“Penyebab utama kerusakan ekologis
adalah masyarakat yang memuja ‘dewa-dewa kecepatan dan kuantitas, beserta laba
yang cepat dan mudah didapat, dan dari berhala mengerikan ini bangkitlah
setan-setan mengerikan’” — Rachel Carson
Buku ini merupakan pengembangan dari artikel di Monthly Review pada 2010. Sorotan pembaca terhadap artikel What Every Environmentalist Need to Know About Capitalism ini begitu besar. Melalui buku ini, pembaca akan dibawa ke dalam penelusuran bagaimana kapitalisme menghancurkan planet ini dan, yang terpenting, bagaimana cara melawannya. Foster adalah profesor sosiologi di Universitas Oregon, editor Monthly Review yang telah menulis banyak artikel dan buku ekonomi politik kapitalisme, krisis ekologi, dan marxisme. Magdoff adalah direktur Monthly Review sekaligus profesor ilmu tanah, tumbuhan, dan pangan di Universitas Vermont.
Lingkungan hidup dan kapitalisme. Persinggungan antara kedua
hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru-baru ini muncul ke permukaan. Keduanya
sudah lama menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia, terutama di kalangan
para aktivis lingkungan. Bagi kelompok pro-lingkungan, pertumbuhan ekonomi
merupakan faktor utama penyumbang kerusakan lingkungan di seluruh dunia.
Sementara menurut kelompok pro-kapitalis, sistem ekonomi yang sehat harus tetap
ada demi menunjang kehidupan manusia. Kontradiksi dari kedua pandangan ini
kemudian memunculkan satu pertanyaan mendasar: dapatkah persoalan lingkungan
hidup diatasi tanpa mengubah sistem perekonomian kapital?
Baca tulisan saya yang lain: Yang Penting Bagiku Adalah Dialog
Seperti yang telah diketahui khalayak ramai, ancaman
persoalan lingkungan hidup — perubahan iklim, pengasaman air laut, penipisan
ozon, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga polusi kimia — yang terjadi saat
ini akan menjadi masalah besar apabila tidak ada seorang pun dari kita yang
bertindak sesegera mungkin. Hal tersebut menjadi pembuka dalam bagian awal buku Lingkungan
Hidup dan Kapitalisme yang ditulis oleh John Bellamy Foster dan Fred
Magdoff. Dalam bagian tersebut, keduanya menjelaskan bahwa penyebab terjadinya
krisis lingkungan tidak bersumber dari faktor alam itu sendiri, melainkan
akibat ulah manusia. Sistem ekonomi dan politik yang tidak rasional dan
berorientasi pada keuntungan semata digadang-gadang sebagai sumber permasalahan
utamanya.
Masih pada bagian awal buku, Foster dan Magdoff menyajikan
banyak informasi dan hasil observasi mengenai bertambah cepatnya degradasi
lingkungan di berbagai belahan dunia. Informasi-informasi tersebut mungkin
familiar di kalangan para aktivis lingkungan, tetapi kesimpulan yang diambil
oleh Foster dan Magdoff terbilang sangat berani, bahkan cenderung mengarah
kepada paham ekologis garis keras. Hal tersebut ditunjukkan dalam bagian
pertengahan buku yang menjelaskan bagaimana sistem kapitalisme telah
menyebabkan kerusakan lingkungan, bahkan berdampak pada munculnya ketidakadilan
sosial serta imperialisme.
Baca tulisan saya yang lain: Cerita Dari Pasar Tradisional
“Kapitalisme menyebabkan hilangnya hubungan dengan alam,
sesama manusia, dan masyarakat. Budaya konsumsi dan mementingkan diri sendiri
yang ditumbuhkan oleh sistem ini membuat orang-orang kehilangan hubungan dengan
alam — yang dipandang terutama sebagai sumber material untuk perluasan
eksploitasi atas manusia dan masyarakat lainnya”
Kapitalisme, menurut Foster dan Magdoff, telah menyebabkan penipisan sumber daya alam. Pemilik dan pengelola bisnis seringkali mengabaikan batas-batas lingkungan demi membukukan laba dan mengakumulasi modal. Akibatnya, bukan hanya lingkungan yang terdampak, tetapi juga masyarakat bahkan generasi mendatang. Sementara itu, sebagai bagian dari alternatif solusi, sarana dan teknologi yang ada saat ini pada umumnya mengandung persoalan yang sama: memungkinkan perekonomian terus menempuh kearah yang sama merusaknya.
Baca tulisan saya yang lain: Pertikaian Suami Istri di Era Cyber
Lantas apa yang dapat dilakukan saat ini? Atas pertanyaan
tersebut, Foster dan Magdoff menawarkan revolusi ekologis sebagai jawabannya.
Dalam bagian akhir buku, mereka menyertakan pandangan Marx, Engels, Lebowitz,
dan penulis-penulis lain untuk memberikan gambaran seperti apakah bentuk
perlawanan terhadap kapitalisme. Bernafaskan gerakan sosialisme, penyelamatan
lingkungan hidup membutuhkan gerakan massa dan restrukturasi besar-besaran atas
perekonomian saat ini. Tujuannya jelas, mendesak sistem kapitalisme ke garis
dasarnya dalam pengertian kriteria-kriteria keberlanjutan — lalu melampaui
garis dasar itu: mendahulukan manusia dan lingkungan di atas laba.
Dalam buku ini, juga dibahas solusi jangka panjang dan
pendek; perlunya perubahan gaya hidup masyarakat, perubahan sistem ekonomi,
kegiatan ekonomi yang ditujukan bukan pada akumulasi kekayaan, tapi
kesejahteraan seluruh rakyat. Buku ini membongkar kenaifan bahwa persoalan
lingkungan hidup dapat diatasi tanpa perlu mengubah perekonomian kapital.
Membaca buku ini, kita akan disadarkan bahwa merubah gaya hidup seperti mengurangi
konsumsi energi dan sampah plastik, penghijauan, bersih-bersih pantai memang
bagus. Tapi, itu semua tidak cukup! Diperlukan untuk memutus akarnya, mengubah
modus produksi kapitalis yang sudah mengglobal. Inilah revolusi ekologis
keberlanjutan peradaban manusia dan ekologi.
Sebagai penutup, saya kutipkan bagian akhir buku ini:
“Kita perlu mengakui bahwa sebagai manusia kita merupakan
bagian dari alam, bukan terpisah darinya. Eksploitasi masyarakat kapitalis atas
lingkungan berakar pada eksploitasi atas kaum pekerja. Pembentukan hidup yang
menyatu dengan alam bersifat hakiki dalam menempa komunitas manusia yang
egaliter. Pembatasan hubungan manusia dengan alam, tulis Marx, menentukan
pembatasan hubungan mereka satu sama lain, dan pembatasan hubungan mereka satu
sama lain menentukan pembatasan hubungan mereka dengan alam. Revolusi ekologis
berarti memutus lingkaran setan eksploitasi manusia sekaligus atas alam.” (hal.
169-170)
Di titik inilah, cita-cita ekologis harus berpaut dengan
cita-cita sosialisme dalam menentang kehancuran lingkungan dan menentang
kapitalisme! Hal ini bukan lagi utopis. Sebab, setiap makhluk hidup adalah
ingin bertahan hidup dan, saat ini, dunia bergantung pada kelas pekerja yang
secara material bekerja menghasilkan barang-barang kebutuhan hidup.
Secara keseluruhan, buku ini merupakan buku yang sangat
persuasif. Foster, sebagai seorang professor di bidang sosiologi, bersama
Magdoff, yang merupakan professor ilmu tanah, tumbuhan, dan pangan mampu
menyatukan unsur sosialisme dan ekologis dengan sangat baik. Dengan menyatukan
dua unsur tersebut, Foster dan Magdoff coba mengkritisi raksasa bernama
kapitalisme. Bagi sebagian pembaca, Lingkungan Hidup dan Kapitalisme merupakan
buku yang kurang objektif karena hanya berlandaskan argumen-argumen eko-sosialis.
Namun bagi sebagian lainnya, buku ini dapat menjadi sebuah pengantar yang baik
untuk menjawab pertanyaan yang sampai saat ini masih belum terjawab: lingkungan
hidup atau kapitalisme?
Data Buku
Judul
: Lingkungan Hidup dan Kapitalisme
Judul asli : What Every Environmentalist
Needs to Know About Capitalism and the Environment
Penulis : Fredd Magdoff & John
Bellamy Foster
Penerjemah : Pius Ginting
Penerbit : Marjin Kiri
Tahun : 2018
Rujukan esai:
1.https://transisi(dot)org/revolusi-ekologis-menyelamatkan-bumi-dari-kehancuran-akibat-kapitalisme/
2.https://medium(dot)com/@Aryawan_G/lingkungan-hidup-dan-kapitalisme-sebuah-pengantar-cab71cca9f0e
Terimakasih
Malang, 3 Desember
2020
Ali Ahsan Al Haris
No comments:
Post a Comment