Wednesday, January 29, 2020

Resensi Buku Panduan Ringkas Gerilya Kota

RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA


Lanjut lagi dengan hasil resensi bacaan saya di tahun 2020, kali ini saya masih membaca buku yang diberikan oleh kawan saya dari Yogyakarta. Buku pertama berjudul "Di Bawah Bendera Hitam" (Sudah saya resensi), buku kedua adalah "Panduan Ringkas Gerilya Kota" yang kali ini saya resensi dan buku ketiga adalah "ABC Anarkisme"  akan saya baca dan resensi selepas ini. Masih sama seperti buku pertama, buku Panduan Ringkas Gerilya Kota tidak memiliki ISBN karena sumbernya dari unduhan internet yang tersebar luas di seluruh dunia. Buku ini sudah diterjemahkan pelbagai bahasa dan dianggap sebagai kitab suci bagi para gerilyawan di seluruh dunia. Dengan cover warna merah darah menjadikan buku ini menyampaikan pesan bahwa isi yang disampaikan adalah perlawanan dan perjuangan.


Ditulis oleh Carlos Marighella, diterjemahkan dan disunting oleh Tim Daun Malam. Buku yang saya baca ini masuk edisi kedua di tahun 2017. Terdiri dari 116 halaman dan terdiri dari banyak bab mulai definisi gerilya kota, bagaimana gerilyawan kita hidup, persiapan teknis gerilya kota, tujuan aksi gerilya kota sampai dengan teknis pengepungan lokasi.


Bicara profil penulis buku, Carlos Marighella (5 Desember 1911 - 4 November 1969) merupakan seorang Marxis revolusioner dan penulis. Carlos Marighella aktif berpolitik sejak 1930an, di Partai Komunis Brasil (PKB). Beberapa kali ditangkap, dilepaskan dan mesti bergerak di bawah tanah. Atas undangan Komite Sentral Partai Komunis Cina, Marighella berkunjung dua kali ke negeri ini, tahun 1953 dan 1954, untuk belajar soal Revolusi di negeri Tiongkok. Di tahun 1964, terjadi kudeta militer di Brasil. Marighella ditangkap namun sebelumnya dilumpuhkan dengan tembakan. Setelah pulih dan dibebaskan, ia segera terjun ke kegiatan klandestin. Dia memilih menumbangkan rejim diktator militer dengan perjuangan bersenjata yang sangat berbeda dengan pandangan di dalam PKB.


Marighella tak menghiraukan garis politik PKB, dan menghadiri Konferensi Pertama Solidaritas Amerika Latin pertama di Havana, Kuba, pada Agustus 1967. Segera setelah ia kembali dan mencanang gerakan gerilya, dia dikeluarkan dari Partai Komunis Brasil. Karena kesuksesan aksi-aksinya gerilyanya, Marighella kemudian menjadi target nomor satu dan gugur dalam serangan mendadak Departamento de Ordem Política e So-cial (DOPS) pada 4 November 1969. DOPS yang disokong Amerika Serikat adalah polisi politik yang khusus dibentuk untuk menghancur gerakan perlawanan rakyat Brasil.



Kontribusi Marighella yang paling terkenal adalah tulisannya mengenai gerilya kota, Minimanual of the Urban Guerrilla, berisikan panduan bagaimana mengganggu dan menggulingkan rejim militer Brazil. Panduan ini ditulis sesaat sebelum beliau gugur di akhir 1969 di kota São Paulo. Minimanual pertama kali diterbitkan di Amerika utara dalam edisi terjemahan bahasa Inggris oleh majalah radikal bawah tanah, The Berkeley Tribe di California pada Juli 1970. Marighella juga menulis For the Liberation of Brazil yang berisikan tulisan-tulisan mengenai gerilya dan politik setelah ia keluar dari PKB.



Tidak seperti Che Guevara dan Mao Tse Tung, yang mengutamakan aktivitas gerilya di pedesaan, teori perang gerilya Marighela memandang kota-perkotaan sebagai sumber pemberontakan. Sebagai pengusung perang gerilya kota sebagai cara untuk memadamkan dan melumpuhkan institusi politik represif dan membawa perubahan sosial radikal, karya-karya Marighella merupakan sebuah kontribusi politik dalam khazanah gerakan politik abad 21. Karyanya sangat digandrungi dan menjadi "kitab suci" oleh kaum muda revolusioner di Amerika, Eropa, dan Irlandia termasuk juga organisasi gerilya Weathermen (Amerika Utara), Irish Republican Army/IRA (Irlandia), N17 (Yunani), kaum separatis ETA (Basque), Faksi Tentara Merah (Jerman), Brigade Merah (Italia) dan Aksi Langsung (Prancis).


Sebelum saya resensi lebih dalam lagi, penting kiranya pembaca ketahui apa definisi gerilya kota. Gerilyawan kota adalah seseorang yang berjuang melawan kediktatoran militer dengan senjata, menggunakan metode non-konvensional. Seorang revolusioner dan patriot yang giat, dia berjuang bagi kemerdekaan negeri, kawan-kawan dan kebebasan dirinya. Wilayah operasi gerilyawan kota berada di kota-kota besar Brasil terdapat juga kaum kriminal atau orang-orang di luar jangkauan hukum yang bekerja di kota-kota besar. Seringkali, aksi-aksi ala kaum kriminal dijalankan oleh gerilyawan kota.


Meskipun demikian, gerilyawan kota membedakan dirinya dengan kaum kriminal. Kaum kriminal mengambil keuntungan secara pribadi dari aksi-aksinya, dan menyerang tanpa membedakan antara kaum tertindas dan kaum penindas. Akibatnya, kalangan rakyat biasa banyak yang menjadi korban. Gerilya kota mempunyai tujuan politik, dan hanya menyerang elemen pemerin- tah, bisnis besar, dan kaum imperialis asing.


Elemen lain yang sama berbahayanya dengan gerilyawan kota sebagaimana juga kaum kriminal, dan juga beroperasi di daerah perkotaan, adalah kaum kontra revolusioner. Mereka menciptakan kebingungan, merampok bank, melemparkan bom, menculik, membunuh, dan melakukan banyak tindakan yang luar bisa kejam terhadap gerilyawan kota, pendeta revolusioner, mahasiswa, dan masyarakat yang menentang tirani dan berjuang demi kebebasan.


Gerilyawan kota merupakan musuh rezim yang paling gigih, mereka secara sistematis merugikan bagi pihak otoritas dan orang-orang tertentu yang berkuasa mendominasi negeri. Tugas utama gerilyawan kota adalah mengalihkan perhatian, menundukkan, membuat rezim militer dan kekuatan represifnya menderita demoralisasi, juga untuk menyerang dan menghancurkan kemakmuran serta harta para manajer asing dan kaum kaya Brasil.



Gerilyawan kota tidak segan-segan meruntuhkan dan menghancurkan sistem perekonomian, politik, sosial Brasil, demi membantu gerakan gerilya di desa dan membantu menciptakan struktur sosial politik revolusioner, dengan kekuasaan berada di tangan rakyat bersenjata.


Secara umum, buku ini mengajarkan panduan apa saja yang perlu dipersiapkan oleh seorang atau kelompok gerilyawan. Sudah mafhum di pendengaran kita jika perang Jawa yang dikomandoi Pangeran Diponegoro sempat membuat kalang kabut Belanda, meski akhirnya beliau tertangkap juga. Selain itu, kisah Jenderal Soedirman juga membuat banyak negara berdecak kagum yang akhirnya teknik tersebut dibuat buku oleh Jenderal Besar Ahmad Haris Nasution.



Oh iya, saya sempat pusing karena lama sekali membaca buku ini. Meski banyaknya aktifitas tidak boleh saya jadikan alasan, yang jelas saya sangat kecewa dengan diri saya karena padatnya agenda membuat saya tidak dapat meluangkan waktu untuk membaca buku. Untunglah ditengah-tengah kepadatan itu saya paksa diri ini untuk selalu membaca dan membaca.


RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA RESENSI BUKU PANDUAN RINGKAS GERILYA KOTA







No comments:

Post a Comment