30 °C
2.2 Keunggulan dan Kelemahan
Bioremediasi
dapat didefinisikan sebagai proses pemulihan secara biologi. Pendekatan secara
bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme merupakan alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengolah polutan. Proses biologi merupakan salah satu
alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah polutan berat yang terdapat di
lingkungan perairan. Keuntungan dari penanganan polutan secara biologi, antara
lain biaya proses serta pemeliharaan yang rendah. Adapun kekurangannya yaitu
seringkali beban pencemaran di lingkungan lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan proses degradasi zat pencemar tersebut secara alami. Akibatnya, zat
pencemar akan lebih cepat terakumulasi di lingkungan.
2.3 Arah Pengembangan
Dari
istilah bioremediasi tentunya kita dapat memahami bahwa bioremediasi berasal
dari dua asal kata, yaitu bio (organisma hidup) dan remediasi (menyehatkan
kembali), sehingga secara bersama diartikan bioremediasi menjadi suatu cara
penggunaan organisme dalam upaya penyehatan kembali lingkungan yang sudah rusak
atau tercemar. Dalam teknologi ini organisme hidup yang paling banyak digunakan
selain tumbuhan adalah mikroorganisme, yang digunakan untuk pemecahan atau
degradasi bahan pencemar lingkungan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan
aman bagi lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia
polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak
kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun
terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Bioremediasi merupakan
pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses
biologi dalam mengendalikan pencemaran atau polutan. Yang termasuk dalam
polutan antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan
senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan
lain-lain. Bioremediasi mempunyai potensi menjadi salah satu teknologi
lingkungan yang bersih, alami, dan paling murah untuk mengantisipasi
masalah-masalah lingkungan.
Kesimpulan
Banyak
aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini telah
didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat
didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang
baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui berbagai
teknologi. Teknologi bioremediasi dalam pengendalian badan air tercemar dapat
dilakukan melalui proses: isolasi, pengujian bakteri dalam mengdegradasi zat
pencemar, dan identifikasi bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Imanniar,
D., I.W.B. Suyasa, I.W. Sudiarta. 2016. Bioakumulasi logam Pb dan Cr dalam
sistem biofiltrasi vertikal dengan inokulum bakteri yang diisolasi dari
beberapa perairan kawasan Denpasar Selatan. ECOTROPHIC. 10(2): 123-129.
Lutfi,
S.R., Wignyanto, E. Kurniati. 2018. Bioremediasi merkuri menggunakan bakteri Indigenous
dari limbah penambangan emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi. Jurnal Teknologi
Pertanian. 19(1): 15-24.
Nasikhin,
R. dan M. Shovitri. 2013. Isolasi dan karakterisasi bakteri pendegradasi solar
dan besin dari Perairan Pelabuhan Gresik. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2(2): 2337-3520.
No comments:
Post a Comment