RESENSI BUKU CINTA LAMA KARYA PUTHUT EA
Ini adalah buku ke sekian dari Kang Puthut yang
saya baca. Perjumpaan pertama kali saya dengan karya Kang Puthut di tahun 2009
saat membaca buku “Makelar Politik”. Dari sekian banyak judul yang ada di buku
tersebut, yang masih saya ingat hanya tulisan Kang Puthut tentang rasan-rasannya
di Yogya yang terlalu banyak polisi tidur dan judul Makelar politik itu
sendiri.
Selain itu, sebelum mengudaranya situs yang
kita sayangi Bersama, mojok.co saya sudah membaca tulisan-tulisan Kang Puthut
di web pribadi dan sesekali menegok di dinding facebooknya.
Perjumpaan pertama saya dengan Kang Puthut saat
di Malang (Kafe Pustaka), waktu iu sedang ada talk show buku yang membahas sastrawan
kenamaan Jerman “Franz Joseph Kafka” yang dihadiri Kang Sigit Susanto (Penerjemah
Buku Franz Kafka The Trial Proses). Sebelumnya saya memang tidak tahu kalau
Kang Puthut berencana hadir di acara tersebut, beruntung malam itu di tas saya
membawa buku “Mengantar Dari Luar” yang tebal itu untuk kemudian saya mintakan
tanda tangan ke penulisnya langsung.
Baca Tulisan Saya Yang Lain: Seorang laki-laki Yang Keluar Dari Rumah
Perjumpaan kedua saya waktu mojok.co menggelar
ulang tahunya yang kedua di Malang, tepatnya di Komika Coffee. Selain Kang
Puthut, saya juga bertemu Mbak Kalis, Kang Agus, Edward, Totok dan crew mojok
lainnya. Acara yang sangat meriah itu yang membuat saya mengenal perempuan sangar
dan cantik bernama Endah, salah satu kontributor mojok yang kebetulan satu sekolah
dengan saya.
Oke coba saya bahas buku ini dengan enggak
serius-serius amat.
Buku “Cinta Lama” terbitan Diva Press ini adalah
lanjutan dari novel Kang Puthut “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” terbitan buku Mojok
tahun 2017. Saya sudah membaca buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu di tahun 2017,
hasil meminjam kawan saya Kang Aviv Mudhar yang sekarang bekerja di Bali. Yang saya
suka dari buku tersebut selain Kang Puthut banyak melibatkan tokoh-tokoh semasa
kuliahnya seperti Eka Kurniawan, kelihaian Kang Puthut dalam bertutur lewat
tokoh utama dalam mencari cinta sejatinya menjadikan novel pertama Kang Puthut membuat
saya terharu dan dibuat ngakak so hard.
Baca Tulisan Saya Yang Lain: Resensi Novel Dunia Sophie
Saya mendapatkan buku Cinta Lama hasil dari Pre
Order di Twitter buku mojok, saya memilih paket CLBK LAGI yang isinya ada
buku (Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Cinta Lama dan Mereka Yang Tidak Berbahagia)
paket itu berhadiah sebuah Buket dan Pin lucu bertuliskan Bude Sumiyati. Saya mendapatkan
paket buku tersebut seharga Rp. 155,200. Sangat murah untuk tiga buku dan
aksesoris lainnya.
Buku Cinta Lama ini memiliki 142 halaman, cukup
tipis daripada karya-karya Kang Puthut sebelumnya. Halaman awal, Kang Puthut
langsung membawa pembaca lokasi di mana kejadian dua mantan pacar yang selama
dua puluh tahun tidak pernah bertemu ini mengadakan janji di resto sebuah hotel
tempat tokoh utama menginap. Setiap halaman tidak memiliki tulisan yang penuh,
dalam artian setiap halamanya dapat kita temukan ilustrasi dari setiap
kejadian. Mungkin bertujuan membuat pembaca dapat berimajinasi lebih leluasa. Saya
membaca buku Cinta Lama kurang lebih satu jam, itu pun karena saya sambi dengan
mengerjakan laporan aset perusahaan. Bagi pembaca yang sudah selesai membaca
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, tentu akan paham dengan plot cerita yang Kang
Puthut bangun, tapi jika pembaca belum menyelesaikan buku pertama. Mungkin pembaca
akan membuat kesimpulan kenapa buku Cinta Lama plot nya simpel banget. Kenapa saya
katakan simpel? Plot cerita hanya pada satu lokasi, yakni Resto di sebuah
hotel. Obrolan yang terjadi fokus pada dialog tokoh utama bertemu dengan mantan
pacarnya yang diketahui sudah memiliki dua anak dan tampak tua daripada
umurnya. Sudah itu saja.
Baca Tulisan Saya Yang Lain: Resensi Buku Panduan Ringkas Gerilya Kota
Awal cerita memang serasa kita melihat tokoh
utama yang grogi, was-was bahkan terkesan begok karena ketidaksiapannya bertemu
dengan mantan pacarnya itu. Lucunya, atau saya sendiri anggap ini adalah obat
mujarab bagi para mantan yang selalu gelisah, resah memikirkan mantan pacar. Solusinya
adalah bertemu kembali dengannya meskipun kita sudah berkeluarga. Tentu metode
ini perjudian besar bagi keberlanjutan rumaha tangga, tapi apa salahnya di
coba. Lha wong tujuan utamanya adalah berkata jujur tentang apa yang
selama ini dirasakan kok. Toh, Kang Puthut dengan jelas membuat batas jika
kedua tokoh ini sama-sama sudah memiliki pemikiran yang dewasa. Jadi, kalian
jangan berharap ada plot cerita perselingkuhan.
Oh iya, mungkin pembaca setia blog saya ada
yang pernah membaca buku karangan Kang Puthut berjudul “Laki-laki Yang Keluar
Dari Rumah”, di buku tersebut Kang Puthut juga membahas tentang tokoh bernama Mas
Budiman dan Mbak Rukmi. Mas Budiman yang berprofesi sebagai konsultan bangunan
itu pada suatu waktu suka menyendiri tanpa sebab sehingga membuat bingung dan
sedih Mbak Rukmi istrinya. Singkat cerita ternyata Mas Budiman teringat dengan
mantan pacarnya meski sama-sama sudah menjalin rumah tangga. Klimaks dari buku
tersebut saat kang Puthut dengan piawai membuat plot cerita dengan mengskenario
Mas Budiman yang di saksikan istrinya bertemu dengan mantan pacarnya di sebuah
vila.
Baca Tulisan Saya Yang Lain: Resensi Buku Konsep Manusia Menurut Karl Marx
Jadi, memang ada seikit kemiripan di buku “Cinta
Lama” dan “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”. Selain itu yang membuat saya
penasaran dengan buku Cinta Lama ini adalah, mengapa Kang Puthut tidak
menerbitkannya di Buku Mojok saja, kok lebih memilih Diva Press? Apa karena
tawaran nilai kontraknya yang menggiurkan? Hehe.
Salam hangat
Terimakasih banyak
Ali Ahsan Al Haris
Malang, 13 Februari 2020
Terimakasih buat resensinya
ReplyDeleteWah sudah di spoiler aja ya. Btw makasih Bung.
ReplyDeleteKebingungannya sama dengan apa yang saya rasakan. Ada apa dengan pilihan diva press ya wkwk
ReplyDeleteSudah saya tanyakan ke Mas Puthut lewat tweet, jawabannya sih biar gantian, biar gak di Buku Mojok terus.
DeleteTapi selain itu, mungkin ada tawaran yang lebih bagus secara nilai kalau diterbitkan di Diva Press, Mbak. hehehe.
KIta penasaran benget ya dengan penulis kesayangan kita itu.