Monday, July 20, 2020

Resensi Novel Para Bajingan Yang Menyenangkan


Resensi Novel Para Bajingan Yang Menyenangkan


Buku ini bukan buku panduan menjadi bajingan. Tapi buku ini menceritakan kisah sekelompok anak muda mahasiswa yang biasa nongkrong di kantin “Bonbin” UGM yang merasa hampir tidak punya masa depan karena nyaris gagal dalam study tiba-tiba seperti menemukan sesuatu yang dianggap bisa menyelamatkan kehidupan mereka: bermain judi.


Selama membaca buku ini Anda akan disuguhkan kisah-kisah yang menyenangkan dan konyol. Bagaimana lika-liku kehidupan para anggota jackpot society dalam mengarungi dunia perjudian. Mereka memiliki cita-cita yang mulia: apalagi kalau bukan menjadi penjudi besar. Cita-cita merekapun kandas seturut kebangkrutan mereka semua. Tapi pada akhirnya mereka menjalani hidup normal selayaknya orang-orang. Meskipun masih saja “kenthir”.


Para Bajingan yang Menyenangkan pada hakikatnya adalah sebuah buku tentang persahabatan, entah merupakan kisah nyata atau fiksi (dan saya menebak kisah nyata), ketika membaca buku ini saya membayangkan kisah masa muda penulis dengan para sahabatnya, karena penulis sendiri yang menjadi narator. Dia membuat buku ini untuk mengenang para sabahatnya ketika di bangku kuliah dulu, khususnya salah satu sahabatnya yang sudah meninggal. Seakan-akan, dia membuat buku ini untuk memberikan penghargaan akan masa muda yang tidak akan pernah dia lupakan sampai mati. Kelompok pemuda yang mengaku tanpa masa depan tersebut memiliki sebutan Jackpot Society, pelesetan dari judul film Dead Poets Society, dan mereka disatukan oleh judi.


Anggota Jackpot Society antara lain; penulis, kuliah di jurusan filsafat UGM; almarhum (tidak dituliskan namanya, tapi di bagian persembahan tertulis almarhum Jadek); Bagor, tidak pernah lolos masuk ke jurusan impiannya, Ekonomi Manajemen, harus berpuas dengan jurusan D-3 Ekonomi UGM, pernah diburu aparat dan berasal dari keluarga yang religius; Kunthet, satu-satunya di kelompok yang otaknya lumayan cemerlang, kuliah di jurusan Geofisika UGM; Proton, sesuai julukannya, dia kuliah di jurusan Teknik Kimia UGM, memiliki hobi yang unik, antara lain, mengoleksi keris, mengumpulan virus komputer, dan bergonta ganti agama; menyusul paling akhir, Babe, anak seorang mayor jenderal, kuliah di Fakultas Ekonomi UGM. 


Pendonor utama tim judi adalah almarhum dan Babe, karena mereka anak orang kaya. Selain masih muda, mereka terkenal berani pasang, humoris dan cenderung totol. Ada beberapa adegan yang menyempurnakan predikat tersebut, mereka seperti memiliki ritual sendiri-sendiri agar menang judi. Misalkan saja, almarhum percaya akan ramalan dukun, Kunthet sering kali mengeluarkan teori judi, tapi tidak ada yang pernah membuat mereka menang, hahaha. Selain berisi pengalaman konyol mereka mengarungi dunia perjudian, di buku ini juga berisi keseharian mereka dengan teman-teman yang lain dan aktivitas di kantin kampus yang tak kalah amburadul, bahkan menyerempet peristiwa bersejarah di Indonesia.


Asal kamu tahu saja, buku ini dilabeli sebagai NOVEL DEWASA. Jangan kira novel dewasa itu novel yang banyak adegan esek-eseknya. Saya rasa buku ini dilabeli demikian karena butuh kedewasaan untuk dapat menikmati kontennya, karena banyak sekali kata-kata kasar, sindiran, dan adegan-adegan yang bagi sebagian orang mungkin dianggap mempermainkan norma.


https(:)//tmtimes(dot)id/mohadid9/resensi-buku-para-bajingan-yang-menyenangkan/
https(:)//www(dot)goodreads(dot)com/book/show/33003399-para-bajingan-yang-menyenangkan
https(:)//www(dot)kubikelromance(dot)com/2017/09/ParaBajinganyangMenyenangkan(dot)html
https(:)//medium(dot)com/@superherru/para-bajingan-yang-menyenangkan-94724f634cfd

No comments:

Post a Comment