Saturday, February 8, 2020

RESENSI BUKU “ABC ANARKISME"


RESENSI BUKU “ABC ANARKISME"


Jika bicara ataupun mendengar kata “anakisme” mungkin yang terlintas dalam benak kita ialah sebuah kekerasan, kekacauan, ataupun ketidakaturan. Tapi, apakah itu benar?


Di dalam buku ABC Anarkisme, karya Alexander Berkman, menjelaskan bahwa anarkisme ialah sebagai konsepsi kehidupan sosial dengan kebebasan dan harmoni yang paling rasional dan praktis. Alexander Berkman percaya bahwa anarkisme adalah hal yang paling bagus dan terbesar yang pernah dipikirkan oleh manusia; satu hal yang memberi kebebasan dan kesejahteraan.


Buku ke 9 yang saya baca dan resensi di 2020
Memang, sebelum membaca buku ini, paradigma saya selalu menganggap bahwa anarkis adalah sebuah hal kekacauan, ketidakaturan, dan selalu identik dengan sebuah kekerasan. Tetapi setelah membaca dan memahami maksud dan tujuan buku anarkis bukanlah itu semua. Anarkisme ialah sebuah kondisi masyarakat di mana semua laki-laki dan perempuan bebas, juga mana semua menikmati kesetaraan dan manfaat dari kehidupan yang teratur dan masuk akal (halaman 5).


Dalam buku ini terdapat empat belas bab, yang masing-masing bab mempunyai keterkaitan dengan pembahasan dari awal. Berkman menulis buku ini berdasarkan pengalaman pribadinya. Karya aslinya pertama kali diterbitkan di Amerika pada tahun 1929, oleh Vanguard Press di New York, dengan judul What is Communist Anarchism? Sedangkan buku ABC Anarkisme (The ABC Anarchism) diterbitkan pertama kali di Inggris pada bulan Mei 1942, oleh Freedom Press.


Anarkisme Bukan Kekerasan

Kebanyakan orang masih memiliki konsep yang salah mengenai anarkisme. Beberapa orang membicarakan anarkisme, tetapi tidak mengetahui sesuatu pun tentang konsepsinya. Berkman menganggap, bahwa banyak kaum Sosialis dan Bolschevik mengatakan hal yang salah mengenai apa itu anarkisme. Mereka sebenarnya mengetahuinya dengan baik, tapi sering berbohong, dan menganggap bahwa anarkisme tetaplah sebuah ketidakteraturan dan kekacauan.

Guru besar sosialisme—Karl Marx dan Friedrich Engels—telah mengajarkan bahwa anarkisme akan datang dari sosialisme. Marx dan Engels mengatakan bahwa pertama-tama mesti memiliki jiwa sosialisme, setelah sosialisme akan terdapat anarkisme. Anarkisme ialah kondisi masyarakat yang lebih bebas dan indah untuk hidup dari sekadar sosialisme (halaman 3).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan, anarkisme ialah ajaran (paham) yang menentang setiap kekuatan negara; teori politik yang tidak menyukai adanya pemerintahan dan undang-undang. Hal ini berarti anarkisme adalah sebuah ideologi yang tidak menyukai adanya tatanan atau sebuah struktur dalam suatu wilayah (negara) yang di mana struktur tersebut berkuasa di dalamnya. Yaitu pemerintah, atapun otoritas-otoritas yang menghalangi sebuah kebebasan.


Jika paradigma bahwa selalu menganggap bahwa anarkisme adalah sebuah konsep tentang kekerasan, tentu akan salah kaprah. Padahal dipahami lebih lanjut, buku ABC Anarkisme menganggap kekerasan adalah bukanlah konsep dari anarkisme. Itupun terjadi kekerasan apabila ada ketidakaturan ataupun kekacauan—yang biasa bisa dilakukan oleh otoritas-otoritas yang berkuasa.


Dalam konteks ini pula, apakah hanya orang anarkis yang melakukan sebuah tindakan kekerasan? Bukankah seorang demokrat, seorang monarki ataupun seorang oligarki pun juga pernah melakukan sebuah “kekerasan”. Bukankah semua itu sama (pernah melakukan kekerasan).


Baca tulisan saya yang lain: Resensi Novel Dunia Sophie Joestein Gaarder


Saat tejadi atau terwujudnya anarkisme tergantung dari dua faktor: pertama, secepat apakah kondisi yang tumbuh menjadi tidak tertahankan secara fisik dan spiritual kepada sebagian besar umat manusia, terutama kepada pekerja. Kedua, dari tingkat pemahaman dan penerimaan pandangan anarkis itu sendiri.


Di dalam buku sejumlah 254 halaman ini, Berkman menjelaskan anarkisme bukanlah ketidakateratuan, bukan perampokan dan pembunuhan, bukan sebuah perang dan bukan pula melempar bom. Tetapi, (sekali lagi saya tekankan) memiliki arti bahwa kita harus bebas. Bebas, bahwa tidak seorang pun boleh memperbudak, menjadi majikan, atau merampok anda, atau pun memaksa kita.


Lebih singkat, anarkisme berarti semua menikmati kesetaraan dan manfaat dari kehidupan yang teratur dan masuk akal. Ajaran anarkisme adalah ajaran tentang perdamaian dan tidak ada penjajahan, di mana terjadi sebuah kehidupan yang suci tanpa adanya perbudakan ataupun kelas sosial.


Pada saat membaca buku ini, pembaca disarankan untuk membaca atau mengulanginya sekali atau berkali-kali. Karena di dalamnya terdapat beberapa kalimat atau istilah yang sulit untuk dicerna oleh pembaca awam. Namun, ketika kita sudah paham akan maksud dan tujuan buku ini, segeralah merefleksikan pikiran sejenak, apa maksud dari anarkisme ini.


Ketika pembaca sudah paham, tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan: apakah revolusi akan terjadi?
Oleh: Sunardi



Anarkisme : Revolusi Harmoni Bukan Kekerasan


ABC Anarkisme merupakan buku yang mengulas mengenai anarkisme untuk pemula. Buku ini diawali dengan menceritakan latar belakang sang penulis, Alexander Berkman. Alexander Berkman lahir pada tahun 1870 di Wilno (Vilnius) yang saat itu menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia. Dia dikenal sebagai anarkis yang radikal. Ia terjun ke lapangan guna mengorganisir aksi-aksi langsung perjuangan kaum anarkis yang ada dalam serikat-serikat pekerja.


Berkman menuliskan pandangan-pandangannya tentang anarkisme di dalam buku ini. Dia memaparkan dengan gamblang apa sebenarnya anarkisme yang sering dianggap sebagai sebuah kekacauan dan kekerasan; seperti anggapan para kaum sosialis dan Bolshevik. Berkman beranggapan bahwa mereka yang menganggap anarkisme sebagai sebuah ketidakteraturan adalah kesalahan. Padahal, guru terbesar dalam sosialisme; Karl Marx dan Friedrich Engels juga guru besar kaum Bolshelvik; Lenin mengajarkan bahwa anarkisme akan datang dari sosialisme, serta akan terjadi setelah Bolshevisme. Bahwa kemudian hal itu akan memberikan kebebasan untuk hidup.

Dalam pembahasan selanjutnya, Berkman memaparkan tentang makna anarkisme. Dia mengatakan bahwa kekerasan tidaklah tepat jika hanya ditujukan pada anarkisme. Karena di bawah kondisi tertentu seseorang mungkin harus mengambil jalan kekerasan, contohnya saja ketika warga Negara yang dipakaikan seragam tentara. Lantas dengan demikian, apa ia berhak melempar bom dan melakukan tindak kekerasan. Brutus membunuh Caesar karena ia takut jika kawannya menghianati republik dan menjadi raja. Itu bukan berarti Brutus tidak mencintai Caesar, tapi karena Brutus lebih mencintai Roma.


Benda itu adalah Pemerintah

“Di daerah dan di setiap zaman, selalu ada pembunuh para tiran, yaitu para laki-laki dan perempuan yang mencintai negeri mereka hingga rela mengorbankan hidup mereka. Biasanya mereka justru bukan berasal dari anggota parpol tapi hanya pembenci tirani. Adakalanya mereka adalah penganut agama yang fanatik, seperti Kullman, seorang katolik saleh yang berupaya untuk membunuh Bismark (Hal.11).


Yang benar adalah bahwa di tiap Negara, di tiap gerakan sosial, kekerasan telah menjadi sebuah bagian dari perjuangan semenjak dulu. Berkman menjelaskan bahwa anarkisme adalah tentang perdamaian dan harmoni, tentang non-penjajahan, tentang kesucian hidup dan kebebasan. Tetapi para anarkis adalah manusia seperti yang lain; sensitif terhadap kemungkaran dan ketidakadilan dan marah terhadap ketidakadilan, sehingga menyebabkan mereka menyuarakan protes melalui kekerasan. Namun, tindakan seperti itu ekspresi dari tiap individu, bukan berasal dari suatu teori. Sebab, benda yang paling menjajah adalah benda yang paling ikut campur dan memaksa untuk hidup tidak seperti yang kita kehendaki. Benda itu bernama Pemerintah.


Berkman juga memaparkan secara gemblang tentang anarkisme komunis. Makna dari anarkisme komunis adalah: penghapusan pemerintah, otoritas yang koersif dan semua agen-agennya, serta kepemilikan bersama.  Bentuk masyarakat yang paling praktis dan paling diinginkan; toh ada dan tidak adanya pemerintahan akan berjalan sama saja, atau justru lebih baik. Bab selanjutnya Berkman juga menjelaskan bagaimana Organisasi Buruh untuk revolusi nasional. Hanya kebebasan yang bisa membuat revolusi sosial menjadi efektif dan bermanfaat. Dan akan menyingsing hari dimana manusia untuk pertama kalinya memiliki kesempatan penuh untuk tumbuh dan berkembang di dalam kegembiraan yang bebas dan murah hati dari anarki.


Baca tulisan saya yang lain: Resensi Buku Demokrasi dan Kekecewaan


Namun, pada tanggal 28 Juni 1936 Berkman mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol pada dirinya sendiri. Ia meninggal hanya tiga minggu sebelum kaum anarkis Spanyol dan Durruti, berdiri menentang Jenderal Franco dan reaksi Fasis. Apabila ia bertahan sedikit lebih lama, maka ia tidak akan begitu remuk hati dengan generasi yang lebih muda. Selalu ada generasi baru yang menggantikan yang lama.


Berkman menulis buku ini pastilah memiliki sebuah misi. Sebuah pesan yang ingin dia sampaikan, bahwa anarkisme adalah pembawa revolusi untuk dunia. Dan dengan buku ini, Berkman sangat ingin mematahkan anggapan dunia tentang anarkisme yang selalu dianggap sebagai sebuah kekerasan dan ketidakaturan. Buku ini sangat direkomendasikan jika anda ingin mengetahui apa itu anarkisme dan segala hal yang berkaitan dengan Anarkisme.


Baca tulisan saya yang lain: Resensi Novel Negeri Para Bedebah Tere Liye


“…. Pada zaman modern, revolusi tidak hanya berarti barikade. Hal itu mengingatkan pada masa lalu. Revolusi sosial adalah hal yang sangat berbeda dan lebih penting; ia melibatkan reorganisasi keseluruhan hidup masyarakat – Alexander Berkman”.

Oleh: Pinky Annisa


No comments:

Post a Comment