Sunday, March 26, 2023

Sinau Bareng dengan Anakku


Berguru Kepada Anakku

Di acara Majelis Masyarakat Maiyah Relegi Malang edisi 96 di Rumah Maiyah Al-Manhal Malang, entah saat itu kita sedang bicara sub bab apa, kurang lebih Cak Yudi Rochmat mengatakan ke para jamaah yang hadir seraya menatap saya.

“Anak usia satu sampai dua tahun, sedang proses belajar What (Apa) dan Who (Siapa). Coba kita ingat kembali saat anak-anak kita di umur itu, pasti akan bertanya kepada orang tuanya dengan awalan apa dan siapa”. Saya lupa persisnya apa yang dikatakan Cak Yudi, kurang lebih ringkasnya seperti itu.

Selesai majelisan, apa yang diutarakan oleh Cak Yudi menancap betul dipikiranku. Saya mencoba memutar ulang memori dengan anak saya setahun kebelakang.

“Oh ya ya, pantes kok anak ku senengane tekok ae iki opo dan sopo. Tibake kuwi toh seng dimaksud karo Cak Yudi”, batinku.

Sebagai rasa syukur dan terima kasihku ke Cak Yudi, saat itu juga saya sering sinau bareng dengan anakku . Tak tenani sinauku, dengan bantuan sumber yang terbatas dan asal gayuh, ada beberapa poin yang aku catat dan pastinya perlu tambahan lagi dari pembaca yang budiman.

Ketemu istilah asing jenenge kognitif. Jan jane aku dewe yo nggak paham bohoso opo iku, tapi kurang lebih artine kemampuan mental dan intelektual yang berkembang seiring pertumbuhan dan perkembangan fisik dan emosional anak kita. Ringkasnya, perkembangan kognitif itu meliputi berbagai kemampuan, seperti memahami, memproses, mengingat, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitar.


Kalau sampeyan pernah denger akademisi bernama Jean Piaget, beliau membagi perkembangan kognitif ke beberapa tahap:

  1. Tahap sensorimotor (0-2 tahun): anak belajar melalui pengalaman langsung dan penggunaan indera mereka untuk memahami dunia sekitarnya.
  2. Tahap praoperasional (2-7 tahun): anak mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir simbolis dan berbahasa serta memahami perspektif orang lain.
  3. Tahap operasional konkret (7-12 tahun): anak mulai mampu berpikir logis dan mengembangkan kemampuan untuk memahami hubungan sebab-akibat dan mengklasifikasikan objek-objek.
  4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas): anak mulai mampu berpikir secara abstrak dan logis, serta mulai memahami konsep-konsep seperti hipotesis, deduksi, dan penalaran.

Saat menuliskan ini, remang-remang di pikiranku terbayang roadmap pengasuhan yang dilakukan bapak lan ibu ku biyen. Apa yang sudah dilakukan ke saya dan apa yang perlu saya tambah dan kurangi ke anakku sekarang. Nulis model ngene iki dadine aku ileng para influencer pengasuhan seng pernah ngomong “Kita harus jadi sosok ayah, rekan dan sahabat bagi anak kita di usia-usia tertentu”. Entah yang influencer katakan benar tidaknya, setidaknya saya baru paham yang mereka katakan dengan mengacu seng pernah di omongake Mbah Jean Piaget di atas.


Perkembangan kognitif pada anak ternyata sangat penting karena mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar, memecahkan masalah, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. PR nya tinggal kita sebagai orang tua bisa atau tidak membantu anak-anak kita dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan memberikan pengalaman belajar yang menarik dan bervariasi.


Sekarang kita kembali lagi dengan yang dimaksud Cak Yudi. Kenapa kok What dan Who?

Anak usia dua tahun sedang mengalami tahap perkembangan kognitif (sudah dijelaskan di atas) yang disebut dengan tahap sensorimotor. Tahap ini ditandai dengan kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungannya melalui indera dan gerakan tubuhnya.


Dalam tahap ini, anak sering bertanya "what?" dan "who?" karena mereka sedang belajar tentang dunia di sekitarnya. Mereka ingin tahu nama-nama benda dan orang-orang yang mereka lihat dan temui. Anak-anak pada tahap ini cenderung lebih aktif dan ingin bergerak untuk menjelajahi lingkungan sekitar mereka.

Selain itu, anak usia dua tahun juga sedang mengalami tahap perkembangan sosial yang penting. Mereka mulai belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, termasuk memahami emosi dan perasaan orang lain serta belajar cara berkomunikasi dengan orang dewasa dan teman sebayanya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat pada tahap ini.

Baca juga: Apa itu Maiyah?

Sebelum berakhir, izinkan saya menjelaskan secara sederhana boso asing bernama sensorimotor. Masih menurut Mbah Jean Piaget, sensorimotor adalah salah satu tahap perkembangan kognitif pada anak yang terjadi pada usia 0-2 tahun, di mana anak belajar dan memahami dunia sekitarnya melalui penggunaan indera mereka dan gerakan tubuh.

Pada tahap sensorimotor, anak mulai mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik, seperti meraih dan menggerakkan benda-benda, serta memahami hubungan antara gerakan tubuh mereka dengan lingkungan sekitar. Anak juga mulai mengeksplorasi lingkungan dengan memasukkan objek ke dalam mulut dan menggenggam objek-objek. Tak usah heran dan kita amini bersama saat anak kita di usia tersebut terbiasa memasukan benda yang ditemuinya ke dalam mulutnya dan melempar barang, termasuk HP nya pak mbok e.


Masih menurut Mbah Jean Piaget, anak di usia ini mulai mengembangkan konsep bernama objek yang permanen (saya tidak tahu istilah lainnya, mohon maaf jika sulit dipahami), yaitu kesadaran bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat. Contohnya seperti ini, saat anak kita melempar mainannya ke balik kursi, anak pada tahap ini atau tahap sensorimotor belum mampu memahami bahwa mainan itu aslinya masih ada di balik kursi. Biasanya yang terjadi adalah anak kita bakal menangis karena mengira mainannya hilang. Namun, ketika anak mencapai tahap berikutnya, anak dapat memahami bahwa objek itu masih ada meskipun tidak terlihat (di balik kursi).


Mengingat tahap sensorimotor tidak kalah penting dalam membantu anak mengembangkan kemampuan motoriknya, kita sebagai orang tua idealnya senantiasa membantu stimulasi perkembangan tahap sensorimotor pada anak dengan memberikan benda-benda yang dapat dipegang dan dirasakan oleh anak secara langsung. Saya sendiri untuk menstimulasi sensorimotor nya sering mengajaknya jalan-jalan tanpa memakai sandal, bermain lumpur, bermain pasir dan berjalan di rerumputan.


Tulisan ini saya bagi kepada pembaca yang budiman, perihal teori yang saya tulis benar atau tidak mohon dimaafkan dan mohon panjenengan tambahkan. Semoga bermanfaat dan salam sehat.

Baca kumpulan tulisan Ramadhan 2023 di sini

No comments:

Post a Comment