Apa Yang Membuat Sebuah Tulisan Bagus?
Menuis tidaklah sulit,
hanya rumit.
Tenang, tulisan ini
hanya guyonan. Saya banyak belajar menulis dari banyak sumber, meski kenyataannya
sampai sekarang saya masih merasa tulisan saya begini-begini saja dari dulu. Di
facebook, saya banyak membaca tulisan yang bagus-bagus, mulai dari cerita
tentang kehidupan sehari-hari, sebuah narasi tutorial, cerpen dan gosip. Terlepas
tema apa yang teman-teman saya tulis pada beranda facebooknya, saya mencoba
membuat point-point (Yang mungkin penting) dan dapat kalian jadikan contoh
untuk mulai menulis. Jika teman-teman ingin menambahkan, tentu saya akan sangat
senang hati.
Menjawab Pertanyaan
Yaps, saya menyukai
tulisan -tulisan yang berseliweran di facebook pun pada media yang lain di mana
tulisan tersebut dapat menjawab pertanyaan bagi kebanyakan orang. Tidak peduli
seberapa menarik tulisan tersebut, ini bisa terjadi karena seorang user tidak
memiliki pengalaman yang cukup dalam menulis sehingga tulisanya tidak banyak
mendapatkan kredit atas usahanya dalam menulis dan menyampaikan ke khayalak umum.
Padahal jelas-jelas apa yang ia tulis memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang lama kita tidak ketahui.
Tapi, sebagai penulis
yang baik tentu kita harus berusaha seoptimal mungkin menyediakan argumen dan
bukti yang relevan dengan apa yang kita sampaikan. Tidak serta merta kita ingin
menjawab sebuah topik lantas dengan serampangan menulis hanya berpatokan pada
sudut pandang yang subjektif. Tulisan kita harus menunjukkan bahwa kita (Setidaknya)
telah memahami apa yang kita tulis. Tidak Sop Buntut agar pembaca juga
dapat mengambil manfaatnya.
Struktur Yang Jelas
Tulisan ibarat sebuah
bangunan, dibangun di atas fondasi yang kokoh disertai rencana yang dibuat
dengan cermat. Poin-poin argumen apa yang kita tulis harus diatur dalam
beberapa struktur yang logis dan persuasif. Jika kita berurusan dengan sejumlah
masalah, hubungan di antara mereka harus dijelaskan dengan jelas. Koneksi
antara setiap tahap argumen yang kita bangun dengan pertanyaan awal harus jelas
selama esai.
Gaya Bahasa yang sesuai
Untuk tulisan akademik, penyebutan
orang ketiga (Dia, Ia, atau Itu) daripada orang pertama (Saya) adalah gaya yang
lebih disukai. Penggunaan saya sesekali mungkin dapat diterima jika pendapat
pribadi telah diminta secara khusus. Kita harus mengingat audiens kita. Cobalah
untuk membayangkan bahwa kita sedang berbicara dengan seseorang yang cerdas dan
masuk akal, tetapi belum tentu memiliki informasi yang baik dalam subjek
tersebut. Ingat bahwa tulisan kita harus akurat secara tata bahasa. Tanda baca
yang buruk dan konstruksi kalimat yang lemah akan membuat kesan buruk. Bentuk
kalimat dan metafora campuran harus dihindari. Kesalahan ejaan harus
diperbaiki. Tapi tenang, saya jarang memakai metode ini karena selain tidak
terlalu menguasai, saya menganggap hal ini sebagai rayuan untuk malas menulis
karena takut salah dan diejek oleh ahli tata bahasa. Menulis dulu, jujur dalam
tuisan dulu. Tata bahasa belakangan. Hehe
Pendapat Harus Di Dukung
Dengan Bukti
Sebuah tulisan tidak
boleh terdiri hanya serangkaian pernyataan yang tidak didukung dengan sebuah
bukti. Kita perlu memberikan beberapa bukti untuk mendukung tulisan baik dalam
bentuk rincian faktual, alasan kita sendiri, atau argumen orang lain. Dalam
kasus yang terakhir ini, kita harus selalu mengungkapkan fakta bahwa kita menggunakan
ide orang lain. Berikan atribusi dengan menggunakan sistem catatan kaki atau
catatan akhir dan referensi yang akurat. Bagusnya jangan pernah mencoba mendaku
kata-kata tertulis orang lain sebagai milik kita. Ini disebut plagiarisme -
suatu bentuk ketidakjujuran intelektual yang sangat tidak disukai di kalangan
akademis.
Jujur Dan Orisinal
Adalah Tulisan Berkarakter
Salah satu keunggulan
dari tuisan yang baik adalah tulisan tersebut menunjukkan karakter dari si penulis.
Saya biasa menemui tulisan seperti ini, setiap orang yang membaca pasti akan
terkagum-kagum dan memberikan kredit lebih. Sayangnya, tulisan yang lihai,
lugas dan berkarakter seperti ini kemunculannya sangat jarang. Butuh kemampuan
untuk mengidentifikasi berbagai masalah dan mendiskusikannya sebelum seseorang
menuliskannya.
Ini bisa berarti dengan mengatur
bahan-bahan ke dalam struktur yang koheren untuk sebuah tulisan. Hal ini akan
menunjukan bahwa kita mampu membuat perbedaan dan wawasan yang penting bagi
pembaca. Dalam membuat tulisan seperti ini pada awalnya memang tidak mudah,
tetapi dengan latihan terus menerus, disiplin dan memiliki konsep yang bagus
bukan tidak mungkin kita akan memiliki tulisan yang berkualitas. Tabik
Menjadi Pribadi
Pembelajar Dan Perbanyak Membaca
Sadar atau tidak, sebuah
tulisan diatur untuk mendorong dan mengarahkan setiap pembacanya untuk menilai,
mengkritik dan menjustifikasi sebuah subjek. Jika kita banyak membaca buku,
artikel, jurnal atau mengetahui sebuah fenomena secara mendetail dan memahami
sebuah subjek yang akan kita tulis. Semua itu akan tampak secara gamblang lewat
tulisan yang kita buat.
Menurut sepengetahuan saya,
banyak tulisan yang berkualitas lahir dari penulis-penulis yang menghabiskan
waktunya dengan buku, penelitian, pengalaman hidup termasuk perasaan bahagia pun
tertindas oleh zaman. Para penulis hebat sering menunjukkan bukti keingintahuan
mereka dengan melampaui batas-batas manusia kebanyakan.
Orisinalitas
Kembali lagi, sebuah tulisan
banyak mendapatkan penghargaan atau apresiasi jika penulisnya kompeten dalam mengkritik,
meng-elaborasi, meninjau argumen-argumen dari penulis terkenal sehingga
melahirkan karya yang luar biasa dan terbilang anti mainstream, di luar pakem.
Namun, nilai tertinggi pada
tulisan terletak pada kejujuran sang penulis. Terlepas ia hanya menulis cerita
kerja bakti di kampungnya.
Akan tetapi, kegiatan menulis
belakangan ini cenderung mendorong kita untuk menulis apa yang masyarakat
resahkan dan apa yang pemerintah salah perbuat. Gobloknya, saya termasuk di antara
manusia seperti itu, menulis tidak karena kesegaran rohani dan orisinalitas
diri.
Tenang,
tulisan ini hanya guyonan. Tidak ilmiah dan tidak patut kalian contoh.
Sekian
Terimakasih
Ali
Ahsan Al Haris
Malang,
20 April 2020
No comments:
Post a Comment