Wednesday, June 24, 2015

Mengenal Sosok Gus Mus (KH. Ahmad Mustofa Bisri)



Mengenal Sosok Gus Mus (KH. Ahmad Mustofa Bisri)
)*Ali Ahsan Al-Haris


Gus Mus Saat membacakan Puisi (Sumber: Luthfi Masruri)
Mungkin namanya agak sedikit asing ditelingan para kaula muda, tapi jangan salah kalau sosok yang saya tulis ini adalah seorang kyai dan ulama yang menurutku memang anti-mainstream dari para ustad dan kyai yang selama ini bertebaran di Indonesia.

Biasa kita temui, ustad atau kyai hanya berdakwah dengan menyampaikan hadist-hadist dan ayat suci Al-Qur’an untuk melegitimasi apa yang ia ucap agar para jamaah dan pendengarnya dapat meyakini bahwa hal tersebut benar, lebih tepatnya dapat saya bilang ini adalah dogma. Namun apa yang terjadi jikalau sosok yang akan kita bahas ini memiliki metode yang unik dalam berdakwah. Tak perlu muluk-muluk dalam bicara neraka dan surga. Apa jadinya jikalau posisi surga dan neraka itu memang tidak ada, padahal kita beribadah tak dipungkiri hanya mengejar masuk surga semata. Sejatinya, beribadah adalah memohon belas kasih Tuhan dan rasa syukur kita kepadaNya karena banyak yang kita tidak tahu tentang dunia ini. Hal tersebutlah mengapa kita harus beragama.

Biasa disapa dengan nama “Gus Mus”, lahir di Rembang 10 Agustus 1944, bernama lengkap KH. Ahmad Mustofa Bisri, anak dari seorang kyai besar –KH. Bisri Mustofa, pendiri Pesantren Raudhatul Thalibiin Rembang Jawa Tengah yang sekarang diketuai oleh beliau (Gus Mus).

Beliau juga pernah menjabat Rais (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) PBNU. Pernah nyantri di Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH. Marzuqi dan KH Mahrus Ali; Al Munawar Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH Ali Ma’shum dan KH Abdul Qadir, pernah menuntut pendidikan di Universitas Al Azhar Cairo.

Sesuai yang saya tulis diatas, beliau ini bukanlah hanya kyai saja, melainkan juga budayawan ulung, sastrawan handal yang karya-karyanya dapat kita baca dan selidiki satu persatu bahwa beliau memang seorang kyai dan budayawan handal, dapat memposisikan dirinya pada semua kondisi agar dapat terima tanpa harus menjual idealisme beliau.

Kalau pembaca ada yang sudah mengenal sosok Gus Mus lebih dalam, tulisan ini adalah oase dan media selayang pandang bagi anda. Namun, bagiku sosok Gus Mus adalah sebuah potret sosok yang anti-mainstream ditengah-tengah ulama halal haram yang merebak di Indonesia.

Bicara karya beliau, salah satu yang paling saya suka adalah Puisi “Aku Harus Bagaimana, Atau Aku Harus Bagaimana”. Karya beliau saya anggap fenomenal karena masih menjadi perbicangan sampai hari ini, penyampaian khas beliau dengan iringan music yang cocok membuat ke otentikan dan esensi dari puisi tersebut menjadi mengena. Saya sadar bicara seperti ini adalah bicara versi, itu versiku, dan aku tak tahu apa versimu. Berikut puisi beliau yang berjudul ”Aku Harus Bagaimana, Atau Aku Harus Bagaimana”
 
Screen Shoot Puisi Aku Harus Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana
Kau ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
-1987-
(A. Mustofa Bisri)

Sedikit saya ulas lebih mendalam mengapa versiku menganggap puisi tersebut fenomenal.

Masyarakat Indonesia yang termaktub merupakan rakyat kalangan bawah di mana si pencipta (Gus Mus) memakai kata ganti "aku" untuk merepresentasikan kehadiran rakyat bawah dalam puisi terebut. Dalam dua baris bait pertama dituliskan "Kau ini bagaimana? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya", merupakan kritik demokrasi yang ditulis dengan sederhana, yakni menunjukkan bahwa pemerintah –dengan kata ganti "kau"- berbuat sesuka mereka tanpa persetujuan rakyat, "kau memilihkan untukku segalanya", rakyat tidak diberi kebebasan untuk memilih apapun, rakyat hanya disodorkan berbagai macam kebijakan tanpa pilihan, jika toh ada pilihan, maka pilihannya hanya satu, artinya sama saja tak ada pilihan, padahal negara ini –dikatakan- adalah negara demokrasi, di mana rakyat merdeka/bebas untuk memilih kebijakan, dilukiskan dalam kata "kau bilang aku merdeka".

Dalam bait yang lain juga menggambarkan bagaimana si "kau" menginginkan A, ketika "aku" sudah menjalankan A justru disalah-salahkan. Seperti dalam kalimat "kau bilang kritilah, aku kritik kau marah" yang menunjukkan bagaimana pemerintah meminta rakyat untuk menjadi cerdas, menjadi pintar dengan kritikan untuk segala kebijakan pemerintah ataupun kepemerintahan itu sendiri, tetapi ketika rakyat berbicara kritis, pemerintah justru tidak mau disalahkan. 
untuk vidionya anda dapat melihat di sini !!

Thanks for reading my blog
Behind the gun @aliahsanID

Friday, June 19, 2015

DALANG RAHASIA G30S/PKI



DALANG RAHASIA G30S/PKI
Repost from Kaskus

Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI Dalang rahasia G30S/PKI

Salah satu provokator dalang rahasia G30S/PKI pada masa pilpres adalah Allan Nairn, seorang jurnalis berkewarganegaraan Indonesia yang menurut pengakuannya sendiri telah melanggar etika seorang jurnalis karena membuka wawancara off-the-record dengan Prabowo Soebianto. Saya bingung dalang rahasia G30S/PKI, masa belum kapok diadu domba dan dijajah bule selama 350 tahun? Masa mental inlander kita tidak hilang sehingga menganggap apapun yang dikatakan Allan Nairn terutama mengenai isi wawancara pasti benar karena dia bule? Aya-aya wae.. dalang rahasia G30S/PKI

Allan Nairn adalah jurnalis yang antara lain meliput perang “restorasi kemerdekaan Timor Leste/Timles,” tapi tahukah anda dalang rahasia G30S/PKI diserahkan kemana informasi yang dikumpulkan oleh Allan Nairn di Timles sebagai dalang rahasia G30S/PKI? Jawabannya adalah kepada Tapol UK yang berbasis di Inggris dan tidak peduli informasinya valid atau masih mentah, informasi tersebut akan diolah Tapol UK sebagai bahan propaganda penyebar kebencian terhadap Indonesia di dunia internasional melalui apa yang dinamakan Tapol’s Bulletin yang isinya selama puluhan tahun sangat tipikal: Indonesia penjajah Papua, Indonesia penjajah Timles, Indonesia penjajah Aceh, Indonesia pelanggar HAM, Indonesia pembunuh dll. dalang rahasia G30S/PKI Allan Nairn juga terlibat dalam berbagai kegiatan seperti konferensi yang bertujuan mendiskriditkan Indonesia itu. dalang rahasia G30S/PKI

Kebijakan Tapol UK mendiskriditkan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak berhenti sampai penerbitan buletin Tapol UK saja, tapi dalang rahasia G30S/PKI juga menggalang dukungan politik di dunia internasional kepada gerakan apapun di semua propinsi di Indonesia yang mau memisahkan diri dan kedua hal tersebut masih tetap dilakukan sampai sekarang, contoh pendirian ETAN di Amerika untuk mendukung kemerdekaan Timles yang sekarang masih terus mendiskriditkan Indonesia adalah pekerjaan Tapol UK; dalang rahasia G30S/PKI kemudian Ingat pendirian markas OPM di Oxford beberapa tahun silam? dalang rahasia G30S/PKI  Itu kerjaan Tapol UK; Ingat film the Act of Killing atau Senyap dari Joshua Oppenheimer? dalang rahasia G30S/PKI  Tapol UK adalah sponsor utamanya; ingat kehadiran pemimpin OPM boneka bernama Benny Wenda di Australia yang didampingi pengacara Australia bernama Jennifer Robinson? dalang rahasia G30S/PKI  Kerjaan Tapol UK dan ketika kuliah di Inggris, Jennifer Robinson dalang rahasia G30S/PKI menjadi anak didik langsung dari pendiri Tapol UK bernama Carmel Budiardjo, dan masih banyak lagi. dalang rahasia G30S/PKI

dalang rahasia G30S/PKI  Contoh kerasisan Carmel Budiardjo dalam memfitnah Indonesia dalam tulisannya tahun 1983, yang singkatnya mengatakan bahwa Papua sudah jadi sasaran Indonesia sejak orang Indonesia menginjakan kakinya di Papua pada zaman kuno, di mana orang Indonesia memperbudak rakyat Papua dan mengincar burung-burung langka tapi kemudian sejak tahun 1962 rakyat Indonesia mengincar sumber daya alam di Papua sehingga “pribumi setempat” harus dipaksa pindah apapun caranya, termasuk kekerasan:
“Ever since the Indonesians set foot on Papuan soil, human rights abuses have been the rule of the day. In the antiquity or the dream time, the Indonesian quest had been Papuan slaves and the birds of paradise. Since 1962 however the quest has been for the rich mineral deposits, the vast virgin forest with its timber and the ‘empty’ land. The West Papuans have had to be removed from their land by hook or by crook.”

Tentu saja kalimat dalang rahasia G30S/PKI Carmel Budiardjo di atas adalah fitnah yang sangat keji sebab nama Indonesia baru muncul pasca kebangkitan nasional tahun 1920an dan mungkin hanya orang dari kerajaan yang berlokasi di Maluku atau Sulawesi dan sesekali Majapahit dari Jawa yang pernah singgah di Papua, dalang rahasia G30S/PKI itupun tidak pernah ada bukti perbudakan orang Papua sebab Indonesia tidak seperti peradaban bule yang sangat maju dan menjajah dunia dari ujung utara sampai ujung selatan selama ratusan tahun, dan sampai sekarang tidak bisa meninggalkan sikap “bule knows best.” dalang rahasia G30S/PKI  Kemudian alasan Soekarno mengejar Papua adalah karena hukum internasional menyatakan semua daerah yang dikuasai penjajah otomatis menjadi milik negara baru ketika merdeka, dan Indonesia tidak tahu Papua kaya akan sumber daya alam karena yang menemukan dan kemudian merahasiakan temuan tembaga di Eitsberg adalah Freeport. dalang rahasia G30S/PKI Ketertarikan Indonesia di Papua hanya politik dan tidak ada yang bersifat imperialisme.

Salah satu bukti kerja sama Allan Nairn dengan Carmel Budiardjo:
“The Indonesia Human Rights Network is grassroots-based and U.S. policy-focused, utilizing educational outreach, press work, protest and lobbying. Its advisory board includes such internationally recognized human rights activists as Carmel Budiardjo, Dr. George Aditjondro, Kerry Kennedy Cuomo and journalist Allan Nairn. A national kick-off conference on human rights in Indonesia will be held February 23 - 25, 2001 at George Washington University in Washington,D.C.”
http://etan.org/estafeta/01/winter/4human.htm

dalang rahasia G30S/PKI  Siapa Carmel Budiardjo dan mengapa dia begitu membenci serta anti Indonesia? dalang rahasia G30S/PKI  Hari ini Carmel Budiardjo adalah seorang nenek Warga Negara Inggris berusia 90 tahun yang anti Indonesia, akan tetapi 60 tahun lalu dia adalah Carmel Brickman, Warga Negara Inggris penganut komunisme yang tinggal di Cekoslovakia yang saat itu bagian dari Uni Soviet, dan bekerja sebagai sekretaris di lembaga kemahasiswaan pada Universitas Cekoslovakia yang menjadi topeng dinas intelijen Cekoslovakia. dalang rahasia G30S/PKI Saat dia di Cekoslovakia Carmel Brickman bertemu dan menikah dengan Suswondo Budiardjo, anggota Komite Sentral Partai Komunis Indonesia sehingga sejak saat itulah dia mengganti nama menjadi Carmel Budiardjo.

dalang rahasia G30S/PKI  Pada tahun 50an para petinggi PKI yang mengasingkan diri karena peristiwa Madiun 1948 pulang ke Indonesia, Carmel Budiardjo ikut suaminya dan tinggal di Indonesia dan aktif sebagai anggota PKI. dalang rahasia G30S/PKI Tahun 1965 ketika PKI berada dalam posisi terkuatnya dan sedang berjalan menuju eksekusi rencana pemberontakan yang dikenal sebagai G30S/PKI, bersama Njoto, ketua Divisi Propaganda dan Agitasi PKI, Carmel Budiardjo adalah penulis naskah pidato Soekarno. Salah satu contoh karya Carmel Budiardjo adalah semua pidato Soekarno terkait perebutan Papua Barat, dalang rahasia G30S/PKI jadi bisa dibilang Carmel Budiardjo salah satu yang berjasa dalam usaha Indonesia merebut Papua Barat, tapi ironisnya di masa depan dia malah mendiskriditkan Indonesia sebagai penjajah rakyat Papua Barat. dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI.

dalang rahasia G30S/PKI  Pasangan suami-istri Budiardjo sangat terlibat dalam persiapan/prolog G30S/PKI terbukti salah satu korban G30S/PKI yaitu DI Panjaitan pernah menangkap Suswondo Budiardjo saat proses menyelundupkan senjata Chung dari Republik Rakyat China di dalam bahan bangunan untuk pendirian gedung CONEFO (sebagian senjata Chung yang terlanjur masuk adalah senjata yang digunakan pasukan G30S/PKI), dalang rahasia G30S/PKI sedangkan Carmel Budiardjo adalah pemalsu surat Duta Besar Andrew Gilchrist yang menyebut ada “bagian dari angkatan darat Indonesia” (our local army friend) yang bekerja sama dengan Amerika dan Inggris untuk menjatuhkan Soekarno kelak dikenal sebagai “Dokumen Gilchrist,” yang pertama kali disebar oleh Soebandrio kepada wartawan Al Ahram, Mesir pada tanggal 5 Juli 1965. dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI

dalang rahasia G30S/PKI  Menurut Ladislav Bittman, mantan intelijen Cekoslovakia dalam bukunya The Deception Game terbitan 1973, pembuatan Dokumen Gilchrist adalah salah satu operasi yang dilaksanakan Departemen D Dinas Intelijen Cekoslovakia yang tugasnya membuat operasi kabar bohong yaitu mengecoh musuh dengan memberikan informasi palsu kepadanya dengan asumsi dia akan menggunakan sebagai dasar membuat kesimpulan sesuai harapan pencetus kabar bohong, dalang rahasia G30S/PKI  antara lain melalui mengirim surat palsu, surat kaleng dengan fotokopi dokumen palsu kepada pejabat berbagai negara atau surat kabar seperti New York Times dan Der Spiegel atau pejabat setempat yang sudah “dibeli” baik dengan gratifikasi sex atau uang dengan tujuan merusak kepercayaan kepada pejabat pemerintah dan pemimpin politik barat.

dalang rahasia G30S/PKI  dalang rahasia G30S/PKI Dokumen Gilchrist adalah bagian dari Operation Palmer yang dicetuskan oleh Jenderal Agayants dari Uni Soviet dan Mayor Louda dari Cekoslovakia menyusul gerakan memboikot film-film Amerika di Indonesia dan kebencian itu dimanfaatkan oleh Departemen D untuk menciptakan propaganda bahwa William Palmer, dalang rahasia G30S/PKI direktur Association of American Film Importers di Indonesia adalah pemimpin CIA di Indonesia. Untuk melakukan hal tersebut Departemen D mengirim banyak surat kaleng anonim ke surat kabar di Indonesia yang isinya menuding Bill Palmer sebagai agen CIA, dan surat-surat tersebut kemudian menjadi sumber berita di berbagai surat kabar di Indonesia. dalang rahasia G30S/PKI

dalang rahasia G30S/PKI  Berkat agitasi Departemen D, pada tanggal 1 April 1965 demonstran PKI antara lain Gerwani dan Pemuda Rakyat menyerang villa Palmer di Gunung Mas dan menurut sejarah adalah lokasi penemuan Dokumen Gilchrist. dalang rahasia G30S/PKI Uni Soviet juga memainkan peranan memanas-manaskan suasana melalui siaran luar negeri Radio Moskow yang isinya menyudutkan Amerika terkait “usaha subversi” di negara-negara asia oleh CIA, dan salah satunya adalah Bill Palmer yang selama belasan tahun melakukan kegiatan subversi di Indonesia, dan lain-lain.

dalang rahasia G30S/PKI  Bukti Carmel Budiardjo pembuat Dokumen Gilchrist sangat mudah yaitu dari sangkalan pihak Inggris yang menyatakan walaupun secara tata bahasa tulisan di Dokumen Gilchrist memang ber-grammar ala Anglo Saxon, tapi dalang rahasia G30S/PKI mereka bukan pembuatnya. Berdasarkan fakta di atas maka kita menemukan petunjuk tentang siapa pembuat Dokumen Gilchrist: dalang rahasia G30S/PKI
1. Dia harus bisa grammar Inggris seperti seorang native speaker dan ahli dalam menulis dokumen diplomatik; dalang rahasia G30S/PKI
2. Dia harus memiliki hubungan dengan intelijen Cekoslovakia yang tinggal di Indonesia yang mana tahun 1965 sangat jarang karena Indonesia lebih dekat ke RRC daripada Uni Soviet; dan Dia harus komunis yang dekat dengan pusat kekuasaan di Indonesia‎. dalang rahasia G30S/PKI

dalang rahasia G30S/PKI Pada periode tahun 1964-1965 hanya ada satu orang di Indonesia yang memenuhi semua syarat di atas yaitu Carmel Budiardjo sebab dia adalah Warga Negara Inggris yang tinggal di Indonesia dan sebelumnya bekerja untuk lembaga intelijen Cekoslovakia dan di Indonesia dalang rahasia G30S/PKI pekerjaannya adalah menulis pidato kenegaraan untuk Soekarno, dan yang lebih penting lagi dia adalah komunis sekaligus istri dari petinggi PKI yang menyelundupkan senjata untuk persiapan pelaksanaan G30S/PKI. dalang rahasia G30S/PKI Dokumen Gilchrist menyebabkan kelahiran rumor Dewan Jenderal dan keduanya adalah penyebab Soekarno memukul “para jenderal” terlebih dulu, sehingga bisa disimpulkan Carmel Budiardjo adalah salah satu orang yang mendalangi G30S/PKI. dalang rahasia G30S/PKI

Ketika dalang rahasia G30S/PKI  ditangkap dan dipenjara Orde Baru, Carmel Budiardjo belum diketahui sebagai dalang G30S/PKI dan oleh karena itu dia dideportasi ke Inggris ketika pemerintah Inggris meminta Indonesia melepaskan Carmel Budiardjo. dalang rahasia G30S/PKI  Sesampainya di Inggris, dalang rahasia G30S/PKI Carmel mendirikan Tapol UK yang berfungsi sebagai alat propaganda dan agitasi melawan Indonesia dengan isu HAM, demokrasi, “pembantaian 1965″. dalang rahasia G30S/PKI  Ingat, dia adalah tangan kanan Njoto, Ketua Departemen Propaganda dan Agistasi PKI, sehingga melakukan propaganda memang keahlian Carmel Budiardjo. dalang rahasia G30S/PKI

dalang rahasia G30S/PKI  Tapol UK bersama ISAInya Goenawan Mohamad dan penerbit Hasta Mitra milik kuartet PKI sangat berjasa mengembalikan minat sebagian rakyat Indonesia kepada komunisme menggunakan HAM, demokrasi dan “PKI korban Orde Baru” sebagai pintu masuk, dalang rahasia G30S/PKI padahal Ladislav Bittman, mantan dinas intelijen Cekoslovakia saja sudah menyatakan G30S adalah G30S/PKI dan bukan G30S/Soeharto atau G30S/USA. dalang rahasia G30S/PKI  Kemudian, Tapol UK melalui kaki tangannya di Indonesia khususnya Kontras dan Amnesty International asal Inggris yang sedang dalam proses masuk Indonesia adalah provokator yang mendorong para eks tahanan politik/tapol PKI yang tergabung dalam YPKP’65 mempersiapkan suatu People’s Tribunal International di Solo (!!!) Tahun 2013 untuk mengangkat kasus 1965 ke International Tribunal Court yang ditargetkan berjalan tahun 2015 melalui Special Reporter Komisi HAM PBB, UNWEG, dan pengadilan People’s International Tribunal Massacre 1965/1966 di Den Hagg pada Oktober 2015 yang mana salah satu tergugatnya adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). dalang rahasia G30S/PKI

Saya cukup yakin pasti banyak yang sudah mau berteriak: “PKI tidak bersalah,” “Soeharto dalangnya bekerja sama dengan CIA untuk mengeruk emas Papua dan menyingkirkan Soekarno,” atau “urusan internal angkatan darat,” bla bla bla..dan saya mau katakan bahwa semuanya salah. Banyak yang bisa dibahas mengenai hal ini tapi saya kuatir akan membuat artikel ini melebar kemana-mana, kendati demikian tetap perlu mendapat porsi pembahasan:
1. Saya sudah membaca lebih dari 1.000 dokumen CIA dan Departemen Luar Negeri Amerika yang berstatus declassified dengan kesimpulan tidak ada selembarpun yang mengatakan CIA terlibat prolog G30S/PKI padahal dari dokumen berjenis declassified kita tahu operasi CIA menggulingkan Mossadeq untuk digantikan oleh Shah Iran. CIA memang terlibat, tapi hanya pada epilog melalui pemberian daftar nama anggota PKI kepada Kostrad dan uang kepada KAP Gestapu pimpinan Jusuf Wanandi oleh Pater Beek, agen CIA di Indonesia. dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI
2. “Soeharto adalah dalang,” dalam disertasi John Rossa sebenarnya memplagiat teori “missing link” Profesor W.F. Weirtheim, sosiolog komunis dari Belanda yang masih memiliki mental “bule knows best” dan diterima mentah-mentah oleh orang Indonesia bermental inlander padahal teori tersebut dibuat tanpa sedikitpun pernah datang melakukan penelitian di Indonesia perihal G30S/PKI. Semua ilmuwan yang pernah meneliti ke Indonesia dan diketahui tidak memiliki ideologi politik ke kiri atau ke kanan selain kepentingan akademik seperti Harold Crouch, Herbert Feith, Antonie Dake, Victor M. Fic, dll menyatakan teori Weirtheim tidak benar dan asal buat sebab tidak ada bukti yang memperlihatkan indikasi Soeharto terlibat. Lagipula logikanya bila Soeharto terlibat tentu dia akan diganyang oleh teman-temannya di angkatan darat, tapi AH Nasution justru ada di garis depan membela Soeharto dari tuduhan Weirtheim. dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI

dalang rahasia G30S/PKI  Tanggapan Profesor Salim Said pada seorang murid Weirtheim yang menyampaikan bahwa menurut Weirtheim “Indonesia harus mengikuti cara Mao di RRC supaya tidak tunduk pada Amerika dan Soviet serta bagaimana Orde Baru didirikan Soeharto dengan bantuan CIA,” bisa menggambarkan bagaimana sosok Weirtheim yang sebenarnya:

“Eh, sampaikan kepada Wertheim, dia boleh berteori dan berpendapat apa saja di Amsterdam, tapi saya yang turun-temurun hidup di Indonesia sudah capek miskin. Dari kakek moyang saya di zaman kolonial sampai saya di zaman Soekarno, semua hidup miskin. Kalau untuk terhindar dari kemiskinan negeri saya terpaksa menerima bantuan dari Amerika, itu jauh lebih baik dibanding tetap miskin dengan mengikuti nasihat Profesormu itu.”
(Salim Said, Dari Gestapu ke Reformasi, Penerbit Mizan halaman 178).

3. “Konflik internal angkatan darat” juga ciptaan ilmuwan komunis dengan sifat “bule knows best,” dari Universitas Cornell dalam tulisan yang dikenal sebagai “Cornell Paper” dari Ruth McVey dan Ben Anderson yang memang memiliki kedekatan dengan PKI sehingga mereka selalu membela PKI. Sudah lama teori-teori dalam Cornell Paper dinyatakan tidak berlaku oleh semua akademisi dan sejarahwan dunia, tapi mengapa masih terus dipakai oleh sejarawan Indonesia? Aneh sekali bukan? dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI

Sumber informasi “kematian 500ribu s.d. 3juta komunis” yang sampai sekarang masih terus diulang adalah Ruth McVey yang ketika mengatakan itu di dalam sebuah seminar pemuda komunis di New York belum pernah menginjakan kaki di Indonesia untuk meneliti prolog sampai epilog G30S/PKI, padahal menurut Richard Cabot Howland, agen CIA di Indonesia yang mengikuti perkembangan amuk massa terhadap PKI mencatat komunis yang menjadi korban hanya 105.000 atau jauh di bawah jumlah korban komunis internasional selama komunisme berjaya yang mencapai 250juta jiwa. dalang rahasia G30S/PKI dalang rahasia G30S/PKI

Bukti lain bahwa orang-orang Cornell terpengaruh oleh kedekatan mereka dengan PKI adalah ketika George Kahin, Ben Anderson, Ruth McVey mengirim surat-surat penuh kebencian dan memaki dengan kasar Herb Feith di Australia karena artikel yang seolah membenarkan “pembantaian komunis” di Indonesia atas alasan nesesitas atau kepentingan saat itu sebab apabila komunis tidak dihabisi maka non-komunis yang akan dibantai komunis Indonesia. Bayangkan menyerang secara pribadi hanya karena sebuah pendapat, sudah bisa dibayangkan kualitas Indonesianis dari Universitas Cornell kan?
http://www.aust-neth.net/transmission_proceedings/papers/Purdey.pdf

Nah, sekarang kita kembali ke pokok persoalan yaitu hubungan Allan Neirn dengan Carmel Budiardjo istri anggota CC PKI yang merupakan salah satu penyebab terjadinya G30S/PKI. Saya rasa rakyat Indonesia belum melupakan kekejaman PKI terhadap Indonesia, dan bila lupa maka dengan penuh kerendahan hati saya menyarankan supaya kita bertanya kepada diri sendiri‎: masih belum kapok diadu domba bule selama 350 tahun? Belum kapok diadu domba komunis dan PKI selama puluhan tahun? Belum kapok ditusuk dan dihianati PKI? ‎

Untuk yang mau belajar lebih lanjut, di bawah ini ada beberapa bahan bacaan:‎
1. Salim Said, Dari Gestapu ke Reformasi, Penerbit Mizan.
2. Victor M. Fic, Anatomy of the Jakarta Coup, October 1, 1965, Penerbit Obor.
3. H. Abdul Mun’I'm DZ, Benturan NU-PKI, 1948-1965, Penerbit Langgar Swadaya.
4. Jemma Purdey, Dari Wina ke Yogyakarta, Kisah Hidup Herb Feith, Penerbit KPG.
5. Peristiwa 1 Oktober, Kesaksian Jenderal Besar Dr. AH Nasution, Penerbit Narasi.
6. Anton Tabah, Jenderal Besar Nasution Bicara Tentang G30S/PKI, Penerbit CV Sahabat Klaten.
7. Ladislav Bittman, The Deception Game. Czechoslovac Intelligence in Soviet Political Warfare. Syracure Research Corporation.‎

Saturday, June 6, 2015

Sebuah Hikayat Bahiscara Gatra



Sebuah Hikayat Bahiscara Gatra

“Kisah yang di ambil dari kenyataan ini adalah Hikayat seorang pemuda yang mencoba memperjuangkan cintanya, perlakuan yang menurut dia tak adil dan di luar batas akal sering ia alami demi tegaknya hubungan cintanya dengan perempuan yang ia kasihi –semoga kita dapat mengambil makna hidup dari kisah sedrhana di bawah ini”
[ed] Ali Ahsan Al – Haris 27

Dulu kita saling acuh dalam menanggapi permasalahan kita masing-masing. Kalau membayangkan dirimu saja jelas yang kurasakan hanyalah senyum-senyum semata yang memang aku sendiri rasakan hal itu hanyalah buaian atas bayangmu. Berselang lama aku merasakan bahwa kau tak serius denganku, yang aku rasakan kau menganggapku hanya sebatas teman semata - (Ya, mungkin aku yang terlalu percaya diri denganmu) – padahal selama ini aku menganggapmu lebih, sungguh.

Bukan maksutku untuk menghakimi dirimu, tulisan ini ada karena momentum yang memang tepat untuku bernostalgia dengan masa lalu.

Kau mulai terang-terangan telfon laki-laki lain di sampingku, saat itu kau menganggapku bukanlah siapa-siapa  – sebatas teman saja –  dan itu terbukti dengan raut wajahmu yang senang sekali karena kau di telfon laki-laki tersebut, namun aku melihat ada hal lain yang tersirat di wajahmu – iya sungguh - , wajahmu menuliskan bukti bahwa kau ketakutan pada laki-laki yang menelfonmu saat dia bertanya –siapa laki-laki yang di sampingmu ?-  dan kau spontan menjawab bahwa aku hanyalah temanmu. Saat kau menjawab seperti itu pada laki-laki yang menelfonmu, hatiku terasa bingung mau berkata apa.

Momen tersebut terlewati, beberapa hari kemudian tiba-tiba kau cerita dengan santai saat kau di jemput laki-laki yang menelfonmu dengan mobil dengan menunggumu di depan rumahmu. Ya, aku hanya dapat menjawab hal tersebut. Tidak-tidak, maksut saya aku sangat heran mengapa kau sangat percaya diri berbicara hal tersebut denganku, kau merasa aku takkan marah dan secara tidak langsung kau menyuruhku untuk menerima hal tersebut.

Satu catatan hitam pun mulai kutulis, kau dengan sengaja menghianatiku. Kau bermain cinta dengan temanku sendiri, seorang teman yang sudah aku anggap saudara pun tega menghianatiku. Dan kau pun juga begitu, mengapa kau rela melakukan hal ini padaku.

Dari sinilah aku mulai belajar tentang perempuan, entah mengapa saat perempuan sudah berada di posisi yang jelas-jelas salah tidak mau disalahkan ? yang ada pada saat itu kau tetap tidak mau mengakui kesalahan dirimu saat kau bermain cinta dibelakangku ? kau tetap bersiteggang bahwa kau lah yang benar dan kau menyerang balik diriku mengapa juga aku mengungkap kasus yang memposisikan dirimu salah seperti ini.

Mulai dari sini aku memilih untuk menjauhi temanku, mengapa aku memilih hal tersebut dan tak menjauhi kamu !! karena jujur aku mencintaimu lebih dari apapun.

Waktu berjalan lama akhirnya kelakuan burukmu aku ketahui lagi. Kau bermain cinta dengan pegawai indomaret di salah satu kota. Kau sampai menginap di kosan laki-laki tersebut, entah apa pemikiranmu sampai-sampai kau lakukan hal tersebut. Sungguh aku tak kuat berfikir lagi saat tahu kau lakukan hal tersbut.

Lantas apa yang terjadi ? kau tetap saja tak mau mengakui kesalahanmu, yang ada kau malah menyalahkanku mengapa harus tahu kalau kau bermain serong di belakangku.

Dua catatan penting dalam hidupku yang takan mungkin lagi aku lupakan seumur hidupku. Aku lebih memilih diam dan terserah saja apa yang kamu lakukan. Aku memilih pasrah kepada Tuhan tentang apa yang kau lakukan padaku. Karena aku percaya di dunia ini ada hukum sebab-akibat.
Follow me on @aliahsanID

AKU MENJADI KORBAN



AKU MENJADI KORBAN

“Cerita singkat berikut tertulis atas kehendak diri yang egosentris muaknya bagai ikan laut terdampar di daratan dan mencoba kembali ke perairan namun tak sanggup lagi dikarenakan sudah di tusuk medulla oblongatanya”

[ed] Ali Ahsan Al-Haris 27

Oh senior, apa yang kau lakukan pada diriku sehingga aku  menjadi tuli, membuta dan membisu atas permasalahan yang ada di angkatanku. Kau apakan aku sehingga aku menjadi acuh dengan permasalahan rumah kita yang dulu kau bela-bela mati-matian dengan darahmu. Sekarang kau didik aku dengan nafas perselisihan yang berbau permusuhan tak berakhir. Mengapa pula aku tak merasa jika kau peralat dan kau bodohi sehingga ilmu yang kudapat hanya sia-sia semata. Oh senior, sebenarnya apa yang kau fikirkan tentang mereka-mereka yang sekarang berusaha melindungi kekokohan rumah yang dulu kau pimpin. Dendam apa yang kau punya sehingga kau melakukan hal seperti ini padanya melalui tangan kita yang berlabel junior.

Apakah kau tahu jikalau posisiku sekarang sedang di bicarakan teman-teman se angkatanku, senior-seniorku bahkan alumni rumah tersebut dengan bahan-bahan pembicaraan yang sungguh amat sangat tidak kuharapkan hal tersebut berlabel pada diriku. Senior, apa kepentinganmu sehingga melakukan hal seperti ini, dan mengapa pula aku mau dengan bodohnya menurut apa yang kau bicarakan padaku untuk melancarkan maksut dan tujuan yang sesungguhnya aku sendiri juga tak tahu apa yang kau fikirkan.

Apa semua ini gara-gara kau di tolak menjadi asisten dosen dimana kau menuntut gelar sarjana dulu ? apa kau masih tak terima karena kegagalanmu menjadikan seniorku menjadi ketua di rumah tersebut !! atau bahkan kau hanya memanfaatkan aku, kita dan beberapa teman angkatanku bahkan seniorku hanya untuk meningkatkan bargaining posisimu dimata kita dan para alumni rumah tersebut. Oh seniorku, seharusnya kau tahu bahwa hal ini salah. Seharusnya kau  lebih tahu daripada aku bahwa memanfaatkan junior hanya untuk kepentingan sepihakmu hanya akan berbuah boomerang buatmu, lantas mengapa kau masih melakukan hal ini.

Entah, aku telah menjadi korbanmu. Semoga tuhan segera menolongku dan angkatanku agar dapat lepas dari tiranimu yang merugikan generasi. Karena rumah tersebut adalah milik generasi, bukan milik biang keladi.