Tidak Ada
Peradaban Tanpa Bahasa
Ekspresi bahasa tidak melulu
tentang ucapan. Bahasa bisa juga diungkapkan melalui tulisan, gerak tubuh dan
ekspresi lainya. Ucapan hanyalah bagian kecil dari bahasa, coba perhatikan
bagaimana orang bisu berbahasa.
Bahasa ucapan memang paling mudah
dan vokal untuk dikemukakan. Bagi mereka yang memiliki integritas yang tinggi,
mempunyai kesesuaian antara harapan dan ucapan memang bisa dipegang.
Sebaliknya, sering kali kita jumpai bahasa ucapan tidak sesuai dengan bahasa
perbuatan. Bahkan terkadang, ucapan dijadikan sebagai topeng untuk menutupi
kebusukan.
Tak heran bila kebanyakan orang
sering menuntut bahasa tulisan untuk mendukung bahasa ucapan. Oleh karena itu,
bahasa tulisan dijadikan standar dalam penulisan karya ilmiah agar kapasitas
keilmuannya mudah diuji dan diapresiasi. Lebih dari itu, jika prestasi
peradaban tidak diawetkan dalam tulisan, generasi berikutnya akan rugi, dan
pembangunan peradaban harus dimulai lagi dari nol.
Bayangkan jika manusia tidak
menemukan bahasa tulisan, maka khazanah ilmu pengetahuan masa lalu akan hilang.
Warisan para pemangku peradaban, para pemburu intelektual di masa silam, mereka
memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini, lantaran ajaran yang terpelihara
dalam bahasa tulis. Dan lagi, bukankah bahasa Tuhan juga menjelma dalam sabda?
Ini berarti, bahasa tidak saja sebagai media komunikasi, melainkan realitas
terpenting dalam menopang peradaban dalam panggung sejarah.
Pelecehan terhadap bahasa sama
saja pelecehan terhadap martabat dan peradaban manusia. Jika ucapan penguasa
tak lagi mengandung wibawa, jika putusan hakim tak lagi memihak pada hati
nurani yang benar melainkan untuk melindungi wajah korup, bila siaran pers tak
lain permainan kata-kata tanpa realitas, seandainya surat referensi, kwitansi,
nota dan pembukuan negara tak lebih dari manipulasi maka tunggu kehancuran dan
ambruknya tatanan bernegara dan bermasyarakat.
Berbeda dari dunia hewan, ciri dunia
manusia adalah bahasa simbolik, sabda, dan tulisan yang dengannya perdaban
manusia dibangun. Tuhan membangun dunia dengan sabda-Nya, manusia menerima dan
mengembangkannya dengan bahasa. Bayangkan jika manusia berhenti berbahasa.
Perhatikan juga jika bahasa mengalami krisis wibawa? Maka yang akan tampil
adalah kebalikannya, bahasa kekerasan yang akan tampil.
Dalam sejarah dunia, bahasa
tulisan menjadi sesuatu yang amat penting.
Bahasa tulisan kemudian
menjelaskan bagaiamanakah sebuah dialektis antara manusia dengan manusia
terjadi, ataupun dilaketika manusia dengan dunia terlaksana. Bahasa tulisan
yang disebut juga dengan teks adalah sebuah gambaran ilmu pengetahuan dan masa
lalu. Manusia hari ini adalah hasil dari manusia masa lalu. Dalam perjalanan
sejarah kemudian teks menjadi api penyulut gerak perubahan.
Lihat! Bagaimana sejarah besar
dimulai. Al Qonun Fii At tib yang menjadi denyut inovasi ilmu kedokteran
modern, Das Kapital sebagai sumber inspirasi perlawanan kaum proletar terhadap
kaum bangsawan, Catatan Hasan Al Banna yang menjadi penggerak revolusi Mesir
dan sejenisnya. Mungkin kita tidak akan pernah mendengar gerakan masif yang
dihasilkan diatas jika tidak didahului oleh tulisan.
Tulisan merupakan informasi yang
bisa mempengaruhi pola pikir manusia, bahkan lebih besar, tulisan bisa menjadi
dalang sebuah gerakan perubahan dalam masyarakat. Sejarah dunia hampir semuanya
bermula dari tulisan. *Resume Buku Tuhan Punya Banyak Nama (Komarudin Hidayat).
No comments:
Post a Comment