Showing posts with label PENDAPATKU. Show all posts
Showing posts with label PENDAPATKU. Show all posts

Friday, December 23, 2022

Apa Saja Penyebab Seseorang Selalu Mengantuk dan Bagaimana Cara Menghilangkannya

mengantuk/aliahsanalharis

Mengantuk adalah perasaan yang muncul ketika seseorang merasa sangat letih atau ingin tidur. Ini dapat disebabkan oleh kekurangan waktu tidur yang cukup atau kualitas tidur yang buruk, serta beberapa faktor lain seperti stres atau kelelahan emosional. Orang yang merasa mengantuk akan cenderung merasa lesu, tidak fokus, dan sulit berkonsentrasi. Mengantuk juga dapat menyebabkan seseorang merasa mudah tersinggung atau mudah marah. Jika seseorang terus merasa mengantuk, maka ia mungkin perlu mengevaluasi kebiasaan tidurnya dan mempertimbangkan untuk mendapatkan bantuan medis jika diperlukan.

Tuesday, December 20, 2022

Peran Keluarga Dalam Kepengasuhan Anak



Peran Keluarga Dalam Kepengasuhan/Ali Ahsan Al Haris

Pengasuhan adalah proses membesarkan dan merawat anak-anak sampai dewasa. Pengasuhan merupakan tanggung jawab besar bagi orang tua atau pengasuh, terutama dalam membentuk karakter dan tingkah laku anak-anak agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Monday, December 19, 2022

Mengenali Penyebab Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya

Tantrum/aliahsanalharis

Tantrum adalah tingkah laku yang sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Biasanya, tantrum terjadi ketika anak merasa frustasi, marah, atau tidak puas dengan sesuatu. Gejala tantrum bisa berupa tangisan, teriakan, atau bahkan kegiatan fisik yang ekstrim seperti goyang-goyang atau meronta. Tantrum sering terjadi karena anak belum memahami cara mengekspresikan perasaannya dengan cara yang tepat, atau karena mereka belum diajarkan cara mengatasi frustasi dan kemarahan dengan cara yang positif. Sebagai orang tua, penting untuk memberikan dukungan dan menunjukkan cara mengatasi emosi yang tepat kepada anak-anak kita agar mereka dapat mengembangkan kemampuan emosional yang baik di masa depan.

Sunday, May 8, 2022

Hikmah Silaturahmi 2: Duda 65 Tahun itu Menikah Lagi

Sumber Ilustrasi Gambar: unsplash

Pada edisi pertama, saya menulis tentang perempuan yang dua puluh lima tahun lebih hidup menjanda. Dari kehidupannya itu, ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik, terutama pada babakan seni hidup berumah tangga.

Di edisi yang kedua, saya akan bercerita tentang duda bernama Lintang (nama samaran). Di kampung, ia cukup dihormati para warga. Lintang menyandang status duda saat berumur 65 tahun atau 5 tahun yang lalu. Mendiang istrinya meninggal karena gagal jantung.

Saturday, May 7, 2022

Hikmah Silaturahmi 1: Bertemu Janda

Sumber Ilustrasi Gambar: pixabay
Saya mengenal seseorang yang dua puluh lima tahun lebih hidup menjanda? sebelum ada jawaban, tentu ada latar belakang masalahnya. Inilah serunya jika berbicara dengan orangtua.

**
Ia (perempuan yang saya kenal) menikah di umur 24 tahun. Entah bagaimana ceritanya, laki-laki yang ia nikahi itu sebelumnya sudah memiliki istri. Parahnya, ia tahu suaminya sudah beristri lewat hal yang tidak pernah ia duga sekali pun. Yakni istri pertama datang ke kantor tempatnya bekerja dan melabraknya. Ia dituduh perebut lelaki orang. Seisi penghuni kantor heboh, semua pasang mata bertanya seraya menghakimi "masa iya temanku ini perebut lelaki orang?" -salah seorang perempuan berujar.

Monday, April 25, 2022

Jamaah Warung Kopi dan Desas-desus Korupsi Berjamaah

Sumber Gambar : Twitter Humas Pemda  DIY
Di samping Masjid dekat rumah ada sebuah warung kopi, selepas sholat Tarawih, saya dan beberapa jamaah sering "nyangkruk" di sana sembari minum kopi, makan gorengan dan rerasan. Saat weekend, Masjid dan warung akan sangat ramai. Maklum, mayoritas jamaahnya para pekerja luar kota.

Bagi saya dan beberapa jamaah lainnya, warung kopi ini bagaikan saksi bisu untuk cerita-cerita kami. Mulai dari 'ngrasani' Jokowi sampai yang saya dengar secara langsung Sabtu (16/04) minggu lalu: "Desas-desus Korupsi Berjamaah".

Tidak patut dibilang kelompok, namun jamaah shalat Tarawih yang biasa ngopi ke warung samping Masjid, orangnya ya itu-itu saja. Termasuk saya.

Sunday, April 24, 2022

Sumur dan Sedekah

Sumber Gambar: Unsplash
Dari sekian banyak nasihat yang pernah kita terima, pasti ada salah satu atau dua yang menghujam ke hati, menusuk ke palung terdalam dan menjadi kompas kehidupan kita. Begitu juga yang saya alami. Meski realitasnya masih belajar mempraktekkannya, bersedekah ternyata gampang-gampang sulit.

Mari kita perkecil pembahasannya. Sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun, sedekah mencakup segala amal, atau perbuatan baik.

Tuesday, April 19, 2022

16 Tahun Perjalanan MAJ-KZ: Dulu, Saya Kira Tempat Pengobatan Alternatif


Rutinan MAJ-KZ (Sumber Foto: Kafi Kita)
Desa Karangrandu, namanya. Letaknya boleh dibilang ditengah-tengah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dulu dikenal sebagai lumbung padi Jepara, lebih heroik lagi banyak yang bilang sebagai salah satu lumbung padi Jawa Tengah. Kota di pesisir utara Jawa itu beberapa kali mendapatkan gelar sebagai Kota Adipura. Jarak dari Semarang kurang lebih 78 KM, memakan waktu 1 jam 50 menit jika kalian naik sepeda motor ke Kota Ukir atau sebaliknya.

Berbicara Karangrandu, di sebagian benak orang akan mengingat: desa ini dikenal dengan gethuk, pecel, telur asin dan Helikopter. Contoh yang terakhir adalah bukti sejarah desa ku. Alhamdulillah, setidaknya pernah tercatat sejarah meski sebagai bahan bullying.

Friday, April 15, 2022

Mau Dibawa ke Mana Kegiatan 41 Hari Menulis?

Sumber foto: unsplash.com
Di awal kemunculannya, kegiatan ini dapat dikatakan langka. Memang sudah bermunculan kegiatan sejenis seperti membagikan gambar yang mengejawantahkan semangat dan optimis. Tapi tidak untuk tantangan menulis dengan rentan waktu yang cukup lama. Memasuki tahun keempat, perjuangan rekan-rekan Indokaff Bahagia memulai kegiatan ini mulai tampak titik terangnya. Saya amati, dua tahun kebelakang pesertanya cukup banyak dan produktif dalam memproduksi tulisan-tulisan dengan gayanya masing-masing.

Memasuki minggu ketiga Ramadhan, mayoritas peserta cukup konsisten dengan tema yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. Setiap menjelang tidur, saya spot check postingan rekan-rekan, banyak dari cerita-cerita mereka menarik, menginspirasi dan menghibur.

Thursday, April 14, 2022

Slametan Sela: Megengan & Maleman

Sumber foto: radarbromo.
Sebagai orang Jawa dan beragama Islam, ada satu hal yang sangat identik dan melekat: Slametan (Hajatan/Syukuran). Slametan terbagi kedalam empat jenis: (1) yang berkisar di sekitar krisis kehidupan kelahiran, khitanan, perkawinan dan kematian; (2) yang berhubungan dengan hari-hari raya Islam, seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha dan sebagainya; (3) yang berkaitan dengan integrasi sosial desa, biasanya identik dengan Bersih Desa: kegiatan pembersihan dari mahluk halus jahat; (4) Slametan Sela yang diselenggarakan dalam waktu yang tidak tetap, tergantung kepada kejadian luar biasa yang dialami oleh seseorang, seperti: ganti nama; berangkat haji; sakit; kena tenung; pindah rumah atau rencana merantau.

Wednesday, April 13, 2022

Unpopular Opinion: Cara Cepat Kaya

Sumber Foto: Unsplash

Tulisan ini bukan hasil dari penelitian ilmiah. Tidak banyak metode dan referensi penelitian pembanding yang saya gunakan. Ini hanya refleksi diri saja, mengamati dan mengkaji lingkungan sekeliling. Selain itu, tulisan ini sebagai hiburan saja. Agar timeline Facebook kalian sekali-kali adem dong, tidak ada berita demo, info pencurian atau berita porno.

Di tahun 2014 (Geblek banget kan) saya mulai tersadar bagaimana seseorang bisa memiliki banyak uang. Rezekinya kok lancar dan mengalir deras bagai sumber mata air. Keberadaan orang tersebut bak sebuah pohon yang tinggi dengan ranting dan dahan yang melebar, membuat teduh dan nyaman siapa saja yang ngadem di bawahnya. Namanya juga pohon, ada yang memanfaatkan untuk rehat, pun yang mengeksploitasi demi kepentingan pribadi (parasit).

Thursday, April 7, 2022

Sebuah Gang di Dekat Soto Kadipiro

Dok Pribadi


Soto Kadipiro, banyak berjajar di sepanjang Jl.Wates, Bantul, Yogyakarta. Kita tak perlu berdebat mana Soto Kadipiro yang asli atau bukan. Dari semua penjual Soto di sepanjang Jl. Wates, memang tampak ramai, yang membedakan hanya model bangunannya saja. Selain itu, saya datang kesana untuk makan, bukan survey studi kelayakan sebuah warung makan. Dari sekian banyak warung, saya memilih makan di Soto Kadipiro Plus (Putra Pak Tahir) beroperasional sejak tahun ‘70 an, persis berseberangan dengan SPBU Pertamina 44.551.06 Kadipiro.

Saya berkunjung pada 27 Februari bulan kemarin. Bagi tamu yang datang dengan memakai sepeda motor tidak cukup masalah, mulai rumit saat kalian datang membawa mobil dan kedapatan warung sedang padat pengunjung. Adanya petugas parkir memang cukup membantu, tapi tidak dengan terbatasnya lahan parkir. Lebih nyaman jika kalian parkir di SPBU kemudian jalan kaki.

Wednesday, April 6, 2022

Lima Alasan Yang sering Digunakan Karyawan Cafe Resto Mengundurkan Diri


Sebelum bicara lebih lanjut, di Industri Food & Beverage lumrah mengikat karyawan dengan pelbagai macam kontrak kerja. Umumnya ada tiga: tahunan, bulan dan harian. Bahkan, dalam satu Cafe Resto lumrah ditemui status kepegawaian yang terbagi menjadi tiga. Mengapa bisa begitu? Dunia Food & Beverage identik dengan pasang surut. Tidak ada yang bisa menjamin flow Cafe Resto dalam lima tahun stabil. Kalaupun ada, hanya ditemui di Cafe Resto besar dengan modal yang besar pula.


Umumnya, mengetahui Cafe Resto yang settle itu dilihat apakah umur operasionalnya lebih dari lima tahun. Lha wong bisa jalan tiga tahun saja sudah syukur kok. 


Alasan lain mengapa industri Food & Beverage cepat redup karena banyak yang sekedar mengikuti trend. Masih hangat dalam ingatan kita bisnis Coffee Shop, Ayam Geprek, Bakso dan kini Varian Boba. Berapa lama umur usaha tersebut? Mentok cuman dua tahun? Banyaknya pesaing serupa dan karakter milenial yang tidak loyal terhadap sebuah brand serta jelinya mereka terhadap harga menjadikan bisnis-bisnis tersebut tumbang sebelum mencapai Break Event Point (BEP).

Tuesday, April 5, 2022

Lima Kebutuhan Pelanggan yang Wajib Diketahui Para Wirausaha




Sebagai orang yang bergelut di industri Food & Beverage, selanjutnya saya singkat FB. Nyawa utama kita ada pada tiga hal: Produk, Layanan dan Inovasi. Ketiga hal itu kudu berjalan beriringan jika ingin meraup untung yang maksimal. Mungkin beberapa diantara kita pernah berkunjung ke sebuah Cafe atau Restoran (saya sengaja memberikan dua contoh itu selain saya sendiri bekerja pada bidang FB, bidang tersebut banyak memiliki substitusi) ada Cafe yang menawarkan produknya dengan sangat baik, tapi pelayanannya kurang bagus. Ada juga Cafe dengan suasana yang instagramable, namun produk yang dijual biasa saja. Mengunjungi Cafe dengan ciri seperti itu, membuat saya merasa eman. "Tempatnya bagus, interiornya oke banget. Tapi yang dijual itu-itu aja, pelayanannya juga kurang baik". Pernah mengalami hal ini? Lantas, sebagai orang yang bergelut pada industri FB, apa yang seharusnya kita lakukan? Coba lakukan lima hal sederhana ini.

Monday, April 4, 2022

10 Tips Membeli Rumah Yang Tak Pernah Kalian Temukan Di Mana Pun



Rumah menjadi kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi manusia. Selain menjadi tempat tinggal, rumah juga (dianggap) sebagai aset mengingat harganya yang naik setiap tahun. Bagi generasi milenial seperti saya, membeli rumah berada di urutan nomor sekian. Banyak artikel membahas jika generasi kami lebih mementingkan pemenuhan gaya hidup seperti: makanan; fesyen; traveling dan gawai. Selain alasan tersebut, generasi kami dianggap tidak pandai menabung dan berinvestasi buntut gaya hidupnya yang hedon. 


Daripada berlarut-larut dalam kebingungan dan keraguan mau membeli rumah. Generasi milenial wajib membaca 10 tips membeli rumah yang tak akan pernah kalian temukan dimanapun. Ingat, mumpung masih muda dan kuat bekerja.

Saturday, February 5, 2022

Belajar Menjadi Pendengar

 



Saat masih kecil, saya selalu menjadi pendengar yang baik. Terutama saat dinasehati kedua orang tua. Seringnya sih kumat, memilih diam agar dikira Bapak atau Ibu, jika anaknya mendengar nasihat-nasihatnya. Mengingat masa-masa itu, rasanya ingin me rewind dan mendengar dengan takzim nasihat-nasihatnya.

Di luar rumah. Saya, masih tetap menjadi pendengar yang baik. Beberapa tetangga menganggap kalau saya orangnya cuman "Enggah, Enggeh, Tok". Hahaha. Memang benar juga. Lha yaopo! Di fase itu, saya tidak tahu cara merespon sebuah nasihat selain "Enggeh", "Huumm", "Iyooo" dan "Siap". Bakal gokil jika saya menimpalinya, pasti saya dicap sebagai pembantah dan pembangkang. Nah, repot kan!

Kini, saya kok merasa tidak pernah menjadi pendengar yang baik.

Di rumah, saat Istri sedang bercerita tentang pekerjaannya atau cerita tentang anak kita bermain di sore hari dengan anak-anak tetangga. Saya benar-benar tidak mendengarnya dengan baik. Kita sibuk bicara sendiri-sendiri. Istri selesai cerita, gantian saya. Begitu terus.

Monday, July 12, 2021

Setelah Cebong Kampret, Kini Muncul Jamaah Tidak Percaya Covid-19






Ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap adanya Covid-19, bisa karena matriks pengetahuannya, bisa juga karena ketidaktahuannya. Ada orang yang tidak percaya pada sesuatu karena pengetahuannya melampaui sesuatu yang ia tidak percayai, atau bisa juga karena ia tidak punya pengetahuan. Opsi lain karena silang sengkarut pemberitaan mengenai sesuatu hal, membuat ia memasang pertahanan dengan cara tidak mempercayainya. Fakta menunjukkan bahwa orang yang percaya adanya Covid-19 bisa terpapar atau bisa juga tidak terpapar Covid-19. Sementara orang yang tidak percaya pada adanya Covid-19 juga ada yang terpapar dan ada yang tidak terpapar. (Mbah Nun, 2021).


Saat Covid meledak di Wuhan, saya sempat meremehkan virus tersebut tidak akan sampai ke Indonesia, apalagi kok berani-beraninya masuk Malang. Bebal sekali kan. Perlahan, saya percaya kalau Covid itu nyata. Lha wong buktinya ada kok, yang mati banyak. Namun kepercayaan itu tidak berarti menjadikan saya parno. Ya tetap slow, bentuk ikhtiarnya agar tak terjangkit ya memakai masker dan minum vitamin.


Setahun lebih pandemi berlangsung, masyarakat kita muncul cluster baru. Kalau dulu Cebong dan Kampret. Sekarang percaya covid dan tidak. 


Hal tersebut menarik dibahas karena bukti covid memang ada. Ribuan orang mati di pelbagai daerah, Faskes dan RS kewalahan dengan banyaknya kasus covid, dan masih banyak orang yang bilang covid itu konspirasi. Gini gini, kalau toh benar konspirasi, idealnya kita tak denial. Seng mati lho okeh, Cak. Dalih yang sering mereka gunakan: Covid hanya ada di RS, belum pernah ada orang mati karena covid di jalan, sawah atau pasar, matinya rata-rata di RS; dia mati karena dicovidkan oleh RS dll. Masyarakat terkesan dibenturkan dengan Nakes. Memang repot kalau berhadapan dengan orang bebal.


Skipp


Adanya cluster yang percaya dan tidak terhadap covid membuat saya penasaran akar masalahnya. Kok moro-moro gak percaya, padahal buktinya banyak. Analisis klinisnya dapat kita akses di google, eh kok … Hal beginian kadang bikin gemes, mau ngasih tahu orang lain kalau covid itu nyata ke cluster tak percaya covid, yang ada malah debat kusir. Tak berujung, emosi. Begitu juga dengan yang saya alami. Memilih menjalankan protkes sendiri daripada harus berlelah lelah menghimbau orang. Kesel, Cak. 


Silahkan hidup berdaulat, tapi yo jangan lupa pertimbangan sosialnya. Sudah tahu zaman genting seperti ini, mbok ya kalau ke luar rumah; fasum; pasar dll pakai masker. Ora ndung nantang-nantang covid ngunu lah


Tuesday, July 6, 2021

Jepara Masih Kota Ukir?


Sumber Foto: Istimewa

Ditengah-tengah kesibukan saya menjadi buruh, aktivitas menulis dan membaca akhir-akhir ini menjadi skala minoritas. Maklumlah, namanya juga ikut orang, kalau buka usaha sendiri mungkin waktu membaca dan menulis tidak akan sekacau sekarang ini, etsss. Tidak ada jaminan juga jika memiliki usaha sendiri lantas ekspektasi
upgrade diri semacam tadi menjadi skala prioritas. Sudahlah, kita kembali masuk track dari tulisan ini.

Apa sudah pantas, jika pemuda-pemudi Jepara, terkhusus masyarakat Jepara itu sendiri berwacana untuk memperjuangkan Jepara lewat ukir? Mengapa hal ini saya tanyakan? Karena berangkat dari observasi saya pribadi, dengan banyaknya industri garmen berekspansi ke kota ukir, masyarakat Jepara memang memiliki opsi dalam memilih pekerjaan. Akan tetapi di sisi lainya, sektor kreatif seperti relief di Jepara menjadi sektor yang bisa saya bilang, sangat serius terkena dampaknya dalam hal, mencari sumber daya manusia yang mau memilih profesi tukang ukir.

Perlu kita ketahui bersama, Jepara saya ibaratkan memasuki badai iklim usaha furniture yang ekstrim. Tempat saya lahir ini telah mengalami kesulitan stok bahan baku produksinya, dimana bahan baku ini menjadi elemen yang sangat penting untuk berjalanya usaha ukir itu sendiri, apalagi jika bukan kayu.

Setelah di hajar dengan kesulitan mencari bahan baku utama yang murah, pengusaha mebel asli Jepara di hajar lagi dengan masuknya para kompetitor-kompetitor dari Negara asing. Tentu hal ini bermula dari politik pasar bebas dunia yang mengharuskan Indonesia mau tak mau harus ikut gabung. Kalau tidak gabung bagaimana? Tentu Indonesia secara perpolitikan global akan mengalami kesulitan dalam mengekspor produknya ke luar negeri, sedangkan di dalam negeri kebanjiran produk-produk asing dan aseng, hihihi.

Impact dari masuknya modal asing ke Jepara membuat pengusaha lokal kalah dalam segala lini, kalaupun bisa bersaing hanya di irisan-irisan kecil saja. Modal asing yang masuk ini akan dapat dengan mudah membeli semua, dari pasar dan tenaga kerja. Toh, nyatanya sekarang memang seperti itu.

Pemerintah pusat beberapa kali memang menurunkan suku bunga untuk para pengusaha dalam negeri, namun hal tersebut tak pernah konsisten mengingat perpolitikan dalam negeri yang suka tak jelas sehingga membuat kebijakan di sektor ekonomi terkena imbasnya juga. Berbeda dengan para pemodal asing, mereka mendapatkan pasokan dana yang besar dari Bank negaranya dengan bunga yang lunak.

Para pemodal asing dari Jerman, Cina, Korea, Jepang dan Amerika yang merebak di Jepara mendirikan pabrik-pabrik di beberapa kecamatan dengan mudah membeli bahan baku produksi berupa kayu log untuk diolah dengan kekuatan modalnya yang besar. Mudahnya mencari bahan baku produksi, berbanding lurus dengan pabrik-pabrik asing mencari tenaga kerja karena pabrik tersebut produksinya lancar, honor mingguan pun ikut aman. Berbeda dengan pabrik-pabrik mebel yang dimiliki orang lokal, kesulitan membeli bahan baku juga berbanding lurus dengan mencari tenaga kerja.

Nah ini bagian paling seru yang ingin saya ceritakan. Modal asing juga banyak menggeser para pemain lokal yang dulunya kelas kakap. Jepara dulu dikenal orangnya yang kaya raya, tajir dengan rumah bertingkat karena banyak orang lokal yang menjadi eksportir. Naas, sekarang posisi mereka hanya menjadi pemain lini kedua, menjadi sub-eksportir di pabrik asing. Nasib para perajin yang dulunya banyak di pabrik-pabrik lokal dan pelosok kampung Bumi Kartini, kini menjadi buruh di pabrik-pabrik asing yang banyak bercokol di Jepara. Para pemasok yang dulunya menjadi juragan kecil di pelosok kampung kini menjadi mandor di pabrik. Semua telah perlahan direkrut oleh pengusaha asing.

Kini, Jepara sedang di gandrungi investor asing yang bergerak di bidang tekstil dan garmen. Lantas, apa yang terjadi di jepara sepuluh tahun kedepan. Apa masih layak kita beri predikat Jepara kota ukir, atau apakah Jepara Masih Kota Ukir?

Artikel asli pernah dimuat di situs jeparaupdate.co

 

 


Saturday, May 22, 2021

Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Lewat Mimpi

 

Cek Instagram: pedagang kampung

Kisah diawali seorang perempuan yang gagal menikah. Rencana pernikahan tersebut gagal di malam sebelum mereka menikah. Ia terluka dan sakit hati. Keluarganya sangat malu mendapatkan kabar tersebut, esoknya keluarganya sibuk menjelaskan ke para tetangga dan kolega kalau pernikahan anaknya tidak jadi.

Paling menyakitkan, perempuan yang dipilih bakal suaminya itu adalah sahabat baiknya sendiri. stres mengetahui hal tersebut, ia sempat mengiris pergelangan tangannya dengan pisau dapur, untung waktu itu ketahuan adiknya, kalau tidak, kini ia sudah tak lagi punya tangan. Karena ulahnya itu, anggota keluarganya bergantian menjaganya di dalam kamar siang dan malam, tidak lupa juga mengontrolnya agar tidak telat mengkonsumsi obat.

Pekerjaan sebagai penjaga perpustakaan di sebuah universitas harus ia tinggalkan terlebih dahulu sampai ia sembuh.

Pada waktu itu lah, mimpi-mimpi itu mulai datang. Dalam mimpinya, ia tak hanya bertemu dengan pria tampan, melainkan di mimpinya juga menjanjikannya kehidupan yang layak dan bahagia. Awalnya ia mengira kalau mimpi itu hanya reaksi dari obat yang ia minum. Satu minggu berlalu, dua minggu berlalu, tiga berlalu mimpi itu terus datang. Seperti video rekaman yang diputar berulang. Namun, ia takut mau bercerita tentang mimpinya itu ke siapa. ia takut kalau dikira sudah sembuh. Ia tak suka pujian basa-basi seperti itu mentang-mentang kondisinya sudah mulai membaik.

Beberapa kali ia memang mengingat momen saat gagal menikah. Ia menangis dan teriak-teriak yang membuat gempar dan panik seisi rumah. Setelah ia minum obat, kondisinya akan membaik lagi.

Lelaki yang ia temui dalam mimpinya itu berbadan tegap, kulitnya sawo matang. Setiap ia mimpi, lelaki itu berlari-lari di pantai Pangandaran diikuti seekor anjing kampung di belakangnya.

Ia sendiri tak paham mimpinya itu adalah sebuah pesan atau hanya mimpi biasa. Namun, ia terus menerus penasaran dan ingin bertemu dengan lelaki di pantai itu. Kondisi seperti itu, ia tak mungkin izin ke ibunya mau ke Pangandaran dengan alasan liburan, pasti ibunya dan keluarganya yang lain akan khawatir ia melakukan hal yang aneh-aneh mengingat kondisinya baru saja membaik.

Saturday, March 20, 2021

Hati Yang Selesai


Ini adalah tulisan kedua, untuk membaca tulisan pertama silhakan klik Hati Yang Tak Selesai

Selalu menyalahkan keadaan, dan mengutuk bahwa Tuhan tidak adil atas nasib yang sekarang ia terima. Membandingkan hidupnya dengan orang lain, termasuk kontrasnya kehidupan yang ia jalani dengan adik-adiknya. Semua orang yang melihatnya berangkat bekerja, rasanya ingin ia kata-katai dan bangsat-bangsat kan karena ia kira sedang merendahkan profesinya sebagai Satpam.

“Maka yang disebut orang dewasa adalah manusia dengan hati yang selesai”. Kata Mbah Nun.


Si anak pertama yang berprofesi sebagai Satpam ini memiliki tetangga penjual nasi goreng. Ia menggoyang wajan pesanan demi pesanan untuk pelanggannya. Ia curahkan energinya untuk melayani pelanggan dengan sopan dan sebaik-baiknya pelayanan. Meski setiap wajan yang ia goyang tak pernah berharap mendapat uang, ia pasti akan mendapatkannya. Mengapa? Karena itu soal keharusan transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli, itu wajar dan memang logis.

Dalam urusan bekerja dan perniagaan. Kita mengenal konsep Gaji & Pendapatan. Si Satpam setiap bulannya mendapatkan gaji dari kantor. Si penjual nasi goreng setiap harinya mendapatkan penghasilan. Namun kita lupa jika ada kuasa Tuhan bernama Rezeki.