Mikrobiologi Perairan
“Bioremidiasi Sebagai Teknologi
Alternatif Penghilang Limbah Minyak Bumi dengan Memanfaatkan Bakteri
Hidrokarbonoklastik”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Perairan
Dosen : Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc.
Kelas M03
Disusun
oleh:
Alivia Salsabila Kusuma 185080100111048
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga tugas Mikrobiologi Perairan tentang Ide aplikasi pemanfaatan mikroba dalam memonitor
kualitas lingkungan perairan ini
dapat disusun dengan baik. Harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,
Tidak lupa saya mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontibusi dan
memberikan bantuan sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan baik dari segi materi, susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang,
11 Desember 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin
meningkat mengakibatkan peningkatan eksplorasi dan pengolahannya. Eksplorasi
dan pengolahan minyak bumi selain memberikan keuntungan juga memberikan dampak
buruk bagi lingkungan berupa limbah (residu). Komposisi limbah hasil pengolahan
minyak bumi berupa aspal, lilin, logam berat, lumpur bercampur minyak sisa,
pembakaran atau secara kimia dengan menggunakan pengemulsi. Cara-cara tersebut
cepat untuk menghilangkan limbah minyak bumi namun biayanya mahal dan tidak ramah
lingkungan. Cara alternatif yang dapat digunakan yakni dengan menggunakan agen
biologi yang disebut bioremidiasi. Bioremidiasi adalah proses pemulihan
lingkungan yang tercemar limbah organik maupun anorganik dengan memanfaatkan
organisme. Organisme yang telah diketahui memiliki kemampuan mendegradasi
hidrokarbon adalah mikroorganisme seperti jamur, ragi, dan bakteri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
deskripsi dari pemanfaatan teknologi bioremediasi?
2. Apa
keunggulan dan kelemahan dari teknologi bioremediasi ?
3. Bagaimana
arah pengembangan dari teknologi pemanfaatannya?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui deskripsi dari pemanfaatan bioremediasi.
2. Untuk
mengetahui keunggulan dan kekurangan dari bioremediasi.
3. Untuk
mengetahui arah pengembangan dari teknologi pemanfaatan bioremediasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Teknologi
Bakteri yang memiliki
kemampuan untuk mendegradasi hidrokarbon disebut bakteri hidrokarbonoklastik.
Secara alami, mikroorganisme ini memiliki kemampuan untuk mengikat, mengemulsi,
mentranspor, dan mendegradasi hidrokarbon. Bakteri ini mendegradasi senyawa
hidrokarbon dengan cara memotong rantai hidrokarbon tersebut menjadi lebih
pendek dengan melibatkan berbagai enzim. Sintesis enzim-enzim tersebut dikode
oleh kromosom atau plasmid, tergantung pada jenis bakterinya. Biodegradasi
senyawa hidrokarbon yang terdapat pada limbah pengilangan minyak bumi
dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia dan biologi. Faktor fisika-kimia yang
berpengaruh terhadap biodegradasi hidrokarbon antara lain komposisi dan
struktur kimia hidrokarbon, konsentrasi hidrokarbon, suhu, oksigen, salinitas,
pH, nutrisi, cahaya dan tekanan osmotik. Faktor biologis meliputi
mikroorganisme yang ada, karakter, jumlah sel, serta enzim yang dimiliki oleh
organisme tersebut.
Isolat bakteri yang
dapat digunakan yakni Acinetobacter
baumannii, Alcaligenes eutrophus, Bacillus sp1., Methylococcus capsulatus,
Bacillus sp2., Morococcus sp., Pseudomonas diminuta, Xanthomonas albilineans,
Bacillus cereus dan
Flavobacterium branchiophiia. Medium pertumbuhan bakteri menggunakan
“Stone Mineral Salt Solution” dibuat
dengan melarutkan lima g CaCO3; 2,5 g
NH4NO3; satu g Na2HPO4.7H2O; 0,5 g KH2PO4; 0,5 g MgSO4.7H2O; dan 0,2 g
MnCl2.7H2O ke dalam satu liter akuades, pH diatur tetap 6,5. Pengukuran
menggunakan metode Dichromate Reflux
Technique Standar.
- Optimasi Konsentrasi Inokulum
Konsentrasi inokulum yang
digunakan adalah 10%, 15%, dan 20% kultur campuran. Setiap tahapan isolasi ke
dalam masing-masing labu Erlenmeyer yang berisi SMSSe ditambahkan 50% limbah
minyak bumi dengan jumlah sel 106 sel/ml. Kemudian diinkubasikan pada suhu 28℃ selama 7 x 24 jam dengan agitasi 120 rpm. Setiap
24 jam sekali dilakukan enumerasi untuk pembuatan pola pertumbuhan bakteri
dengan metode cawan tuang. Pada hari terakhir dilakukan pengukuran tingkat
degradasi limbah minyak bumi dan penurunan COD.
- Tingkat Degradasi
% degradasi = (TPH awal – TPH
akhir) / TPH awal x 100%
- TPC (Total Plate Count)
Analisis TPC bertujuan untuk
mengetahui pola pertumbuhan bakteri selama proses bioremediasi berlangsung. TPC
dilakukan dengan metode cawan tuang.
2.2 Keunggulan dan Kelemahan
Pengelolaan dengan
menggunakan organisme merupakan alternatif penanggulangan limbah minyak bumi
yang murah, efektif, ramah lingkungan dan menyebabkan terjadinya degradasi
limbah yang menghasilkan senyawa akhir yang stabil dan tidak beracun, namun
metode ini membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan cara fisika atau
kimia. Selain itu pemberian mikroba pada suatu lingkungan perlu diperhatikan
kadarnya, karena pemberian mikroba yang berlebihan akan mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan biodegradasi minyak bumi. Pemberian mikroba
seperti bakteri yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya kompetisi antar
bakteri sehingga pertumbuhan kultur menjadi kurang baik, karena pertambahan
jumlah sel atau biomassa menjadi rendah.
2.3 Arah Pengembangan
Bioremidiasi merupakan
alternatif teknologi yang bermanfaat untuk kedepannya. Bioremidiasi dapat
dikatakan sebagai teknologi yang fleksibel, karena dapat menggunakan makhluk
hidup apa saja yang memiliki kemampuan adsorpsi bahan pencemar. Tidak hanya
mikroorganisme saja yang dapat dimanfaatkan, namun tumbuhan juga dapat dimanfaatkan
untuk penyerapan pencemaran yang ada di lingkungan. Pemanfaatan mikroorganisme
dapat diikuti dengan pemanfaatan limbah tumbuhan seperti ampas tebu. Ampas tebu
merupakan limbah sisa saat pembakaran ampas tebu yang apabila tidak digunakan
justru akan mencemari lingkungan sekitar. Ampas tebu memiliki kandungan silika
yang cukup tinggi. Silika adalah bahan utama dalam pembuatan silika gel dan
biasanya digunakan sebagai adsorben untuk senyawa-senyawa polar. Dalam
lingkungan perairan, ampas tebu dapat langsung dimanfaatkan dengan penambahan
bakteri, atau ampas tebu dapat dijadikan arang terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk menjerp pencemaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upaya untuk mengurangi pencemaran limbah minyak bumi
dapat dilakukan secara fisika dan kimia. Langkah tersebut memberikan hasil yang
cepat namun tidak ramah lingkungan serta biaya yang relative mahal. Maka, upaya
secara biologis dapat dimanfaatkan salah satunya dengan menggunakan teknik
bioremidiasi. Bioremidiasi merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran baik
organik maupun anorganik dengan memanfaatkan agen hayati. Bioremidiasi dapat
menggunakan bakteri maupun jamur (fungi). Bakteri bekerja dengan memotong
rantai hidrokarbin menjadi lebih sederhana dengan bantuan enzim-enzim. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal maka komposisi bakteri yang digunakan harus sesuai sehingga
pertumbuhan tidak terhambat atau terjadi kompetesi antar bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Zam, S.I. 2010. Optimasi
konsentrasi inokulum bakteri hidrokarbonoklastik pada bioremediasi limbah
pengilangan minyak bumi di Sungai Pakning. Journal
of Enviromental Selence. 2(4) :
117-127
Yusuf, M., D. Suhendar dan E.P. Hadisantoso.2014. Studi karakteristik
silika gel hasil sintesis dari abu ampas
tebu dengan variasi konsentrasi asam klorida. Edisi juli.8(1): 16-28.
No comments:
Post a Comment