Tuesday, July 8, 2014

RESENSI "ALL YOU NEED IS LOVE CAK NUR DI MATA ANAK-ANAK MUDA"


ALL YOU NEED IS LOVE CAK NUR DI MATA ANAK-ANAK MUDA


Editor
Ihsan Ali Fauzi dan Ade Armando
Paramadina, Jakarta
Oktober 2008
208 halaman

Inklusivisme dan pluralisme merupakan karakteristik yang paling menonjol dari gagasannya. Komitmennya pada pluralisme, yakni sistem nilai yang memandang secara positif terhadap kemajemukan itu sendiri dengan menerimanya sebagai kenyataan yang bersifat niscaya membuat ia dicintai bukan hanya oleh murid-muridnya tapi juga oleh kalangan yang beragama lain maupun berlatar belakang etnis yang berbeda.

Buku ‘All You Need is Love!’ yang berisi tentang pandangan anak-anak muda mengenai Cak Nur menjadi bukti empirik bahwa pikiran-pikiran bernasnya mampu menginspirasi, mempengaruhi, bahkan menjadi spirit bagi anak-anak muda untuk melampauinya. Menyebut salah satu contoh, Husni Mubarok –seorang intelektual muda pengagum Cak Nur– mengatakan, bahwa gagasan Cak Nur mengenai tauhid sekular sangatlah penting. Gagasan ini menurutnya, perlu didakwahkan bukan hanya di masyarakat umum, tetapi juga di lingkungan pemerintah agar terwujud pemerintahan yang adil dalam berbangsa dan bernegara. (h. 103-104) Dalam buku ini, anak-anak muda merekam apa makna Cak Nur bagi pembentukan dan perkembangan diri mereka sendiri, baik pikirannya, bukunya, wawancaranya di media massa, selebritasnya, caranya menjawab kritik, khotbah Jumatnya, dan lainnya. Kiprah Cak Nur selama hayatnya beresonansi di kalangan anak-anak muda Indonesia kontemporer, satu lapisan generasi yang jelas bukan generasi yang menjadi sasaran utama “kampanye”-nya ketika dia pertama kali menarik gerbong pembaharuannya. (h. 6)

Buku yang ditulis oleh anak-anak muda ini merupakan kumpulan hasil sayembara penulisan esai yang diselenggarakan Yayasan Wakaf Paramadina dalam rangka memperingati 1000 hari wafatnya Cak Nur. Cak Nur, di mata anak-anak muda cukup dikagumi. Kefasihannya berbicara tentang teori ilmu sosial sama baiknya dengan uraiannya tentang khazanah Islam. Ia menguasai bahasa Arab dan Inggris. Cak Nur juga dianggap sebagai sosok ideolog dan leader yang mampu melakukan pencerahan di saat umat Islam sedang mengalami krisis kepemimpinan dan arah gerakan. Dan, Cak Nur, adalah seorang penulis dan pembicara yang baik.

Begitu luasnya pengetahuan Cak Nur, mengenai Islam dan dunia kemodernan, sehingga ia selalu menjadi tempat bertanya mulai dari mahasiswa, cendekiawan, ulama, duta besar, sampai calon presiden. Profilnya yang rendah hati dan penuh kesederhanaan, membuat banyak orang mencintai dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi pemikiran. Pemikiran dan karya intelektualnya memiliki pengaruh besar dalam pembentukan tradisi intelektualisme Islam di Indonesia. Cak Nur, menjadi simbol kaum intelektual Muslim modernis Indonesia. Jika pada masa-masa pra dan awal kemerdekaan, simbol kaum terpelajar dari kalangan Islam itu melekat pada diri H. Agus Salim dan Muhammad Natsir, maka pada masa sepeninggal mereka, simbol itu disandang oleh Cak Nur. Cak Nur adalah penerus sempurna gerakan pembaruan Islam yang telah dimulai sejak abad ke-19. Sejarah akan mencatat prestasi gemilang yang diukir oleh ‘Sang Pembaharu’ kelahiran Jombang, Jawa Timur ini atas kegigihannya mencitrakan Islam dengan wajahnya yang humanis, inklusif, egaliter, pluralistik, dan demokratis.

Posisi individual Cak Nur mempunyai resonansi yang sangat kuat dalam menumbuhkan atmosfer intelektual di lingkungan komunitas Muslim Indonesia. Cak Nur, memang pantas menyandang ‘Mahkota Intelektual’ Indonesia, karena wawasannya yang luas dan sangat ensiklopedis. Cak Nur memang sumber pemikiran Islam di Indonesia, bukan hanya pada generasinya, tetapi lebih-lebih pada generasi pasca-Cak Nur. Kiranya tak berlebihan jika dikatakan bahwa Cak Nur tidak hanya milik bangsa, tetapi juga milik dunia. Dalam konteks dunia Islam, saya kira, sangatlah layak jika Cak Nur disejajarkan dengan M. Abid Al-Jabiri, Mohamed Arkoun, Hasan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zayd, bahkan gurunya sendiri Fazlur Rahman.

Sebagai seorang pembaharu Islam yang digolongkan ke dalam pemikiran Neo-Modernis, pemikiran Cak Nur secara mendalam didasarkan atas teologi, yakni pandangan teologi yang oleh Kurzman ditempatkan pada klaster ‘teologi liberal’ yang ciri-cirinya adalah gerakannya bersifat progresif (menerima modernitas); Barat modern tidak dilihat sebagai ancaman, tapi justru reinventing Islam untuk ‘meluruskan’ modernitas Barat; membuka peluang bagi bentuk tertentu ‘otonomi duniawi’ dalam berbangsa dan bernegara, dan; cara pemahaman Islam yang terbuka, toleran dan inklusif. Cak Nur, menyadari bahwa Islam yang tidak dapat memberi solusi kepada persoalan kemanusiaan tidak akan punya masa depan yang cerah. Inilah dasar-dasar paling penting dari pemikiran sosial kemodernan Islam yang ditanamkan Cak Nur dalam keterlibatan Islam membangun Islam modern.

Buku ini terdiri dari tiga bab. Bagian pertama mengungkap apa yang dikenang mereka dari Cak Nur, apa yang mereka anggap menginspirasikan, untuk perkembangan pribadi mereka sendiri. Bagian kedua lebih terkait langsung dengan substansi pembaharuan Cak Nur. Dan, pada bagian terakhir buku ini mendiskusikan nasib pembaharuan Islam sesudah Cak Nur. Kini, Cak Nur telah tiada. Namun, buku ini menjadi saksi sejarah bahwa pikiran-pikiran bernas Cak Nur, Sang lokomotif pembaharu ini mengakar kuat di benak anak-anak muda sebagai pelaku dan penerus pembaharuan di masa yang akan datang.

Monday, July 7, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN AWAL DAUR HIDUP


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
AWAL DAUR HIDUP
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemijahan ikan merupakan salah satu aktivitas pembenihan ikan untuk menghasilkan individu baru. Pemijahan pada ikan dapat berlangsung secara alami, semi alami, maupun buatan. Pemijahan alami pada ikan berlangsung secara alami tergantung pada keberadaan stimulus lingkungan yang dapat merangsang ikan untuk berkembang biak. Pemijahan semi alami pada ikan terjadi setelah adanya campur tangan manusia dalam mempercepat kematangan gonad. Sedangkan pemijahan buatan pada ikan hampir sama dengan pemijahan semi alami, namun dalam proses pemijahan diatur dan dilakukan oleh manusia (Hakim, 2010).

Menurut Sumantadinata (1983) dalam Nurimanto (2006), pembuahan adalah penggabungan antara inti sel telur dengan inti sperma sehingga membentuk zigot. Setelah pembuahan, embriogenesisakan berlangsung terus setiap waktu dan terjadi caluage, morulasi, lastulasi, gastrulasi, dan oogenesis yang diakhiri dengan penetasan.

Menurut Saputra, et al. (2012), ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di Indonesia terutama di Riau. Dalam pembudidayaan ikan lele terdapat permasalahan terutama rendahnya derajat penetasan telur ikan yang berkisar 30-60%. Hal ini disebabkan karena telur ikan lele bersifat adhesive sehingga menumpuk di salah satu area pemijahan.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Biologi Perikanan meteri Awal Daur Hidup adalah agar praktikan dapat mengetahui cara pemijahan secara buatan dan mengetahui perkembangan embrio ikan secara mikroskopis.

Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan meteri Awal Daur Hidup adalah mempraktikan cara pemijahan secara buatan pada ikan serta mengidentifikasi gambaran secara morfologi pada perkembangan embrio ikan secara mikroskopis. Readmore ........................

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN FEKUNDITAS


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
FEKUNDITAS
1. PENDAHULUAN

1.1.1        Latar Belakang
            Menurut Nikolsky (1963) dalam Effendi (2002) dalam Triana (2011), menyatakan bahwa fekunditas pada ikan tergantung dengan kondisi lingungannya. Jika ikan hidup di habitat yang banyak ancaman predator maka jumlah telur yang dihasilkan akan besar atau fekunditas semakin tinggi, sedangkan ikan yang hidup di habitat dengan sedikit predator akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit.

            Menurut Murtejo (2008), fekunditas merupakan jumlah telur yang dihasilkan dalam satu siklus reproduksi. Tingkat fekunditas dapat menggambarkan kualitas dari induk betina. Dalam penelitian ini menunjukkan tingkat fekunditas induk yang diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan kontrol egg stimulant.

            Menurut Nikolsky (1963) dalam Mahendratama (2011), ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas individu, serta fekunditas akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda.
1.2       Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktium Biologi Perikanan tentang Fekunditas adalah mengetahui jumlah produksi telur pada ikan sampel. 

Tujuan dari raktikum Fekunditas adalah mampu mendemonstrasikan secara makroskopis organ-organ baik secara eksternal maupun secara internal. Mampu mendapatkan telur ikan, serta mengetahui cara mengitung telur.

1.3       Waktu dan Tempat
            Praktikum Biologi Perikanan materi Fekunditas dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 23 november 2013, pukul 07.00-13.00 WIB, bertempat di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Readmore ......................

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN FOOD AND FEEDING HABITS


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
FOOD AND FEEDING HABITS
1.        PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Di alam terdapat berbagai jenis makanan yang tersedia bagi ikan dan ikan telah menyesuaikan diri dengan tipe makanan khusus dan telah dikelompokkan secara luas sesuai dengan cara makannya, walaupun dengan macam-macam ukuran dan umur ikan itu sendiri (Nikolsky, 1963 dalam Irawati, 2011).

Berdasarkan sifat makanannya, ikan dewasa dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu ikan herbivora dan pemakan detritus, ikan carnivora yang hidup dari invertebrata, dan ikan predator yang hidup dari ikan (Dani dan Sutjiati, 1985).

Jenis ikan dapat digolongkan menjadi 7 kelompok menurut jenis makanannya, meskipun begitu jenis pola makanan berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan. Penggolongan jenis makanan dibedakan menjadi herbivora yang makanan utama berasal dari bahan-bahan nabati, karnivora yang sumber makanan yang berasal dari bahan-bahan hewani, omnivora yang sumber makanan berasal dari nabati dan hewani, pemakan plankton yang sepanjang hidupnya memakan plankton, pemakan detritus yang sumber makanan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang membusuk diperairan (Wahyuningsih dan Barus, 2006).

1.2         Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Biologi Perikanan materi Food and Feeding Habits adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan variasi makanan ikan yang dapat dilihat dari hubungan ekologi antar organisme perairan. Mengetahui isi dari alat pencernaan makanannya. Serta mengetahui jenis ikan berdasarkan kebiasaan makan dan variasi makanan.

Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan mengenai Food and Feeding Habits adalah agar praktikan mampu mempraktikan cara pengambilan dan perhitungan plankton yang ada didalam lambung ikan, serta mampu membedakan jenis ikan berdasarkan makanan yang dimakan.  Readmore .................