Friday, April 3, 2020

Tidak Ada Peradaban Tanpa Bahasa


Tidak Ada Peradaban Tanpa Bahasa


Ekspresi bahasa tidak melulu tentang ucapan. Bahasa bisa juga diungkapkan melalui tulisan, gerak tubuh dan ekspresi lainya. Ucapan hanyalah bagian kecil dari bahasa, coba perhatikan bagaimana orang bisu berbahasa.


Bahasa ucapan memang paling mudah dan vokal untuk dikemukakan. Bagi mereka yang memiliki integritas yang tinggi, mempunyai kesesuaian antara harapan dan ucapan memang bisa dipegang. Sebaliknya, sering kali kita jumpai bahasa ucapan tidak sesuai dengan bahasa perbuatan. Bahkan terkadang, ucapan dijadikan sebagai topeng untuk menutupi kebusukan.


Tak heran bila kebanyakan orang sering menuntut bahasa tulisan untuk mendukung bahasa ucapan. Oleh karena itu, bahasa tulisan dijadikan standar dalam penulisan karya ilmiah agar kapasitas keilmuannya mudah diuji dan diapresiasi. Lebih dari itu, jika prestasi peradaban tidak diawetkan dalam tulisan, generasi berikutnya akan rugi, dan pembangunan peradaban harus dimulai lagi dari nol.


Bayangkan jika manusia tidak menemukan bahasa tulisan, maka khazanah ilmu pengetahuan masa lalu akan hilang. Warisan para pemangku peradaban, para pemburu intelektual di masa silam, mereka memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini, lantaran ajaran yang terpelihara dalam bahasa tulis. Dan lagi, bukankah bahasa Tuhan juga menjelma dalam sabda? Ini berarti, bahasa tidak saja sebagai media komunikasi, melainkan realitas terpenting dalam menopang peradaban dalam panggung sejarah.


Pelecehan terhadap bahasa sama saja pelecehan terhadap martabat dan peradaban manusia. Jika ucapan penguasa tak lagi mengandung wibawa, jika putusan hakim tak lagi memihak pada hati nurani yang benar melainkan untuk melindungi wajah korup, bila siaran pers tak lain permainan kata-kata tanpa realitas, seandainya surat referensi, kwitansi, nota dan pembukuan negara tak lebih dari manipulasi maka tunggu kehancuran dan ambruknya tatanan bernegara dan bermasyarakat.


Berbeda dari dunia hewan, ciri dunia manusia adalah bahasa simbolik, sabda, dan tulisan yang dengannya perdaban manusia dibangun. Tuhan membangun dunia dengan sabda-Nya, manusia menerima dan mengembangkannya dengan bahasa. Bayangkan jika manusia berhenti berbahasa. Perhatikan juga jika bahasa mengalami krisis wibawa? Maka yang akan tampil adalah kebalikannya, bahasa kekerasan yang akan tampil.


Dalam sejarah dunia, bahasa tulisan menjadi sesuatu yang amat penting.


Bahasa tulisan kemudian menjelaskan bagaiamanakah sebuah dialektis antara manusia dengan manusia terjadi, ataupun dilaketika manusia dengan dunia terlaksana. Bahasa tulisan yang disebut juga dengan teks adalah sebuah gambaran ilmu pengetahuan dan masa lalu. Manusia hari ini adalah hasil dari manusia masa lalu. Dalam perjalanan sejarah kemudian teks menjadi api penyulut gerak perubahan.


Lihat! Bagaimana sejarah besar dimulai. Al Qonun Fii At tib yang menjadi denyut inovasi ilmu kedokteran modern, Das Kapital sebagai sumber inspirasi perlawanan kaum proletar terhadap kaum bangsawan, Catatan Hasan Al Banna yang menjadi penggerak revolusi Mesir dan sejenisnya. Mungkin kita tidak akan pernah mendengar gerakan masif yang dihasilkan diatas jika tidak didahului oleh tulisan.


Tulisan merupakan informasi yang bisa mempengaruhi pola pikir manusia, bahkan lebih besar, tulisan bisa menjadi dalang sebuah gerakan perubahan dalam masyarakat. Sejarah dunia hampir semuanya bermula dari tulisan. *Resume Buku Tuhan Punya Banyak Nama (Komarudin Hidayat).

No comments:

Post a Comment