Pengalaman saya baru-baru ini —lebih tepatnya kepingan kejadian— memberikan pelajaran berharga tentang sinkronisitas.
Ketika saya mendapat promosi jabatan, saya mengalami cukup banyak perubahan dalam hidup saya, terutama dalam hal finansial. Manfaat finansial yang saya terima adalah sesuatu yang sangat saya syukuri. Namun, tak lama setelah itu, ibu saya jatuh sakit dan membutuhkan perawatan intensif.
Saya dan keluarga bersyukur karena biaya rumah sakit ditanggung oleh BPJS, namun biaya yg lain seperti logistik selama Ibu dirawat di sana harus dipenuhi juga. Kenaikan gaji yg saya alami, tidak mungkin cukup untuk membantu biaya perawatan dan rawat jalannya Ibu. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak dan Adik perempuan saya yg sangat bersabar dan telaten merawat Ibu selama di rumah sakit dan di rumah. Termasuk take over segala kebutuhan rumah tangga yg tidak bisa saya bantu.
Peristiwa semacam ini membuat saya berpikir tentang hubungan antara kenaikan gaji dan kebutuhan mendadak untuk biaya perawatan ibu. Apakah ini hanya kebetulan? Atau ada pesan tersembunyi di balik semua ini?
Konsep sinkronisitas, yang diperkenalkan oleh Carl Jung, cukup menjadi jawaban yang saya alami. Sinkronisitas adalah pengalaman dari dua atau lebih peristiwa yang terjadi secara bersamaan dan tampaknya saling berhubungan, meskipun tidak ada hubungan sebab akibat yang jelas. Dalam hal ini, kenaikan gaji dan sakitnya Ibu adalah dua peristiwa yang tampaknya tidak terkait, namun ketika dilihat lebih dekat, keduanya terhubung dengan cara yang misterius.
Tidak lama saya alami juga, Adik saya bilang kalau harus beli tensi agar setiap hari bisa mengecek tensinya Ibu. Karena sedang limit, istri saya tak suruh bayarin pakai uangnya dulu. Pada kesempatan itu juga, saya mbatin, meminta ke Allah agar dalam waktu dekat ada uang ±1,5 Juta untuk ganti uangnya istri dan membeli konsumsi rutinan tahlilan yang di pekan itu berada di rumah saya. Apa yang terjadi kemudian? Saya dimintai tolong untuk membantu pelatihan yg di handle oleh rekan saya. Barakallah, honornya mendekati uang yang saya batin ke Allah.
Hal-hal seperti itu terjadi ke saya bukan satu dan dua hal. Banyak momen seperti itu dan lebih dari sekadar kebetulan. Sebuah pengalaman yang menunjukkan bagaimana hidup sering kali bekerja dengan cara yang tak terduga dan penuh misteri. Ada rasa bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan untuk alasan yang tepat. Mungkin sebagian orang menganggap itu kebetulan saja, namun saya menganggap ini adalah rencana ilahi.
Dalam Islam, juga dikenal konsep "Qada dan Qadar," yang berarti ketetapan dan takdirnya Allah. Saya percaya bahwa Allah memberikan saya kenaikan gaji bukan hanya sebagai penghargaan atas kerja keras saya, tetapi juga sebagai cara untuk mempersiapkan saya dalam menghadapi ujian yang akan datang. Kalau gaya Maiyahan, kok enak banget Urip tanpa ujian.
Pengalaman ini juga mengingatkanku pada perkataan Haji Gilang (rekan saya sekolah dulu), “Kamu memilih resiko atau dipilih oleh resiko”. Ketika kita memilih resiko, berarti kita sudah siap secara emosional, mental dan spiritual. Kenaikan gaji saya datang ketika saya siap menggunakannya untuk tujuan yang lebih besar, seperti membantu perawatan ibu saya.
“Masio lunyu, Yo kudu tetep dipenek, Rek”. —Mbah Nun
---
Malang, 20 Juni 2024
Arjowinangun, Malang
No comments:
Post a Comment