Tantrum/aliahsanalharis |
Tantrum adalah tingkah laku yang sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Biasanya, tantrum terjadi ketika anak merasa frustasi, marah, atau tidak puas dengan sesuatu. Gejala tantrum bisa berupa tangisan, teriakan, atau bahkan kegiatan fisik yang ekstrim seperti goyang-goyang atau meronta. Tantrum sering terjadi karena anak belum memahami cara mengekspresikan perasaannya dengan cara yang tepat, atau karena mereka belum diajarkan cara mengatasi frustasi dan kemarahan dengan cara yang positif. Sebagai orang tua, penting untuk memberikan dukungan dan menunjukkan cara mengatasi emosi yang tepat kepada anak-anak kita agar mereka dapat mengembangkan kemampuan emosional yang baik di masa depan.
Tantrum pada anak tidak dapat diketahui dengan pasti karena tantrum merupakan tingkah laku yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tantrum merupakan cara alami bagi anak untuk mengekspresikan perasaan frustrasi atau kemarahan yang tidak dapat mereka atasi dengan cara lain.
Tantrum pada anak dapat dilihat sebagai bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan belajar mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih tepat dan sopan. Namun, tantrum masih dapat terjadi pada anak di usia yang lebih tua jika mereka belum diajarkan cara mengatasi emosi dengan cara yang positif atau jika mereka belum memahami cara mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat.
Tantrum pada anak juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kelelahan, lapar, atau stres. Orangtua dapat membantu mengurangi tantrum dengan memberikan cukup tidur, makan dengan teratur, dan menciptakan lingkungan yang tenang dan damai di rumah.
Sebagai orangtua, tentu saja kita tidak ingin anak kita mengalami tantrum. Selain menyebalkan, tantrum juga dapat menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan tidak sejahtera. Namun, tantrum merupakan bagian dari proses pertumbuhan anak dan merupakan cara anak mengekspresikan perasaan mereka. Jadi, bagaimana cara mengatasi tantrum yang terjadi pada anak?
Pertama, jangan panik. Tenangkan diri Anda dan jangan terbawa emosi saat anak sedang mengalami tantrum. Anak akan merasa lebih tenang jika Anda tenang.
Kedua, jangan membalas tantrum dengan tantrum. Ini hanya akan memperburuk keadaan. Jangan marah atau mengeluarkan suara tinggi saat menangani tantrum anak.
Ketiga, coba lakukan distraksi. Bawa perhatian anak ke arah lain dengan menawarkan mainan atau aktivitas yang menyenangkan.
Keempat, berikan pilihan kepada anak. Anak-anak biasanya merasa tidak puas saat tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beri pilihan kepada anak agar mereka merasa memiliki kendali atas keadaan.
Kelima, ajarkan anak cara mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat. Anak-anak belum mampu mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat, sehingga sering mengeluarkannya dengan cara yang tidak sesuai. Sementara ini, didik anak kita mengatakan "saya marah/ngambek" atau "saya tidak suka ini/saya mau ganti yang lain" dengan cara yang sopan.
Tantrum dapat dicegah dengan cara memberi anak cukup tidur, makan dengan teratur, dan memberikan rutinitas yang jelas. Juga, jangan terlalu membebani anak dengan kewajiban yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Baca: Jepara Masih Kota Ukir?
Sebagai orangtua, kita tidak bisa menghindari tantrum sepenuhnya. Namun, dengan cara yang tepat, tantrum dapat dicegah.
No comments:
Post a Comment