Thursday, May 30, 2019

Anti Kemapanan ?

- Anti Kemapanan? –
*Ali Ahsan Al Haris

Hahaha.

Dulu, dulu sekali. 

Pak Harto pada suatu kesempatan pernah mengatakan jika korupsi itu persoalan ekonomi. Artinya tingkat penghasilan seseorang menjadi faktor pemicu apakah dia berpotensi korupsi atau tidak. Semakin rendah tingkat penghasilan, semakin tinggi potensi seseorang untuk korupsi. Pernyataan Pak Harto itu muncul saat mengomentari kasus megakorupsi Pertamina yg menyeret keterlibatan direkturnya, Ibnu Sutowo.

Memang uang bukan segalanya, tapi segala juga membutuhkan uang. Itulah hukum besi kehidupan di dunia ini. Kejam sekali bukan, makanya jangan kaget ada yg rela berdarah-berdarah mencari uang.

Lokasi foto di Pelabuhan Pendaratan Ikan Loh Gung Tuban

Memang sih perkara uang selalu bikin runyam. Enggak zaman dulu pun sekarang. Tapi, jika tingkat kemapanan seseorang di nilai dari banyaknya uang yg di kumpulkan dan seseorang tersebut dilabeli dengan tukang korupsi, lantas streotype tersebut melahirkan geng-geng yg menamakan dirinya dengan gerakan "Anti Kemapanan", masa iya sih kita harus sekejam itu memberi label tersebut ke mereka-mereka.

Ini kan masalah mentalitas semata, seperti halnya kisah-kisah para sahabat Nabi yg mashur di kisahkan dalam buku Sirah Nabawiyah. Masa iya kita menuduh Sahabat mulia Abu Bakar, Umar dkk sebagai tukang korupsi karena beliau-beliau kaya raya, tentu bukan dan tidak mungkin sekali.

Jadi ente gimana?
Masuk mentalitas Anti Kemapanan, atau
Mentalitasnya para Sahabat Nabi? Rek.

Kalau saya sih, boro-boro Anti Kemapanan.
Lha wong rasanya Mapan saja saya belum tahu kok.
Hehehe.

Hoalaahhh, hidup kok sebercanda ini.

Thursday, May 31, 2018

Memahami Konflik Dalam Membaca Buku


Memahami Konflik Dalam Membaca Buku

*Ali Ahsan Al Haris

Saat kita membaca buku, wabillkhusus novel atau roman, tentu kita akan sering menemukan bagian cerita yang berkutat tentang konflik. Meski ini lazim kita temui, bagiku ini menjadi penting karena dari banyaknya kita membaca buku yang menawarkan adegan konfrontasi, semakin banyak pula kita menyerap strategi dalam menghadapi konflik itu sendiri.

Konflik dalam narasi dibuat ketika karakter utama menginginkan sesuatu. Ketika sesuatu yang lain masuk dengan cara protagonis, sebuah konflik muncul. Semua cerita mengandung konflik, dan beberapa orang tidak setuju tentang berapa banyak jenis konflik yang ada. Perbedaan ini bergantung pada keadaan narasi itu sendiri, tetapi ada beberapa kasus di mana kita harus mengenali jenis konflik narasi yang berbeda.


Individu Dan Diri Sendiri
Salah satu contoh konflik yang dapat kita temui saat membaca buku maupun menonton film. Konflik ini terjadi di dalam fikiran karakter tokoh utama, dan sering melibatkan karakter dari tokoh utama itu sendiri dalam mengambil keputusan  antara benar dan salah, atau emosi yang datang dari banyak faktor lainya.

Individu Dan Individu
Hal yang lazim kita temukan adalah konflik yang terjadi antara manusia satu dengan yang lain, hal ini termasuk konflik eksternal yang paling umum, dan biasa dikenal juga dengan konflik interpersonal. Konflik ini pasti ada di dalam sebuah buku maupun film yang kita tonton dengan menempatkan perjuangan tokoh yang berkarakter protagonis dan antagonis, orang baik dan jahat.  Dalam konflik antar individu ini, kita sering di pertontonkan sosok protagonis yang menginginkan sesuatu, dan antagonis menghalangi si protagonis untuk mendapatkan apa yang diinginkanya. Bagaimana, mudah bukan untuk mengetahuinya.

Manusia Dan Alam
Dapat kita temui dengan alur cerita tentang tokoh utama melwan kekuatan alam, bisa seperti bencana alam atau situasi yang sama berbahanya namun masih dalam konteks alam. Kalau kalian pembaca sastra, tentu konflik semacam ini sering kita temui pada novel-novel realis, bergantung pada gagasan bahwa alam bersifat acuh tak acuh terhadap manusia. Mungkin contoh yang cocok untuk kasus konflik ini adalah saat kalian membaca buku “The Old man on The Sea” karangan penulis kenamaan Ernest Hemingway

Manusia Dan Masyarakat
Model konflik ini terjadi ketika sosok dalam cerita (Protagonis) ditempatkan bertentangan dengan pemerintah atau tradisi budaya di masyarakat. Jenis konflik ini berlaku untuk norma kemasyarakatan juga. Sebagai contoh, sebagai orang berbudaya timur, menghormati orangtua dan guru adalah sebuah norma. Akan tetapi jika dalam sebuah plot cerita ada seorang anak yang senang berkelahi dengan guru atau orangtuanya maka si anak atau tokoh tersebut dapat dikatakan melanggar norma atau budaya di masyarakat itu sendiri.

Manusia Dan Mesin
Maaf, saya rada bingung mendeskripsikan jenis konflik ini. Namun perlu kita ketahui bersama bahwa jenis konflik ini sering kita temui, seperti halnya pertarungan atau persaingam antara manusia dengan robot (Konteksnya fiksi ilmiah), atau bisa jadi dengan adanya teknologi yang perlahan menggeser peran manusia dan hal tersebut manusia berkeinginan untuk melawan.

Kawan pembaca sudah mulai faham, jikalau ada yang ingin menambahi tentu akan sangat saya apresiasi. Sekian terimakasih.

Apa yang Salah Dengan Hanya Membaca ringkasan Buku?


Apa yang Salah Dengan Hanya Membaca ringkasan Buku?

*Ali Ahsan Al Haris

Beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan kawan saya perihal membaca ringkasan buku, atau biasa kita kenal dengan resensi. Kawan saya bukan tipikal pembaca berat, tapi dia sangat suka membicarakan tema yang bagiku berat dan kudu membaca buku buku yang terbilang berat juga.
Kalau membaca resensi buku memang saya sering melakkan haltersebut, tapi aktifitas membaca cermat (satu buku secara utuh) masih saya lakukan sampai sekarang, bahkan dengan buku yang topiknya sangat spesifik pun. Pertanyaan utamanya adalah, jika tujuan kita membaca adalah untuk menambah pengetahuan,apakah metode membaca hanya berpegang dengan resensi buku tanoa membaca buku tersebut masuk akal?

Mengapa harus membaca?
Ada banyak alasan untuk membaca buku, tetapi bagiku hanya dua alasan yang sangat masuk akal, yakni pengetahuan atau hiburan.  Saya sering membaca buku yang saya rasa itu memang penting dan lekat dengan suasa hati. Jika hiburan menjadi tujuan saya, tentu buku dengan genre fiksi akan sangat cocok. Namun jika saya ingin tujuan pertama, tentu buku yang mayotitas teori dan peristiwa akan menjadi santapan ber jam jam. Namun jika kalian lebih memilih membaca resensi buku tanpa membaca bukunya terlebih dahulu, bagiku ide tersebut tidakterlalu buruk juga.
1.     Buku, seperti halnya manusia, memiliki hal hal yang luar biasa dan berbeda beda.
Sebuah resensi buku memberikan benang merah dari buku tersebut tanpa perlu banyak detail. Hal tersebut tentu berangkat dari siapa yang menjadi peresensi buku, tingkat konsentrasi dalam membaca dan seberapa besar dia memahami sebuah buku.
2.     Sangat jarang orang yang membaca buku secara cermat dan faham dengan buku yang dia baca.
Bagi yang konsentrasinya kurang bagus dalam membaca buku secara cermat, tentu resensi buku menjadi solusi yang sangat jitu, karena memang ini alasan yang paling masuk akal untuk memahami sebuah buku daripada tidakmembaca sama sekali.




Friday, February 23, 2018

Membela Introvert



Membela Introvert

*Ali Ahsan Al Haris

Bagi pembaca yang pernah menonton Logan atau serial film terbitan Marvel, X-Men, mungkin beberapa pembaca akan berfikiran betapa keren sekali memiliki kekuatan super dan banyak alasan lain. Percaya tidak jika saya mengutarakan pernyataan berbeda jika kesimpulan kita tentang sebuah film yang telah kita tonton mencirikan kepribadian kita. Tentu terlalu dalam jika tulisan ini akan membahas tentang kepribadian seseorang, karena saya bukan ahlinya. Namum demi meluruskan apa yang mereka katakan tentang kaum ku, hehe. Kaum Introvert yang di klaim sana-sini jika kami adalah kaum pendiam dan banyak para pakar psikologi yang mengutuk bahwa orang seperti saya dan kaum saya di luar sana tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan yang layak, alis sulit menjadi kaya.
Membela Introvert/ali ahsan al haris
Nah sekarang, silah di baca secermat mungkin agar para pembaca mengetahui betul siapa kawan kalian, termasuk memahami pasangan kalian lewat secercah informasi dari saya yang kebetulan dominan introvert. Tulisan ini harapanya dapat menjawab sangkaan yang selama ini di identikan kepada saya dan kawan-kawan introvert saya di luar sana. Yes, kami adalah Mutan, keberadaan kami paling minor di dunia.

  1.      Menjadi Introvert tidak ada hubungannya dengan rasa malu, juga tidak menyiratkan bahwa kita takut berinteraksi dengan orang lain. Karena interaksi yang kaum kami maksud adalah interaksi yag bukan basi-basi, kami akan berinteraksi jika obrolan yang di bicarakan mendalam alias berbobot bagi kami, cenderung abstrak, butuh analisis kuat dan mendalam serta berakhir dengan kesimpulan. 

  2.      Kata siapa kalau Introvert tidak memiliki banyak kawan. Kami banyak memiliki kawan, bahkan sangat banyak dan senang berkawan dengan kami. Tapi, kami para Introvert sangat selektif memilih kawan untuk berbicara hal-hal yang sensitif seperti agama, asmara, masalah keluarga bahkan pasangan. Kami tidak akan berbicara hal-hal yang kami rasa itu rahasia kepada semua orang meski kawan tersebut sangat dekat dengan kami, alam bawah sadar kami terkonstruk untuk mengklasifikasi siapa saja kawan yang cocok untuk kita ajak bicara secara mendalam atau tidak. Bagi pembaca yang memiiki kawan Introvert, coba kalian berfikir, betapa kami sangat menghargai arti sebuah pertemanan.

  3.      Bagi yang suka jengkel berteman dengan saya atau kawan kalian yang dari kalangan Introvert, sungguh kalian perlu tahu hal ini. Energi kami terpasok alias terisi dengan cepat saat kaum kami banyak menyendiri. Hal ini bisa kalian fahami dengan kaum kami akan bersemangat jika berlamaan menyendiri di kamar, membaca buku, menonton film sendiri atau bahkan kalian akan sering menemui kami ngopi, makan dan belanja sendiri. Kami sangat menghargai waktu luang dan tenang, kami merasa segar dan bersemangat setelah melewati momen tersebut. So, kami bukanya tidak suka kalian ajak maen keluar rumah, hahaha.

  4.      Saya perjelas lagi di point empat, kami yang Introvert tidak selalu ingin sendirian setiap saat. Namun, kami cenderung lebih nyaman dengan pikiran kami sendiri daripada berada di ruangan yang ramai dan bising.

  5.      Mungkin ini yang sering saya dan beberapa kaum kami lakukan. Saat kalian menemui kaum kami berdiksusi, berforum dan hal-hal yang berbau konfrontasi, kalian akan jelas melihat kekikukan kaum kami. Kami sebenarnya tidak suka berdebat apalagi berkonfrontasi dengan hal-hal yang sebenarnya dapat kita musyawarahkan. Kami akan sangat senang mengalah demi menghindari konflik, oleh karenanya banyak kalangan menyebutkan jika kami adalah kaum yang suka mencari aman, kaum yang suka banget dengan zona nyaman. Perlu kalian tahu, kami tidak suka menjadi populer, kami nyaman dengan hal-hal yang notabenya di belakang layar. Dalam situasi pelik pun, kami suka berfikir sendiri untuk kemudian kami share apa yang telah kami fikirkan. So, jika kalian bertemu dengan si mutan Introvert dan berencana mengajak diskusi atau memutuskan sebuah masalah, saran saya beri tahu kami terlebih dahulu dan berikan kami kesempatan berfikir.

  6.      Bro, jangan paksakan kami untuk menjadi ekstrovert. Begitupun kami tidak akan memaksa kalian untuk menjadi sepeti kami. Kita memiliki perbedaan dalam menyelesaikan masalah, bersosial dll. Kunci utamanya adalah kita kudu saling memahami. Makanya tulisan ini penting jika kalian memiliki saudara, kawan atau pasangan yang berbeda dominan kepribadian.

  7.      Hehehe, untuk yang ini kalian perlu hati-hati jika bertemu dengan kaum kami. Kami bukanya kaum bisu yang gak suka ngomong, Bro. Kami juga suka ngomong bahkan kalau ngomong suka gedabrus. Kaum kami sangat dikenal sebagai pengamat sangat baik, ingat lho, kami kaum yang sangat baik dalam mengamati, menganalisis hal-hal kecil dan mendetail yang mungkin kalian tidak sadari. Kalau kalian gak percaya ya silahkan baca jurnal-jurna penelitian dalam maupum luar negeri yang membahas tentang kita, lak hasile podo seng aku tulis seh.

  8.      Katanya Introvert hidupnya banyak berkembang di dunia online. Bukan begitu, Bro. Aku lak mari ngomong seh nek kaum kita suka menyendiri (aktifitas apapun pokok menyendiri), mungkin kalian menganggap ini hal aneh, tapi karena cara berkomunikasi ini memungkinkan kami lebih banyak kesempatan untuk memikirkan semua hal yang telah kami lalui dan mengisi energi kembali. Please jangan tanya energi apa yang kita isi, sudah saya jelaskan di atas, Mbut.

  9.      Tidak semua Introvert mudah dikenali. Sebagian besar kaum kami memang lebih tenang dan pendiam, tapi itu bukanlah satu-satunya cara kalian untuk mengetahui apakah kami mutan atau tidak, karena ada juga tingkat dominan Introvertnya hampir berbanding dengan ekstro. jelasnya, ekstrovert mendapatkan energi dari dunia luar, Introvert mendapatkan energi dengan mencari di dalam diri mereka sendiri.

  10.  Introvert, meski ditakdirkan menjadi pendengar yang baik, kami juga butuh seseorang untuk diajak bicara. Tidak semua hal kami fikirkan dan lakukan sendiri. Jika kalian memiliki kawan Introvert dan kebetulan sedang mengajak anda curcol, pastikan layani dia dan jangan bosan untuk beranjak mendengarkanya.  Karena saat kalian butuh dengan kami, totalitas lah yang kan kami kedepankan

Bro, tulisan di atas tentu tidak semuanya benar. Kita perlu percaya jika kebenaran yang hqq bersumber dari Illah. Namun bukan berarti kita acuh begitu saja, setidaknya memberi kebermanfaatan untuk sekeliling akan menjadikan kita pribadi yang baik. Satu pesan lagi, Bro. Carilah pasangan yang berbeda kepribadian dengan kita, maksut saya ya kalau ente ekstro, cario yang intro. Jangan nyari yang Reff.

Monday, August 21, 2017

Selembar Puisi Maling Tukang Parkir Penyair Metroseksual Dan Polisi Di Kota & Setelah Sandiwara Selesai

Sastrawan Jalanan Part 07

Benar-benar senang jika membaca karya-karya penulis hebat, diksi-diksi yang ia tulis serasa membuat hati ini bergedik bangga. Aku jarang sekali bertemu mereka secara langsung, namun dengan membaca karya-karyanya serasa aku sedang cangkruk dengan mereka, aku serasa dekat dengan mereka. Terlepas apapun itu, entah karya dalam bentuk cetak maupun digital, karya itu di hargai dengan label penerbit besar atau sebatas status facebook dan caption instgram, aku tetap senang dan berdoa semoga makin hari mereka makin produktif menulis.

Aku menjadi penggemar dan penganggum rahasia beberapa penulis, diam-diam aku menguntit kehidupan mereka, aku ikut cemburu dan senang dengan apapun yang mereka tulis dan upload. Hal ini cenderung konyol dan lucu kalau kalian sendiri yang mengalaminya, namun perlu kita akui hal tersebut terjadi bukan hanya pada diriku saja. Melainkan banyak di luar sana, atau bisa jadi salah satunya adalah kalian.

Berikut ada dua puisi karya Bung Parkiran, semoga dapat menginspirasi kita semua. Terimakasih banyak.


Karya 1
Selembar Puisi Maling Tukang Parkir Penyair Metroseksual Dan Polisi Di Kota


Hanya genit lampu patroli polisi
di antara
motor kreditan dicuri maling tiap hari

Hanya kelugasan prikik tukang parkir
di antara
bunyi toa musholla dihimpit bising jalan raya pagi sore

Hanya cakap berapi berapa layaknya halusinasi
di antara
kilatan mata pisau tumpul dalam sebuah puisi

Dimanakah nyanyian cinta mengubur nada nadanya
kemanakah tanah kelahiran menyergah lari anak anaknya
di antara suara-suara yang tak pernah tidur sepanjang waktu

Pasar gaduh manusia rapuh

Dan kota adalah kuali raksasa
tempat maling polisi juga metroseksual kere
dan semacam penyair dan kawan kawannya
bersafari lalu bertumpuk menyatu di tempat tempat keramaian
untuk secara diam diam mengutuk nasib sendiri
hingga gosong malam remang
pelayan yang setia bagi kematian tak bermakna

Oktober 2016


Karya 2
Setelah Sandiwara Selesai

Seorang penyair mencium kekasihnya
Dengan satu diksi dalam puisi ini
Itupun tak sampai

Dengan cinta yang berkobar
Mestinya ada kesetiaan di perjalanan
Untuk berontak pada sepi karena tirani

Mereka butuh berduaan
Untuk membicarakan banyak hal dengan teliti
Tapi tak sekali gerimispun yang turun
Benar benar berlari membawa maunya

Dan dunia tetap tak mengerti
Bahwa dari seribu senyummu
Yang menyayat jantungku
Adalah mimpi setelah itu

April 2015

Wednesday, August 16, 2017

Tanganku & SuratMu

Sastrawan Jalanan Part 6


Selamat petang pembaca, semoga kabar baik menyertai kalian semua. Tak terkecuali yang sedang di rudung masalah, di tolak cintanya, yang bingung selepas yudisium mau ngapain dan tentu yang gagal yudisium semoga ada keberkahan sendiri. Oh iya, tak luput bagi kalian yang mungkin sedang memikirkan judul tugas akhir semoga saja mendapatkan ilham dan keberkahan dalam memakanai proses mengerjakanya nanti.

Tentu bagi pembaca takan faham dengan apa yang aku tulis jika tidak mengikutinya dari awal, toh aku juga sebagai penulis juga bingung memaknai aktifitas konyol ini. secara proses memang aku rasai mendapatkan semangat untuk menulis lagi, namun secara makna aku juga terbawa bingung tulisan ini akan bermuara kemana. Kalau tidak karena si sastrawan jalanan, bisa jadi aku takan memulai untuk menulis lagi, tapi apa daya rasa pertemanan yang sudah menulang sumsum menjadikan hal ini mau tak mau dan harus untuk segera naik upload.

Ditengah kepadatan jadwal dan aktifitas, hehe. Aku belum berkesempatan bertemu dengan penulis puisi-puisi yang begitu melankolis ini. toh kabar benar tidaknya dia ada di Malang juga belum aku ketahui, tapi semoga saja dia selalu dalam lindungan Tuhan.

Ada beberapa kawanku yang mengira jika puisi-puisi ini hasil karyaku sendiri, mereka salah besar karena sejak dulu aku tak berbakat menulis terlebih lagi membuat puisi. Lebih parah dari tanggapan beberapa kawanku adalah, model tulisan ini sengaja aku pakai sebagai kedok untuk menutupi keahlianku dalam menulis puisi, bahahaha. Tentu, tidak sama sekali.

Dari belasan tanggapan, dua diatas tadi adalah hal paling konyol yang sempat aku baca, tapi ya gpp juga. Aku haturkan terimakasih, kok.

Jadi begini lho, rek. Tulisan ini adalah rasa terimakasihku atas anugrah Tuhan yang telah memperkenalkanku dengan manusia yang sedikit edan dalam hal pemikiran, memiliki laku pertapa dalam keramaian dan cenderung suka di hujat atas pemikiran-pemikiran pribadinya. Memiliki hobi membaca buku dari mulai setipis perasan wanita dan setebal kepekaan calon mertua, namun perlu diketahui, banyaknya buku yang ia baca adalah hasil dari pinjaman kawanya semua, serasa cinta tapi tak pernah memiliki bukan.

Pria berambut gondrong pemilik ratusan puisi yang sempat aku curi ini memiliki profesi yang sangat mulia, jadi juru parkir. Pria yang sampai detik ini tak memiliki handphone dan hanya bisa di ajak komunikasi lewat kontak batin semata ini jika bertugas mengendalikan parkiran tak pernah meminta imbalan saat memoderatori maju mundurnya ban mobil dan akan berterimakasih sekali jika imbalanya adalah ucapan terimakasih dan senyuman manja para pelanggan café tempatnya bekerja. Rasa pertemenanku dengan dia muncul saat dia memiliki bakat yang tak mau diketahui oleh orang, sedangkan aku yang berusaha jadi penulis berbakat tapi selalu gagal di tengah jalan, dua alasan itulah yang membuat kami bersepakat secara batin bahwa ini adalah momentum untuk menyerang Negara api.

Hasilnya ya begini, postingan berlabel sastrawan jalanan tak pernah sundul 400 pembaca, rata-rata pada angka 250-280 pembaca. Apa begini susahnya ya jadi agen-agen dunia maya penebar cinta agar semua manusia berdamai betapa indahnya sastra.  Oke sudah ya

Aku cukupkan saja, kalau tulisan ini diteruskan takan bermanfaat lagi. Terutama bagi pembaca yang sedari tadi sudah tak sabar membaca karya apa lagi yang aku publish malam ini. Aku hadirkan dua karanganya Bung Gondrong si pengendali parkiran.

Pertama ada prosa berjudul Tanganku, bagiku karya ini mugkin muncul di saat penulis galau akan kerinduan sosok perempuan idamanya, dari sini aku baru sadar kalau manusia semacam dia bisa naksir lawan jenis, hahaha. Karya kedua berjudul SuratMu, saat aku membacanya teringat kasus penolakan pendirian pabrik semen di Rembang Jawa Tengah, sungguh begitu indah persenggamaan kata per kata yang ia susun. Saya akhiri, selamat membaca. Ali Ahsan Al Haris






Karya 1

Tanganku

Tangan waktu melemparkanku dari tanah dari laut ibu ke tanah ke laut tak menentu. Maka inilah tanganku sendiri: lelaki mabuk dalam sebuah kamar berantakan.

Perempuan dalam kesunyian kertas-kertas. Setiap suara dan bunyi yang diseretnya dari jalanan kemudian diremasnya menjadi kata. Lalu pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan baru berjatuhan darinya. Dan kerja-kerja terus berputar silih berganti mengisi ruang ruang terkutuk.

Tanganku, kau telah dan sedang menjalani ketabahan menyedihkan: kemerdekaan yang harus diraba raba terlebih dahulu di antara banyak kepalsuan yang mesti kau masuki tanpa ampun.

Di antara banyak bibir dan lubang dalam dan dangkal yang kau temui itu ada pernyataan dan makanan dan bangkai dan bau busuk dan limbah dan tubuh rusak mesti pula kau sapa. Tapi bagaimanapun persis setumpukan huruf celaka tak kunjung mendapat bentuknya sebagai prosa paling sederhana saja misalnya, tanganku tetap sabar menunggu banyak kedatangan.

Tanganku berulang kali gemetar kembali bila syaraf-syarafnya terangsang berbagai penerimaan atau penolakan. Tanganku sejenis cinta yang setia namun kasar mencetak tuannya jadi manusia.

Juli 2016  
  

Karya 2

SuratMu
:Tersebab Surat Ibu-Ibu Penghuni Tenda Perjuangan Rembang untuk Seniman Artjog dan Mojok.Co

Setelah ibu ibu terluka berdarah dan berpeluh
Menambal sendiri sobekan tenda mulyanya yang sederhana
Tempat mereka sembahyang dan berdoa tiada putus
Dalam begitu sabar mengetuk hati gerombolan karun
Dan firaun yang maha bebal maha loba  


Setelah ibu ibu mengecor kaki mereka di depan istana
Sebagai cara mereka mengetuk hati gerombolan karun
Dan firaun yang maha bebal dan maha loba itu
Malam ini mereka melayangkan pesan suci
Bagi anak anaknya yang celaka


Dan ArtJog juga Mojok.Co
Dua hayawan berakal bulus tak tahu arah pulang apalagi ini?
Bulan suci bulan yang membuatku jadi tambah ingat puisi
Berjudul Selamat Idul Fitri dari kyai Mustofa Bisri
Puisi yang kemudian membuatku terhenyak setengah mati
Sebab sang penyair berulangkali mengucap selamat idul fitri
Sambil dengan nada satire namun pilu menyayat hati
Meminta maaf tak henti henti
Kepada burung burung dan tumbuhan kepada laut dan mentari
Kepada pemimpin juga rakyat jelata kepada langit juga bumi


Dan ArtJog juga Mojok.Co
Dua hayawan berakal bulus tak tahu arah pulang apalagi ini
Kenapa di bulan penuh rahmat 
Justru keduanya terang terangan menampakkan
Mukanya sebagai penjilat
Ketika seluruh makhluk belajar mengendalikan diri dan keras bergulat
Menghayati arti lapar dan arti maslahat


Atas nama nilai seni dan martabat kebudayaan
Sampai perjuangan kemanusiaan
Dimakannya barang kotor dan menjijikkan itu sekalian

Oh Freeport perusahaan tambang asing musuh seluruh makhluk
Musuh kami tujuh turunan itu malah uangnya rakus mereka embat
Oh Bank Mandiri lembaga keuangan yang baru saja mengucurkan
Dana pinjaman trilyunan kepada PT SG
Untuk memuluskan perusakan alam dan tatanan kehidupan
Masyarakat pegunungan Kendeng dengan pendirian pabrik semen
Malah uangnya rakus mereka embat
Oh ramadhan dua hayawan apalagi ini

Juni 2016