aliahsan27.blogspot.com |
Tidak persis seperti yang saya tulis, ini murni interpretasi saya dari apa yang Mbah Nun katakan. “Allah akan mempersiapkan apa saja yang kita inginkan. Mulai dari mental, sikap dan infrastruktur-infrastruktur lainnya”. Jika ingin memiliki mobil. Allah akan memberikan cukup uang dan kesempatan kepada kita untuk membayar jasa private menyetir mobil. Setelah itu Allah menaikkan kembali sumber rezeki kita untuk membeli mobil, membangun garasi dan seterusnya.
Jika kita menginginkan sebuah kenaikan karir. Allah akan menyiapkan tools nya dengan memberikan kita masalah demi masalah yang harus diselesaikan. Sebagai seorang hamba yang beriman, wajib hukumnya kita senantiasa berprasangka baik dengan episode hidup yang Allah berikan. Bukan kemudian menyikapi masalah yang datang sebagai musibah. Katanya pengen baik karirnya! Kok dikasih Exam sama Allah wes nyerah. Dikasih tugas dari pimpinan sering tidak tuntas. Kolaborasi antar departemen dan lembaga external masih banyak miscommunication, sering menjadi paling pintar dan bisa, eh taunya gak bisa kerja. Gak bahaya ta!
Proses belajar setiap orang memiliki periode waktu yang berbeda. Jangan merasa sudah bisa dan pintar lantas menagih ke Allah, kapan? Kapan doa kita dikabulkannya!
Ibarat kita ini masih balita, jangan mainan menggunakan pisau dapur. Awakmu durung siap, Le.
Tempa diri kita menjadi pribadi yang terus belajar dan menanam. Sabar, ikhtiar dan tawakal. Tekun di setiap episode demi episode. Jika Allah mentakdirkan kita naik, maka lakukan itu semua dengan penuh cinta.
Tapi gini. Mungkin diantara kita ada yang tipikalnya menunggu, nrimo ing pandum alias setia pada proses. Ada juga yang bertipikal mencari tantangannya. Belum ada uang maksa membeli mobil, urusan bensin dan maintenance bulanan dipikir belakangan saja, penting punya mobil dulu lah. Emosi belum stabil sudah maksa dan lobi sana sini mau naik karir. Tugas yang dulu saja belum beres kok ngebet pengen nyaplok tugas yang lebih besar. Pean gak ngelindur ta!
Parahnya, kita ini sering lupa atau memang tolol dengan tidak melibatkan Allah saat kita merasa doa-doa kita dikabulkannya. Allah hanya kita libatkan saat kita butuh, terutama saat kita sedang dirundung masalah. Lhoo, gak bahaya ta.
Sebagai penutup tulisan, izinkan saya membagikan tiga hal ini:
Pertama (dari Mbah Fuad via Prof. Muhaiban); jangan sekali-sekali meminta jabatan. Kalau kita yang diminta, terimalah. Allah akan banyak menolong kita (lewat teman, team yg bagus, pimpinan yg mensupport—ed). Tapi jika kamu yang meminta, maka tanggung jawab dan masalah ke kamu semua. Seolah pertolongan sulit mendekat ke kita—ed.
Kedua (doa dari Ustad Faiz); “Ya Allah. Berikanlah saya kekuatan merubah sesuatu yang bisa hamba rubah. Dan, berikanlah saya kebijaksanaan menghadapi sesuatu yang tidak bisa hamba rubah.
Ketiga (dari Mbah Nun); Teruslah berbuat baik kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Orang akan percaya padamu. Menitipkan sesuatu, termasuk menitipkan amanah.
Apakah sobat pembaca sudah menemukan tools yang Allah berikan? Gimana, sebenarnya bisa di nego atau tidak?
Ali Ahsan Al Haris
Arjowinangun, 21 Juli 2024
No comments:
Post a Comment