Tuesday, February 11, 2020

IMAN TIMBUL TENGGELAM


IMAN TIMBUL TENGGELAM


Ada sebuah kisah sederhana, tentang seorang Guru yang memiliki satu Murid yang tinggal di padepokannya. Suatu hari, Murid itu pergi ke suatu tempat. Tak berapa lama selepas kepergiannya, tiba-tiba turun hujan yang sangat deras disertai petir yang mengerikan dan memekakan telinga. Ditengah-tengah derasnya hujan itu, Murid ini kembali ke padepokan untuk bertemu Gurunya dan menceritakan semua masalah yang dihadapi selama dalam perjalanan.


Setelah Murid ini selesai bercerita, Gurunya berkata, "Kamu harus percaya pada Tuhan. Dia akan menyelamatkanmu dari semua masalah yang kau hadapi”


Murid itu menurut dan melanjutkan perjalanannya. Selama perjalanan dia terus melafalkan nama demit-demit dan mendoktrin dirinya sendiri dapat menghadapi semua rintangan.


Hari berikutnya, guru tersebut giliran menyusul muridnya dengan menempuh rute yang sama. Ketika dia akan melewati sungai yang dalam dan memiliki arus yang deras, dia ragu apakah Tuhan akan menyelamatkannya atau tidak. Dengan ragu-ragu, Guru itu menyeberangi sungai lalu tenggelam.


Dengan demikian, keraguan menenggelamkannya dan iman menyelamatkan kita.



Terimakasih
Malang, 11 Februari 2020
Ali Ahsan Al haris

WAKTU YANG BERHARGA


WAKTU YANG BERHARGA


Ali adalah anak yang sangat malas dan selalu menunda-nunda sesuatu untuk dikerjakan. Suatu hari Ayahnya menelepon dan menasehatinya tentang pentingnya menggunakan waktu, nasihat dari Ayahnya itu membuatnya tersadar dan dia berjanji ke dirinya untuk akan selalu tepat waktu.


Suatu hari, Ali mengetahui bahwa dia memenangkan hadiah utama dalam kompetisi lomba baca Puisi di sekolahnya yang di adakan bulan lalu. Ali diminta oleh pihak panitia untuk mengambil hadiahnya di hari itu juga. Tapi dia tidak peduli dan memilih mengambil hadiah ke esokan harinya.


Esoknya saat Ali mengambil hadiah ke panitia. Hadiah itu sudah tidak berguna lagi, karena isinya adalah tiket ke pertunjukan teater yang diadakan hari sebelumnya.




Terimakasih
Malang, 11 Februari 2020
Ali Ahsan Al haris

Monday, February 10, 2020

TONGKAT YANG TIDAK SAKTI


TONGKAT YANG TIDAK SAKTI



Suatu hari, seorang juragan Tuak datang ke Ali. Dia berkata kepada Ali, “Di rumah, saya memiliki tujuh pembantu. Salah satu dari mereka saya yakin telah mencuri tas mutiara istri keduaku. “Hai Ali, tolong datang ke rumahku dan cari tahu siapa pencurinya”, pinta Juragan Tuak kepada Ali.


Ali lantas pergi ke rumah juragan Tuak itu. Dia memanggil tujuh pembantu itu di sebuah ruangan. Ali kemudian berkata, “Saya memiliki tujuh tongkat yang sama panjangnya. Silahkan simpan tongkat Ini, besok sore akan saya ambil lagi. Jika tongkat ini disimpan si pencuri tas milik istri juragan kalian, tongkatnya akan tumbuh satu sentimeter”.


Malamya, salah seorang pembantu yang mencuri tas itu ketakutan. Dia berpikir, “Jika saya memotong tongkat ini satu sentimeter saja, besok sore saya tidak akan ditangkap dan tetap bekerja di sini". Jadi, pembantu itu memotong tongkatnya dan membuatnya lebih pendek satu sentimeter.


Keesokan harinya Ali kembali mengumpulkan tongkat dari para pembantu itu. Dia menemukan tongkat seorang pembantu yang memiliki pendek satu sentimeter dari tongkat yang lain. Ali kemudian mengarahkan telunjuknya ke arah pembantu tersebut dan berkata, "Ini dia pencuri tas istrimu"


Pembantu yang dituduh Ali mengakui kejahatannya. Dia mengembalikan tas curiannya ke istri juragan Tuak tadi. Pembantu itu langsung dipecat.


Karena senang dan rasa terimakasih, Ali dipersilahkan mabuk Tuak sepuasnya.

Terimakasih
Malang, 10 Februari 2020
Ali Ahsan Al Haris

JURAGAN PUREL BERNASIB BAIK


JURAGAN PUREL BERNASIB BAIK


Suatu malam, tiga pencuri mencuri banyak uang dari rumah juragan Purel. Mereka menaruh uang dalam tas besar dan pergi ke dalam hutan. Di tengah hutan, tiba-tiba mereka merasa sangat lapar. Jadi, salah satu dari mereka pergi ke desa terdekat untuk membeli makanan. Dua lainnya tetap di hutan untuk menghitung uang hasil curian mereka.


Pencuri yang membeli makanan itu memiliki ide busuk. Dia makan terlebih dahulu makanannya di warung. Lalu dia membungkus dua makanan yang sudah diberi racun mematikan untuk kedua temanya yang ada di dalam hutan. Dia berpikir, "Mereka akan memakan makanan beracun ini lalu mati. Saya akan mendapatkan semua uang hasil curian untuk diri saya sendiri. "


Sementara itu, dua pencuri lain yang ada di dalamm hutan memiliki rencana untuk membunuh temanya yang membeli makanan saat kembali. Mereka berpikir kalau uang hasil curian akan di bagi berdua saja.


Saat pencuri yang membeli makanan datang, ia dipukul dan ditusuk membabi buta kedua temannya. Saat ia dipastikan mati, kedua pencuri itu memakan makanan yang dibeli oleh temannya tadi. Kemudian mereka mati karena keracunan makanan.


Ketiga pencuri itu menemui akhir hidupnya masing-masing.


Esoknya, lelaki tua yang hendak mencari rumput untuk ternaknya menemukan ada tiga mayat dan segebok uang. Dengan hati-hati, lelaki pencari rumput itu mengambil tas besar berisi uang hasil curian dan membawanya pulang. Sesampainya di ujung kampung, lelaki tua itu dituduh sebagai pencuri rumah juragan Purel yang semalam kecolongan.


Kini lelaki tua itu mendekam di penjara.

Terimakasih
Malang, 10 Februari 2020
Ali Ahsan Al Haris

LELAKI DI SEBUAH DESA


LELAKI DI SEBUAH DESA



Ada seorang penduduk desa. Dia tidak tahu cara membaca dan menulis. Dia sering melihat orang yang memakai kacamata untuk membaca buku atau koran. Dia berpikir, “Andaikan saya memiliki kacamata, saya bisa juga membaca seperti orang lain. Saya harus pergi ke Kota dan membeli kacamata sendiri.” Pikirnya.


Kemudian suatu hari dia pergi ke kota. Dia memasuki toko kacamata. Dia meminta penjaga toko untuk mengambilkan sepasang kacamata baca. Penjaga toko memberinya berbagai pasang kacamata dan sebuah buku. Warga desa yang diketahui bernama Ali itu mencoba semua kacamata yang ada di toko. Hasilnya nihil, dia tetap tidak bisa membaca.


Ali lalu mengatakan kepada penjaga toko jika semua kacamata itu tidak berguna baginya. Dengan heran penjaga toko menghampirinya, kemudian dia melihat buku itu dalam keadaan terbalik. Penjaga toko berkata, "Mungkin Bapak tidak tahu cara membaca."


Ali yang merasa geram menjawab, “Tidak, kacamatamu yang salah. Coba carikan saya kacamata yang lain sehingga saya bisa membaca seperti orang lain.


Sembari menahan tawa, penjaga toko menjelaskan dengan ramah ke Ali., "Pak, bukan kacamata dari toko kami yang salah. Apa Bapak buta huruf?”. Tetap menahan tawanya, penjaga toko melanjutkan “Bapak yang baik, perlu Bapak tahu jika Kacamata tidak dapat membantu Bapak pandai membaca atau menulis. Kacamata hanya membantu Bapak melihat lebih baik. Pertama-tama Bapak harus belajar membaca dan menulis terlebih dahulu."


Cerita ini terinspirasi dari seseorang bernama Ali yang ingin sekali menjadi penulis, sampai pada perjuanganya dia membeli laptop yang mahal agar dia dapat mengetik banyak naskah. Waktunya banyak ia habiskan di depan laptop, sampai ia tersadar jika laptop mahal bukan jaminan seseorang dapat menulis. Pun dengan sebuah tulisan, panjanganya sebuah tulisan sama sekali tidak ada hubunganya dengan kualitas tulisan.

Terimakasih
Malang, 10 Februari 2020
Ali Ahsan Al Haris

Saturday, February 8, 2020

ADU KUAT ANTARA ANGIN DAN MATAHARI


ADU KUAT ANTARA ANGIN DAN MATAHARI


Suatu ketika di atas Pulau Jawa, Angin dan Matahari adu mulut. "Aku lebih kuat darimu" kata si Angin. "Tidak, kamu tidaklah kuat", kata Matahari. Ditengah perdebatan yang tak berujung itu, terlihat seorang musafir berjalan di seberang sungai.

Musafir itu memakai topi di kepalanya. Matahari dan Angin sepakat bahwa siapa yang berhasil memisahkan topi dari kepala si musafir itu lah yang lebih kuat.

Angin mengambil kesempatan pertama. Dia meniup dengan sekuat tenaga untuk menghempaskan topi itu dari pemiliknya. Tetapi semakin keras dia meniup, semakin kencang si musafir mencengkeram topi itu ke kepalanya. Perjuangan berlanjut sampai giliran Angin berakhir.

Sekarang giliran Matahari. Matahari memancarkan radiasinya sekuat tenaga agar musafir kepanasan. Dan benar, musafir itu merasa kepanasan. Musafir membuka topinya, hal itu membuat Matahari makin tersenyum. Saat musafir merasa tambah kepanasan, dia membuka semua bajunya, menjatuhkan pakaian dan barang bawaanya ke tanah. Kini si musafir telanjang bulat.

Saat Matahari merasa dirinya menang dari Angin karena telah membuat musafir melepaskan topi dari kepalanya, tiba-tiba si musafir lari ke pelataran sungai dan mejeburkan tubuhnya ke sungai.

Di tengah kebingungan Matahari dan Angin, tiba-tiba Air berkata “Aku lah yang paling di antara kalian”

Malang, 8 Februari 2020
Ali Ahsan Al Haris

BEKERJA ADALAH IBADAH


BEKERJA ADALAH IBADAH



Suatu hari yang cerah di musim hujan, seekor Jangkrik berjemur di bawah sinar matahari yang hangat. Tapi dia merasa sangat kelaparan, dia belum makan apa pun sejak tadi malam.


Jadi, dia mencari sesuatu untuk menenangkan rasa laparnya. Tiba-tiba, dia melihat beberapa semut
membawa benih ke lubang rumahnya.


Jangkrik pergi mendatangi semut yang tampak keberatan membawa benih-benih untuk mereka timbun, Jangkrik bertanya dengan rendah hati, "Bisakah kamu menolong aku?, berikan saya beberapa biji untuk saya makan. Sahut Jangkrik.


“Saya belum makan apapun sejak kemarin. Saya hampir mati kelaparan”, Sahutnya lagi


Sembari keheranan, Semut bertanya kepada Jangkrik, "Apa yang kamu lakukan sepanjang musim panas? Apakah kamu tidak menyimpan makanan untuk musim hujan? "


Dengan wajah memelas si Jangkrik menjawab, "Sebenarnya saya menyimpan makanan sepertimu, tapi sudah saya habiskan sebelum musim hujan tiba. Makannya musim ini saya tidak memiliki persedian makanan apa pun."


Semut tersenyum dan berkomentar, "Lantas kau hendak meminta jatah makanan kami? Bukanya musim hujan tahun lalu kau juga melakukan hal yang sama kepadaku."


Si Jangkrik memalingkan wajahnya dan berjalan pergi.


Sambil menatap punggung si Jangkrik, Semut berkata "Hei Jangkrik, Bekerja adalah sebuah ibadah nyata".


Malang, 8 Februari 2020
Ali Ahsan Al Haris