Friday, February 14, 2020

RESENSI BUKU KEHIDUPAN LIAR KARYA MICHEL TOURNIER


RESENSI BUKU KEHIDUPAN LIAR KARYA MICHEL TOURNIER


PENGALAMAN ALEXANDRE Selcraig, orang Skotlandia, yang terdampar pada sekitar tahun 1703 di Pulau Mas a Tierra di lautan Pasifik dan hidup terkucil di sana selama bertahun-tahun sebelum diselamatkan oleh sebuah kapal Inggris telah memberi inspirasi kepada banyak pengarang untuk menulis karya fiksi. Di antaranya yang paling terkenal adalah kisah Robinson Crusoe karangan Daniel Defoe. Karya itu ditulis pada 1719, beberapa tahun setelah Alexandre Seleraig kembali ke Inggris. Saya sendiri sedikit eman karena belum menemukan karya Daniel Defoe yang banak menginspirasi banyak menuslis kisah ini.


Sukses yang diperoleh karya fiksi itu telah merangsang pengarang-pengarang yang hidup belakangan untuk menulis tiruan atau versi-versi lain dari kisah petualangan itu. Jules Verne misalnya, yakni Bapak Karya Fiksi Ilmiah Prancis, pernah menulis L'llemyterieuse, Pulau Misterius pada 1874. Apabila Daniel Defoe lebih menonjolkan petualangan Robinson, maka Jules Verne lebih menekankan pada kreasi-kreasi dari penemuan ilmiah kelima tokohnya dalam usaha mereka untuk bertahan hidup di pulau yang tidak sesubur tempat Robinson terdampar. Tokoh dalam karya Daniel Defoe berhasil pulang ke tanah airnya yang penuh peradaban, Inggris, dan hidup sesuai norma-norma yang berlaku, sadangkan tokoh-tokoh Jules Verne tenggelam bersama pulau mereka ketika terjadi gempa bumi.


Dalam mengungkapkan kisah Kehidupan Liar ini, Michel Tournier yang menerbitkan karyanya pada 1971 lebih menonjolkan tokoh Vendredi (Si Jumat) … Penamaan tokoh utama menjadi Vendredi karena tokoh utama khawatir kehilangan ingatannya sehingga akan menamai sesuatu sesuai dengan nama hari … dan perkembanaan kejiwaan Robinson sebagai manusia yang hidup terkucil yang dari apa yang disebut "peradaban", dalam usahanya untuk tetap bertahan hidup dengan jiwa yang sehat. Michel Tournier ingin menunjukkan bahwa istilah "liar" itu sebenarnya tidak tepat. Vendredi hidup dalam suatu "peradaban lain" yang berbeda dari peradaban-peradaban Barat, dan sangat menarik untuk disimak. Tokoh Vendredi dari Michel Tournier hanyalah seorang budak primitif yang harus menerima perintah-perintah dan petunjuk- petunjuk dari Robinson, orang Barat yang berpretensi sebagai manusia "beradab". Tak tersirat sedikit pun-dalam karya yang diterbitkan sebelum etnografi dikenal orang itu-memungkinkan bahwa Robinson dapat banyak belajar dari Vendredi. Akhir kisah menunjukkan dengan jelas gagasan itu. Vendredi ikut pulang bersama Robinson ke Inggris dan hidup sesuai peradaban yang berlaku di negeri itu. Dalam kisah Michel Tournier pun Vendredi memang tergiur pada peradaban negeri lain itu dan ikut bersama kapal yang singgah di pulaunya. Namun sebaliknya Robinson, yang telah berpengalaman hidup di negerinya itu, kecewa melihat tingkah laku manusia-manusia yang ada di kapal tersebut, dan lebih suka meninggali dirinya di pulau yang telah terlanjur dicintainya itu.


Kisah Robinson versi Michel Tournier ini mulai diterjemahkan pada 1989, dalam rangka kuliah Latihan Menerjemahkan oleh mahasiswa-mahasiswa Program D-4 Terjemahan, Program Studi Sastra Perancis Universitas Indonesia.


Lebih dalam lagi, novel ini menceritakan tentang seorang lelaki yang sedang berlayar demi menghindari peperangan sehingga mengarungi samudra pasifik. Ia bernama Robinson. Pada saat mengarungi samudra ia pun terdampar di pulau terpencil yang di dalamnya tidak ada penghuni sama sekali. Ia pun berharap ada seseorang yang datang dan mengajaknya untuk pulang. Setelah menunggu lama ia pun tidak menemukan ada orang yang datang mengunjungi pulau tersebut. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat revolusi baru untuk bertahan hidup di pulau yang ia namai Speranza dengan mendirikan bangunan rumah yang memanfaatkan goa. Saat ia masuk goa, dia merasa ada cahaya putih hingga ia pun tidak sadar selama tiga hari. Hal tersebut, menjadikannya sadar bahwa saat kita hidup maka kita harus bekerja keras dan tidak boleh malas bekerja. Dari situlah ia mulai bekerja keras dengan membuat perkebunan gandum, menulis  biografinya selama di hutan, dan membuat peta geografis pulau Spanzer.


Saat ia berjalan di hutan ia pun bertemu dengan suku India yang sedang melaksanakan ritual pembakaran manusia secara hidup. Mereka menganggap adanya ritual tersebut menjauhkan dari bahaya. Robinson pun memiliki keinginan untuk menyelamatkannya dengan cara menembakinya, dan akhirnya ia bebas. Robinson menganggapnya sebagai teman dan menamainya Vendredi. Vendredi pun merasa berterima kasih denga Robinson yang telah menyelamatkan dirinya. Ia pun membalas budi Robinson dengan cara menjadi asistennya dan melayani semua kebutuhan Robinson. Namun, di tengah perjalanan pemikiran mereka pun tidak sejalan dan memutuskan untuk berpisah sesuai dengan keinginan dan tujuannya sendiri.


Novel kehidupan liar ini memiliki banyak kelebihan, yaitu mengajarkan pembaca untuk menjalani hidupnya dengan bekerja keras dan saling tolong menolong antar sesama. Selain itu, mengajak pembaca berpikir lebih dalam untuk  mempertahankan bahasa negaranya. Kelemahan dalam novel tersebut penulis tidak menceritakan secara detail awal dari cerita tersebut sehingga membuat pembaca bingung dengan awal peristiwa cerita.


Jika pembaca adalah tipikal pembaca yang menyukai seri petualang, saya sangat merekomendasi buku tipis ini. Kalian akan menemukan banyak nasihat hidup yang Michen Tournier utarakan lewat tokoh utama bernama Robinson. Oke sementara itu saja ya.


Terimakasih
Malang, 14 Februari 2020
Ali Ahsan Al Haris

No comments:

Post a Comment